Bab 7 : Morning

7.5K 75 0
                                    

Pagi hari yang cerah. Cahaya matahari masuk melalui pintu kaca balkon. Mengusik sepasang manusia yang sedang berpelukan di atas ranjang. Tubuhnya hanya tertutupi oleh selimut. Kenza membuka matanya perlahan. Menemukan sebuah tangan kekar diatas perutnya. Ia menyadari pria itu memeluknya dari belakang semalaman. Kenza tersenyum sambil memegang tangan itu.

"Kamu sudah bangun?" Ujar pria itu.

Kenza sedikit menoleh ke belakang menatap wajahnya lalu mengangguk membalas pertanyaannya.

"Kenza mau persiapan dulu, Kak. Kenza ada kelas habis ini" Ucapnya sambil berusaha bangun dari ranjangnya. Namun, tangannya ditahan oleh Jeffrey.

"Jam berapa kamu mulai kelas?" Tanya Jeffrey sambil sedikit bangun.

"Jam 10 pagi" Jawab Kenza menatap wajah Jeffrey.

Jeffrey menatap jam yang menempel di dinding lalu kembali menatap gadis itu.

"Masih ada waktu 40 menit ayo bermain sebentar" Ucap Jeffrey menarik lengan gadis itu hingga berada diatasnya.

Kenza terkejut saat Jeffrey menarik lengannya. Sekarang ia berada diatas perut jeffrey. Kenza sedikit memundurkan bokongnya. Ia bisa merasakan milik Jeffrey menegang dibawahnya. Kenza meneguk ludahnya kasar.

"Kak, nanti Kenza bisa telat" Ucapnya.

"Apa kamu nggak kasihan sama yang dibawah sana? Hm? Let's play faster then" Ucap Jeffrey sambil tersenyum menyeringai.

"Ah, Kak Jeff. Nanti bisa telat" Ucap Kenza ketika Jeffrey menarik lengannya. Kini Payudaranya menempel pada dada bidang Jeffrey. Jeffrey memeluk pinggul Kenza dan mengusap-usapnya.

Kenza terus menggerutu, Jeffrey pun langsung melahap bibir itu. Melumatnya dengan lembut. Bibir Kenza benar-benar membuat Jeffrey kecanduan. Tangan Jeffrey tidak bisa diam dan terus meremas bokong kenyal gadis itu. Lalu, Kenza melepaskan ciuman mereka.

"Kak Jeff, udah ya? Kenza nanti bisa telat. Nanti bisa dimarahin Bu-"

Belum sempat meneruskan kalimatnya Jeffrey memindahkan posisi Kenza menjadi dibawahnya. Kenza menaruh kedua tangannya di pundak Jeffrey. Menatap wajah lelaki itu.

"Kak Jeff, Minggir dulu. Emang semalem nggak cu-" Ucap Kenza sambil berusaha mendorong tubuh Jeffrey diatasnya.

CUP! Jeffrey mengecup bibir gadis itu sekilas.

"Kamu jadi tambah menggemaskan ketika lebih banyak berbicara" Ucap Jeffrey terkekeh sambil menoel hidung Kenza.

Jeffrey memejamkan matanya dan kembali melumat bibir Kenza semakin dalam. Menghisap bibir Kenza kuat. Menjilat bibirnya yang terasa manis.

"Mmmhh.. Kak"

Jeffrey melebarkan kedua kaki Kenza sambil terus melumat bibirnya. Tangan yang satunya sibuk mengocok penisnya lalu memasukkan benda itu perlahan ke vagina Kenza.

"Mmhhh" Desah Kenza sambil meremas pundak Jeffrey.

Jeffrey menggerakkan pinggulnya cepat. Merasakan setiap inci vagina Kenza. Penisnya terasa dihimpit di dalam sana. Penisnya tersiksa dengan sempitnya liang Kenza. Tapi Jeffrey menyukai itu. Menyukai Kenza.

Kenza menahan untuk tidak mendesah. Ia terus-terusan meremas pundak Jeffrey selagi ia terus memompa tubuhnya lebih cepat. Mengetahui hal itu Jeffrey sedikit mengeluarkan penisnya dari vagina Kenza lalu memasukkan kembali penisnya sekali hentak. Kenza tersentak dan melepaskan ciuman mereka.

"AHHH! Kak Jeff...Sshh" Desah Kenza.

"Keluarkan desahanmu, Kenza" Ucap Jeffrey terkekeh melihat wajah Kenza yang merah padam. Kenza memukul pundak Jeffrey cukup keras. Tapi pukulan itu seperti gigitan semut kecil baginya.

My Sex Partner's My Brother in-Law (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang