05. RESTU BUNDA

1.5K 103 15
                                    

Sebelum baca, harap follow dan vote terlebih dahulu. Instagram : @ffyah18___ Tiktok : @Wattpadpi_

...

"Happy reading"
.
.
.
.

"Ya Allah, mimpi apa aku semalam."

Afifah merebahkan tubuhnya diatas kasur dengan kedua tangan yang terlentang sembari tersenyum dan memejamkan matanya, hari ini benar-benar hari yang terlalu indah bagi Afifah.

"Kenapa? Pulang dari pasar kok seneng banget?" sahut Dinda bertanya, gadis itu tengah menghafal Al-Qur'an dikasur yang berada diatas ranjang Afifah.

"Aneh," sambung Rayna.

Afifah yang masih tersenyum itu mengubah posisinya menjadi duduk. "Dipasar aku ketemu sama Gus Afif sama Ning Alea. Aduh, Gus Afif ngajak aku kenalan, terus Ning Alea juga ngajak aku buat pulang bareng. Mana Ning Alea ngiranya aku pacarnya Gus Afif lagi."

Kedua temannya sontak langsung terkejut. Dinda turun dari ranjang dan duduk disamping Afifah, sedangkan Rayna menyimpan Al-Qur'annya pada meja dan menghadap pada Afifah.

"Hah? Serius?" tanya Dinda menatap Afifah.

Afifah mengangguk dengan senyuman yang berbinar.

"Kok bisa?" tanya Rayna tak percaya.

"Nah, makanya jangan bilang kalo Gus akan dijodohkan dengan Ning. Santri juga banyak kali yang nikah sama Gus atau Ustadz." ucap Dinda dan dibalas anggukan oleh Rayna.

••••••••••••

Setelah dari pasar dan mengantar sang Bunda pulang ke rumah, Afif langsung pergi ke kampus. Sesampainya dikampus, lelaki berparas tampan ini sudah menghela nafasnya saat gadis yang selalu mengikutinya itu kini lagi lagi mengikuti dan mengajaknya makan bareng dikantin kampus, namun Afif selalu menolaknya.

Walaupun sudah menolak berkali-kali bahkan cuek, gadis itu tetap saja memaksa Afif. Ia bernama Maureen.

"Ayo, Fif. Kita makan bareng, sebentar aja kok." ajaknya sembari mengikuti Afif yang terus berjalan.

"Sekali lagi, maaf, Maureen. Saya nggak bisa." ucap Afif yang terus masuk ke dalam kelas membuat Maureen terdiam dan menghela nafasnya.

•••••••••••••

S

etiap jam, menit bahkan detik. Santri wati yang kini berada dikelas ini terus menerus tersenyum mengingat kejadian dimana ia dan lelaki yang ia kagumi itu berkenalan.

Hal itu semakin membuat dirinya yakin bahwa dirinya pasti akan bisa mendapatkan lelaki itu lewat doa-doa malam yang dipanjatkan. Namun, selalu ada juga ucapan-ucapan yang membuat dirinya tak yakin.

"Walaupun kaya gitu, kamu tidak boleh terlalu berharap, ya, Fah. Aku nggak mau kamu nantinya malah sakit karna nggak sesuai ekspetasi." ucap Dinda yang duduk bersebelahan dengan Afifah.

Afifah tersenyum dan mengangguk.

"Gimana pun beliau seorang Gus, dan kita hanyalah santri yang hanya bisa berharap." ucap Dinda lagi.

"Kenapa? Suka sama salah satu Gus disini?" celetuk seorang santri putri, panggil saja dia Arum. Santri yang cukup tomboy diantara santri-santri lainnya.

Gadis yang duduk dibangku yang berada disamping bangku Afifah itu berdiri, lalu mendekat pada meja Afifah. "Gue kasih tau, siapapun disini ada yang suka sama Gus pondok?" tanyanya pada teman-teman dikelasnya, kemudian ia duduk diatas meja.

KISAH KITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang