Nate terkekeh dengan napas yang masih memburu. "Hehe. Iya, Za " Ucapnya masih membungkukkan badannya dengan wajah mendongak menatap wajah Kenza.
"Aduh.." Celetuk Kenza. "Bentar deh, Kak. Biar gue ambilin minum" Ucapnya lalu berlari kecil sambil menggendong Cleo menuju ke dalam rumah.
Gadis itu kembali dengan sebotol air minum di tangannya. "Nih" Ucap Kenza sembari menyerahkan botol itu pada Nate.
Segera Ia meraih botol itu dari tangan Kenza lalu meneguknya "Ah, seger banget" Ucap Nate terkekeh.
"Thanks ya, Za" Ucapnya lalu berdiri tegak berhadapan dengan gadis itu.
"Bentar deh, kok lo bisa disini, Kak?" Tanya Kenza sedikit tertawa melihat wajah Nate yang memerah akibat kelelahan berlari.
"Ah itu... Gue lagi ngejar Si Beckie. Larinya kenceng banget" Ucapnya.
"Beckie...?" Ucap Kenza sambil melirik Cleo yang berada di gendongannya.
"Ah...Jadi kamu namanya Beckie, hm?" Lanjutnya sambil mengusap-usap kucing itu.
Nate terkekeh. "Kucing Nenek gue, Za. Rumahnya deket sini. Gue baru nyadar kalau rumah lo juga disini"
"Oh gitu...Jadi kamu kabur ya, Beckie?" Ucap Kenza sambil mengusap pucuk kepala kucing itu.
"Hahaha. Sering ngilang kata Nenek gue, tau- taunya kesini ya, Za?" Ucap Nate padanya.
Kenza mengangguk. "Dulu sering banget kesini, Kak. Cuman karena gue jarang keluar rumah dan banyak tugas jadinya nggak ketemu kucing lucu ini deh"
"Deket banget kayaknya sama lo. Sama gue aja dia langsung kabur. Sampe ngos-ngosan gue ngejar" Ucap Nate lalu ikut mengusap kucing yang berada di gendongan Kenza itu.
Kenza terkekeh pelan. "Emang rumah Nenek lo dimananya, Kak?" Tanyanya.
"Di Blok F, Za" Ucapnya sambil terus mengusap- usap kucing itu.
"Hah?!" Ucap Kenza membelalakkan matanya. "Ya pantes aja lo sampe ngos-ngosan, Kak. Jauh banget itu dari sini" Lanjutnya.
"Hehehe. Udah biasa sih, Za" Ucap Nate.
"By the way, mau jalan-jalan sekitar sini nggak, Kak? Gue bosen dari pagi di rumah" Ajak Kenza sambil menatap pria itu.
Nate mengangkat kedua alisnya tak percaya Kenza akan mengajaknya. Dalam hatinya pria itu merasa senang. Tentu Ia mau.
"Boleh, sini biar gue yang gendong" Ucap Nate lalu mengambil alih kucing itu dan menggendongnya.
Mereka berdua mulai berjalan menjauh dari rumah Kenza. Langkah kaki mereka tidak terlalu pelan dan tidak terlalu cepat. Mereka berjalan beriringan.
"Di rumah Nenek lo lagi ada acara, Kak?" Tanyanya.
Nate mengangguk sambil menatap ke arah gadis itu sekilas. "Ulang tahun keponakan gue, Za" Ucapnya.
"Eh, ini nggak apa-apa kalau lo keluar?" Tanya Kenza sambil menatap Nate disampingnya.
"Nggak apa-apa kok, Za. Acaranya udah selesai, cuman saudara-saudara pada masih sibuk foto"
Kenza mengangguk mengerti. "Seru ya keluarga lo, Kak. Bisa ngumpul bareng gitu" Ucapnya.
Nate menoleh ke arah Kenza saat Ia mengucapkan kalimat itu. "Keluarga gue nggak pernah deket. Dari Bokap, Nyokap. Bahkan, gue nggak pernah ketemu sama om tante gue" Ucap Kenza
Nate tersenyum. "Lo boleh kok, Za. Main ke rumah Nenek gue. Disana selalu rame, ada keluarga Kakak gue tinggal disana. Rame soalnya banyak anak kecil"
"Iya sih. Anak kecil tuh emang bikin suasana jadi lebih rame. Bikin seneng" Ucap Kenza terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sex Partner's My Brother in-Law (21+)
RomanceCERITA INI PERNAH DIHAPUS OLEH WATTPAD, TOLONG YA JANGAN DI REPORT LAGI :(( Kenza Alia Abraham tak pernah menyangka akan terjebak situasi tak menyenangkan bersama Kakak Iparnya, Jeffrey. Kejadian tak terduga terjadi diantara mereka pada suatu malam...