Bab 6 : Do it Again

9.8K 87 0
                                    

Ternyata gue lupa kunci pintu kamar.

Kenza terkejut mendengar ucapan Kakak Iparnya itu. Ia merasakan kedua lengannya di genggam kuat oleh Jeffrey. Kenza menatap wajahnya terlihat merah padam. Ia merasakan tatapannya yang sangat dalam.

"Kak. Kenza udah bilang buat lupain kejadian itu. Anggap kita nggak pernah melakukan itu" Ucap Kenza pada laki-laki itu.

"Apa kamu masih menganggap saya Kakak Ipar kamu setelah kejadian itu? Hm?" Tanya Jeffrey kepadanya.

Kenza tertegun dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Kakak Iparnya. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan itu.

"Kenza, jawab saya. Apa sekarang kita hanya menjadi sex partner?" Ucap Jeffrey menatap dalam mata gadis itu.

Kenza masih tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Ia tidak mengerti apa yang terjadi dengan Kakak Iparnya.

"You can't even answer me, Kenza. Kamu sudah membawa saya jauh ke dalam diri kamu" Ucapnya.

"Kalau Kakak keberatan Kenza anggep Kakak Ipar. We just sex partner then. Dan Kenza minta Kak Jeffrey buat nggak ngungkit kejadian malam itu lagi. Think that we're just sex partner for one night" Ucap Kenza.

"Just sex partner you said? Dan kamu meminta saya untuk melupakan kejadian malam itu? Kamu terlalu naif, Kenza" Ucapnya sambil terkekeh mendengar pernyataan dari gadis itu.

"Let's do it again like we did that night" Ucap Jeffrey.

Jeffrey meraih tengkuk Kenza dengan cepat. Mencium bibirnya dengan agresif.

"Mmhh"

Kenza mendorong dada Jeffrey memisahkan ciuman itu. Di tatapnya wajah Jeffrey yang terlihat kacau mengharapkan gadis itu.

"Kak. Jangan lagi" Ucap Kenza lalu berbalik meninggalkan Jeffrey.

Tak tinggal diam Jeffrey memeluk Kenza dari belakang. Sialnya, Kenza tak menggunakan bra ataupun celana dalamnya. Jeffrey memeluk erat perut Kenza. Menciumi leher gadis itu. Tangan satunya meremas bokong Kenza dengan kuat. Jeffrey bisa merasakan bokong Kenza yang sangat kenyal. Ia merindukannya selama ini.

"Kak, berhenti. Nghh" Ucap Kenza berusaha melepaskan tangan Jeffrey dari perutnya.

Jeffrey tak menghiraukan ucapan Kenza. Ia terus menciumi leher gadis itu. Menjilatnya sensual. Tubuh Kenza menerima rangsangan yang diberikan oleh Jeffrey. Tanpa sadar, Kenza menjenjangkan lehernya. Seperti membiarkan Jeffrey melakukan hal itu. Tangan Jeffrey masuk kedalam dress Kenza. Mengelus paha Kenza didalam sana. Tangannya mendarat di vaginanya. Jeffrey mengelus vagina Kenza dengan jari-jarinya.

"Ahh Kak...Please stop..."

"Apa kamu memang selalu basah seperti ini? Hm?"

Jeffrey merasakan vagina Kenza yang basah. Itu memudahkan ia untuk memasukkan jarinya ke dalam. Jeffrey langsung memasukkan jari tengah dan jari manisnya ke vagina Kenza.

"AHHH KAK! Nghhh" Desah Kenza.

Jeffrey mengocok vagina Kenza dengan cepat. Menggoyangkan kedua jarinya di dalam sana. Memaju mundurkan jarinya dengan sangat cepat. Kenza hanya bisa pasrah merasakan hal itu. Wajahnya mendongak keatas sambil memejamkan mata. Mendesah tak karuan.

"Ahhhh. Mmhhh"

"Teruslah Mendesah, Kenza"

Menatap Kenza yang mendesah tak karuan membuat nafsu Jeffrey semakin memuncak. Ia menyambar bibir merah Kenza. Melumatnya dengan lembut. Di dengarnya desahan Kenza di sela-sela lumatan.

"Mmhh...Mmhhh"

Satu tangan Jeffrey masih berada di perut Kenza. Tak tinggal diam, Tangannya meraba ke atas merasakan puting Kenza yang menegang. Ia meremas-remas payudara Kenza sambil terus mengocok vaginanya. Kenza semakin mendesah dan mendesah. Ia merasakan vaginanya berkedut dan putingnya yang sangat tegang. Kenza melepaskan ciuman mereka.

My Sex Partner's My Brother in-Law (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang