Hujan sudah sedikit reda. Mereka berdua berjalan di sekitar museum itu. Perut Kenza terasa lapar, jadi Ia mengajak Jeffrey untuk mencari sesuatu yang dapat mengganjal perutnya. Jalan besar dekat museum itu terdapat banyak sekali pedagang kaki lima. Bahkan, jalanan itu terlihat penuh dengan pedagang.
"Kamu mau makan apa, Sayang?" Tanya Jeffrey menghadap gadis itu. Tangannya Ia genggam erat.
"Kenza jadi bingung, banyak banget. Jadi pengen makan semua" Ucapnya membalas
Jeffrey terkekeh pelan. "Kalau begitu, makanlah sebanyak kamu mau" Ucapnya.
Kenza mengangguk antusias. Matanya menyapu pemandangan sekitar. Melihat beberapa pedagang yang sibuk melayani pembelinya. Hingga, matanya tertuju pada satu pedagang dengan tenda kecil.
"Ayo, Kak!" Ucapnya antusias berlari menggandeng tangan pria itu.
Jeffrey tersentak. "Eh, Hati-hati, Sayang" Ucapnya lalu menyamakan langkah kakinya dengan gadis itu.
Kenza tertawa lalu sedikit menoleh ke belakang, menatap pria itu. Gadis itu memberhentikan langkahnya di depan salah satu pedagang di trotoar.
"Wah, Kenza udah lama nggak makan jagung bakar" Ucapnya antusias menatap jagung bakar yang sedang di masak di atas pemanggang.
"Emm...Baunya enak banget" Ucap Kenza sambil menghirup uap yang keluar dari jagung itu.
Jeffrey tersenyum. "Pak, jagung bakarnya dua ya" Ucapnya pada penjual itu.
"Oke, mas. Tunggu dulu ya, agak antri" Ucapnya.
Jeffrey mengangguk. Ia menggandeng tangan gadis itu ke bawah tenda kecil disana.
Tersisa satu bangku kosong dengan dua kursi. Pas sekali. Mereka duduk di bangku itu.
"Kok kamu bisa tau aja ada jagung bakar" Ucap Jeffrey terkekeh menatap gadis itu.
Kenza mengangguk ikut terkekeh. "Dari kejauhan baunya enak banget" Ucapnya.
"Kamu tuh kalo soal makanan emang paling depan" Ucap Jeffrey lalu mengusap kepala gadis itu.
"Pasti dong" Ucapnya lalu memandangi jalan yang basah. Ia menghirup udara bercampur dengan bau hujan. Segar sekali.
Jeffrey tersenyum lalu meraih tangan Kenza dan Menangkup kedua telapak tangannya. Ia dapat merasakan tangan Kenza yang terasa dingin. Jeffrey sibuk meniup-niup tangan Kenza agar terasa hangat.
"Kamu masih kedinginan?" Ucapnya lalu dibalas dengan gelengan kepala oleh Kenza.
Jeffrey terus menggosok-gosokkan tangannya pada tangan Kenza membuat gadis itu merasa hangat.
"Pakai ini, Sayang" Ucap Jeffrey lalu memakaikan jasnya pada tubuh Kenza.
Kenza mengangguk saat Jeffrey memakaikan jas itu padanya. Ia merasa lebih hangat sekarang.
"Yeay! udah dateng" Ucap Kenza sumringah saat pedagang itu mengantarkan pesanannya.
"Ini Mas, Mbak" Ucap pedagang itu lalu Jeffrey mengulurkan tangannya menerima piring yang berisi dua jagung bakar.
"Makasih, Pak" Ucap Jeffrey disusul anggukan oleh sang pedagang.
"Pelan-pelan ya, Sayang. Masih panas" Ucap Jeffrey memberikan satu jagung itu kepada Kenza.
Kenza mengangguk mengerti lalu mengambil jagung itu dari tangan Jeffrey. Ia dapat melihat uap panas dari jagung itu lalu Kenza meniupnya dengan perlahan lalu mengigitnya. "Enak?" Tanya Jeffrey menatap gadis itu.
Kenza mengangguk dengan kedua mata yang berbinar. "Ini enak banget" Ucapnya.
Jeffrey tertawa pelan. Ia melihat bibir Kenza yang belepotan oleh bumbu yang menempel pada jagung bakar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sex Partner's My Brother in-Law (21+)
RomanceCERITA INI PERNAH DIHAPUS OLEH WATTPAD, TOLONG YA JANGAN DI REPORT LAGI :(( Kenza Alia Abraham tak pernah menyangka akan terjebak situasi tak menyenangkan bersama Kakak Iparnya, Jeffrey. Kejadian tak terduga terjadi diantara mereka pada suatu malam...