H A P P Y R E A D I N G
.....
Setelah suaminya berbicara bahwa besok ia akan pergi keluar kota, saat itu juga Afifah membereskan barang-barang yang akan dibawa oleh suaminya besok. Mulai dari baju, handuk, alat sholat, peralatan mandi dan tak lupa Al-Qur'an yang setiap malam harus Afif baca.
Walaupun matanya sangat mengantuk, tapi ini sudah tugas sebagai seorang istri mengurus apapun untuk suaminya.
"Nggak ada camilan, A'. Gimana? Mau beli dulu aja sekarang?"
"Nggak usah, nggak papa. Cuman tiga hari aja." sahut Afif yang sedang mengeluarkan bajunya dari dalam lemari, sedangkan Afifah memasukan dan membereskan ke dalam koper.
"Maaf, ya. Padahal kamu sudah tidur dan ini pun sudah malam, tapi kamu malah harus beresin baju-baju Aa'."
"Nggak papa, kan sudah tugasnya istri." ucap Afifah tersenyum. "Nanti disana, Aa' baik-baik, ya. Fokus kerja sama ibadah, jangan pikirkan aku."
"Kenapa? Kan kamu istri,"
"Soalnya nanti Aa' kangen terus sama aku, hehe." ucap Afifah terkekeh membuat Afif menggelengkan kepalanya sembari tersenyum.
"Intinya, Aa' fokus aja sama diri Aa' sendiri dulu, supaya lancar pekerjaannya."
"Gimana mau fokus? Aa' jauh dari kamu, kamu lagi hamil."
"Aku kan sudah biasa sendiri, jadi jangan khawatir."
Afif tersenyum, lalu menghampiri istrinya yang berjongkok itu. "Iya, sipaling biasa sendiri." ucap Afif menarik hidung istrinya.
"Sakit, Aa'!" ujar Afifah mengelus elus hidungnya.
"Gemesh,"
Setelah selesai beres-beres, kedua melanjutkan untuk tidur karna hari sudah mulai larut malam.
••••••••••••
Menatap pantulan dirinya dicermin sembari merapihkan rambutnya, laki-laki yang sudah bersiap-siap akan pergi. Kemudian ia menatap pantulan istrinua dari cermin yang hanya terdiam diatas kasur, sontak ia menoleh dan menghampiri.
"Kamu kenapa diem aja?" tanya Afif saat berada dihadapan istrinya yang terduduk.
Afifah menatap suaminya yang berada diatasnya, lalu tersenyum tipis. "Nggak papa,"
Afif merasa tidak yakin dengan jawaban istrinya, kemudian ia duduk disampingnya. "Sedih ya, karna mau ditinggal?" tebak Afif sembari terkekeh.
Afifah menoleh sembari mengerutkan keningnya. "Nggak, biasa saja."
"Jangan bohong, Aa' tau kok kamu sedih karna kamu sendirian. Nggak bisa tidur bareng Aa', nggak bisa nyuapin Aa', dan nggak bisa sholat bareng Aa'."
"Yang ada Aa' yang sedih karna nggak ada yang suapin Aa' makan."
"Masih bisa kok makan sendiri," ucap Afif tersenyum. Kemudian lelaki ini menoleh ke arah jam yang sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. "Kalo gitu, Aa' berangkat, ya." Afif beranjak dari duduknya.
Beda halnya dengan Afifah yang masih duduk dengan wajah yang berubah menjadi datar. Afif yang melihatnya pun mengerutkan keningnya.
"Bub? Kamu kenapa, sih?" tanya Afif meraih kedua pundak sang istri.
Afifah kembali menatap Afif dengan wajah yang cemberut. "Nggak bisa dicancel aja A'? Masa baru masuk udah disuruh keluar kota?"

KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH KITA
SpiritualSequel "Suami Rahasia" Seorang cucu pemilik pondok pesantren yang menikahi seorang santri yang mengaguminya secara diam-diam karena dilecehkan oleh laki-laki tak bertanggung jawab. Yang ternyata, teman dekatnya lah yang melecehkan istrinya. "Satu-s...