Bab 30 : Cleo or Beckie?

917 24 0
                                    

Satu tangan Jeffrey menepuk-nepuk satu sisi bagian ranjang. Ia masih memejamkan mata dan mencari keberadaan gadis itu. Menyadari bahwa Kenza tidak berada di sampingnya, Ia membuka matanya. Benar saja, gadis itu tidak ada disana.

"Kenza?" Ucapnya lirih lalu membalikkan tubuhnya ke arah balkon dan menemukan gadis itu sedang berdiri disana.

Ia tersenyum lantas bangun dari tidurnya beranjak berdiri. Jeffrey berjalan menghampiri Kenza dengan hanya mengenakan boxer dan bertelanjang dada. Lalu Ia memeluk tubuh mungil itu dari belakang.

"Hey, Sayang. Udah lama kamu disini, hm?" Ucap Jeffrey meletakkan dagunya pada pundak gadis itu.

Kenza menggeleng, sedikit menoleh ke belakang menatap Jeffrey. "Baru aja kok, Kak" Balasnya.

Ia mengusap-usap punggung tangan Jeffrey yang berada di perutnya. "Kak Jeffrey udah minum obat pengarnya? Kenza taruh diatas meja" Ucapnya.

"Belum. Nanti saja, Sayang" Ucap Jeffrey sambil memejamkan matanya, menyenderkan kepalanya di bahu gadis itu.

Kenza terdiam sebentar. "Semalam Kak Jeffrey pulang darimana, hm?" Ucap Kenza bertanya.

Jeffrey tersenyum. "Ada acara kantor, Sayang. Pedro dan Orlan juga ada disana" Ucapnya.

"Kenapa nggak minta dianter aja? Bahaya kalau Kak Jeffrey pulang sendirian kayak gitu" Ucap Kenza lalu membalikkan badannya menghadap Jeffrey.

Jeffrey melingkarkan kedua tangannya pada pinggul Kenza. "Nggak apa-apa, Sayang.

Lagipula, semalam saya tidak terlalu mabuk" Ucapnya.

Ia menundukkan kepalanya menatap gadis itu. "Dan saya bisa melihatmu dengan jelas mengenakan baju seksi itu" Lanjut Jeffrey.

Kenza tertegun mendengarkan pernyataan Jeffrey. Ia menundukkan kepalanya malu. Ah, wajahnya pasti sudah memerah. Ia bisa membayangkan lagi kejadian semalam. Sangat panas dan penuh nafsu. Ternyata video porno yang dikirimkan Jennifer sangat berguna untuknya.

Jeffrey terkekeh lalu menangkup kedua pipi Kenza, mengangkat wajah gadis itu dan menatap matanya. "I can't stop staring at you with that dress, Babe. You look damn hot.

I like it" Ucapnya.

Kenza kembali menatap pria itu. Sialan, mungkin kini wajahnya semakin memerah akibat perkataan Jeffrey barusan. "Emm...I just-"

Belum sempat Kenza meneruskan perkataannya, Jeffrey lebih dulu menyela. "Kenza, you are so much more than sex to me. Even still...with each amazing episode, it's just gets better and better" Ucapnya.

Jeffrey mengecup bibir gadis itu sekilas. "And I love you more than everything, Sayang.

Just like that and it will never change. I love you" Lanjutnya.

Ia tersenyum tatkala bibirnya dicium. "Thanks for loving me. Thanks for caring about me. I love you more and I'll always love you" Ucap Kenza sembari menatap kedua mata Jeffrey dalam-dalam.

Pria itu mengangguk tersenyum mendengar ucapan Kenza. "Don't ever leave me alone. I need you here" Lanjut Kenza terus menatap Jeffrey.

Jeffrey mengangguk-angguk. "I promise" Ucapnya sambil mengusap pipi gadis itu.

Dengan perlahan Jeffrey mendekatkan wajahnya sembari memiringkan kepalanya. Melihat hal itu Kenza langsung memejamkan kedua matanya. Ia Merasakan bibir Jeffrey mendarat pada bibirnya. Kenza membuka bibir bawahnya pelan lalu melumat bibir Jeffrey.

My Sex Partner's My Brother in-Law (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang