16. AA' SUNDA

1.4K 115 19
                                    

Malamnya, keduanya sedang mengobrol biasa sebelum tidur. Afifah yang masih belum berani berbicara pada suaminya tentang Aksa, sebab ia pun takut merusak pertemanan mereka, apalagi Afif bilang temannya itu sangat baik, apa mungkin ia bisa percaya dengan istrinya?

Tapi, ia harus berbicara secepatnya, sebab ia takut jika Aksa bisa-bisanya mengancam lebih dari ini.

"Gus,"

"Hm?" laki-laki itu menoleh pada sang istri saat sedang menatap ke langit-langit kamar sembari merebahkan tubuhnya.

"Mau bicara serius,"

Kemudian Afif memiringkan tubuhnya sembari menatap Afifah. "Bicara apa?"

"Soal laki-laki yang memperk*sa aku." Afifah mengubah posisinya menjadi duduk, begitupun Afif.

"Apa? Kamu bertemu lagi sama dia? Kamu ingat, kan, wajahnya seperti apa? Supaya laki-laki itu bisa mendapatkan hukuman yang setimpal."

Afifah yang menunduk itu masih ragu saat akan berbicara, ia bingung.

"Syifa?" panggil Afif pada istrinya.

Afifah mengerutkan keningnya saat mendengar kata itu. "Syifa? Syifa siapa, Gus?"

"Kamu." Afif tersenyum. "Nama kamu kan Afifah As-syifa, saya panggil kamu Syifa karna banyak yang panggil kamu Afifah. Biar beda aja."

"Kenapa nggak 'Sayang' aja?" ucap Afifah terkekeh membuat Afif salah tingkah.

"Kamu mau saya panggil Sayang?"

"Terserah Gus," Afifah mengedikan bahunya.

Afif berpikir sejenak untuk mencari nama panggilan untuk nama istrinya. "Jangan Sayang, terlalu pasaran."

"Gimana kalo Bubub?"

Mendengar itu Afifah mengerutkan keningnya, sedikit geli tapi tidak apa. Dari pada suaminya itu memanggil nama, seperti teman. "Boleh. Tapi, memangnya Gus masih belum mencintai aku?"

"Memangnya kamu nggak merasakan? Saya meminta hak saya malam itu, karna saya sudah mencintai kamu. Ingat kata pepatah, cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu." ucap Afif membuat Afifah tersenyum.

"Sekarang giliran kamu panggil saya apa, jangan Gus terus, kaya murid sama gurunya, padahal saya bukan guru kamu."

Afifah berpikir sejenak sampai akhirnya ia tersenyum. "Memangnya mau dipanggil apa?"

"Saya maunya dipanggil Aa', kaya Bunda panggil Abba."

"Oke, Aa'." ucap Afifah membuat Afif tersenyum.

"Siapa laki-laki yang memperkosa kamu?" tanya Afif mulai kembali ke topik awal.

"Laki-laki itu.... Laki-laki yang memperkosa aku adalah... Teman dekat Gus, maksudnya Aa', dia Aksa."

Sontak Afif langsung terkejut bahkan tak percaya. "Kamu serius? Aksa laki-laki baik, nggak mungkin kaya gitu."

"Aku ingat betul wajah laki-laki itu, laki-laki itu memang Aksa."

"Kemarin, waktu kita bertemu Aksa bilang sama aku, kalo aku nggak boleh mengadu sama Aa' kalo dia yang memperkosa aku karna dia takut dipenjara."

Afif terdiam, ia pun mengingat, setelah ia mengenalkan Afifah pada Aksa, Aksa memang terkejut tak percaya bahwa Afifah adalah istrinya.

"Dan waktu Bunda dirawat, kita juga sempat bertemu. Dia mengancam kalo anak ini akan dia bawa setelah lahir, dan kalo aku lapor polisi, dia akan pake aku lagi,"

"Kamu serius?"

"Demi Allah,."

"Saya akan bertemu sama Aksa besok, dan saya akan meminta penjelasan."

KISAH KITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang