07. PERJODOHAN

2.1K 142 7
                                        

Sebelum baca, harap follow dan vote terlebih dahulu. Instagram : @ffyah18___ Tiktok : @Wattpadpi_

...

"Happy reading"
.
.
.
.

"Ummi nggak setuju, Abi, kalo misalnya Afif dijodohkan dengan gadis itu." ucap Khusni saat tengah berbincang dengan suaminya diruang tengah.

"Kenapa?"

"Gadis itu tidak seperti yang Ummi pikirkan, bahasanya saja seperti itu."

Yang ia maksud adalah Khaila. Gadis yang sempat akan dijodohkan dengan Afif oleh Farhan, namun setelah melihat secara langsung dengan gadis itu, sepertinya ia berubah pikiran.

"Loh? Dulu, Ummi setuju-setuju saja dengan Alea yang bahasanya lebih dari Khaila?" ucap Farhan tersenyum.

"Itu kan beda, Abi. Kalo sekarang, Ummi nggak suka aja, kasihan sama Afif kalo harus dijodohkan dengan gadis itu. Pakaiannya saja hedon, terlalu berlebihan."

"Ya Abi juga berpikirnya seperti itu, tap—"

"Assalamu'alaikum, Bu Nyai." ucap seseorang dari depan pintu rumah, membuat Khusni menghampiri.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," Khusni tersenyum dan Dinda mencium punggung tangannya.

"Bu Nyai, ini ponsel Khaila yang saya ambil dari Khaila," ucap Dinda memberikan ponsel itu pada Khusni.

Khusni memang sempat menyuruh Khaila memberikan ponselnya, namun ia bilang nanti, dan Khusni pun menyuruh Dinda untuk memintanya.

"Oh, terima kasih, ya."

"Na'am, Bu Nyai. Saya permisi dulu, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Dinda berjalan meninggalkan tempat itu sembari menggigit bibir bawahnya cemas.

"Gus Afif dijodohkan dengan Khaila?" gumamnya.

Ternyata, gadis ini mendengar percakapan kedua orang itu tadi. Hal itu membuat Dinda takut jika Afifah akan sakit hati bahkan putus harapan.

"Siapa yang dijodohkan dengan Khaila?"

Suara yang tiba-tiba itu membuat gadis ini terkejut dan langsung menoleh kearah seseorang itu.

••••••••••••

"Aca kuliah dulu, ya. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Laki-laki dengan hoodie berwarna abu-abu muda ini menyalimi punggung tangan kedua orangtua nya sebelum ia pergi ke kampus, namun sebelum itu ia akan berkunjung ke pondok pesantren terlebih dahulu.

Bagaimana dengan Alea? Apakah benar-benar hamil? Ah, perempuan itu masih belum berani mengeceknya.

Sesampainya dipondok, laki-laki ini langsung bergegas ke rumah sang Nenek dan mencarinya ke setiap sudut rumah, sampai akhirnya ia tak sengaja melihat perempuan dengan gamis berwarna coklat tengah memasak, membuat Afif mengerutkan keningnya sebab ia tak mengenalinya, ia hanya melihat punggung perempuan itu.

"Jiddah?"

Perlahan, laki-laki ini menghampiri.

Sedangkan Afifah, terkejut saat tengah memasak itu, kedua bola matanya membulat. "Astagfirullah, Gus Afif?!"

KISAH KITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang