Bab 38 : The End Of Beginning

1.3K 47 3
                                    

Samuel melangkah memasuki rumah Ibunya dengan membawa tempat makan yang berisi masakan yang dibuat istrinya. Tapi, Ia terkejut saat menatap Kenza dengan sebuah bingkai foto ditangannya. Samuel tahu foto apa itu.

Kenza menyadari kedatangan Samuel. Ia beralih menatap Samuel dengan mata berkaca-kaca. Samuel meneguk ludahnya kasar dengan jantungnya yang berdegup kencang menatap gadis itu.

"Aku bisa jelaskan semuanya, Kenza" Ucap Samuel berusaha menenangkan gadis itu yang terlihat menangis.

Bi Isa yang berdiri disampingnya terlihat bingung. "Ada apa ini, Sam?" Tanya Bi Isa padanya. Wajah Samuel terlihat gusar.

Samuel menghampiri Kenza lalu segera menuntun gadis itu duduk di kursi ruang tamu. Bi Isa juga ikut duduk disamping Kenza. Ia merasa bingung dengan situasi menegangkan saat ini. Samuel segera duduk berhadapan dengan Kenza dan Ibunya.

"Apa maksud ini semua..?" Ucap Kenza lirih sambil meneteskan air matanya.

"Biar aku jelaskan pelan-pelan" Ucap Samuel.

Samuel menarik napasnya dalam. "Dulu, setiap satu tahun sekali, keluarga Jeffrey sering sekali liburan di pantai ini. Mereka sampai membeli rumah di tepi pantai sana" Ucapnya.

"Keluarga kami menjadi lebih dekat, apalagi Joseph Ayah Jeffrey sangat baik kepada kami. Walaupun tidak sedang liburan, Jeffrey sering menghabiskan waktunya disini. Menemani kami membuka kedai."

"Ayah Jeffrey adalah sosok yang baik. Ia juga yang membiayai biaya pemakaman Ayahku. Tidak hanya dengan keluarga kami. Ayah Jeffrey dikenal sangat baik oleh warga desa sini."

"Tapi, suatu hari ada berita mengenai penangkapan Ayah Jeffrey yang membuat kami semua terkejut. Ia didakwa 4 tahun penjara karena dituduh melakukan penggelapan dana."

"Semua bukti mengarah pada Ayah Jeffrey ditambah dengan saksi palsu bernama Tommy yang dengan sengaja membuat Ayah Jeffrey bersalah. Ayahmu lah yang merencanakan semua itu. Demi uang dan tahta, dia sampai rela menjebak sahabatnya sendiri."

"Kami semua tidak percaya bahwa Ayah Jeffrey yang melakukan itu. Sarah merasa tertekan saat melihat Ayahnya masuk ke dalam sel penjara, begitu juga dengan Ibunya."

"Terlebih lagi, kami sangat terkejut saat ada kabar bahwa Ayah Jeffrey bunuh diri di dalam sel. Ayah Jeffrey bunuh diri dengan menyayat nadinya."

"Ayah Jeffrey juga merasa tertekan. Dia begitu menyayangi keluarganya. Mungkin dia berpikir bagaimana jadinya jika dia di penjara, siapa yang akan membiayai kehidupan anak dan istrinya?"

"Hingga akhirnya Ayah Jeffrey memilih bunuh diri dan meninggalkan sebuah asuransi kematian untuk keluarganya. Berharap itu bisa untuk menunjang kehidupan istri dan anaknya."

"Tapi, tidak cukup sampai disitu saja. Ayahmu, Adam telah mengambil hak yang seharusnya menjadi milik keluarga Jeffrey."

"Ibu Jeffrey semakin bingung, dia tak sanggup lagi membiayai semua keperluan anaknya. Dia berharap Jeffrey menjadi orang yang berpendidikan tinggi, hingga akhirnya dia menyuruh Jeffrey untuk tinggal bersama Pamannya di Belgia yang mampu membiayai kuliahnya."

"Awalnya Jeffrey tidak mau. Dia bersedia bekerja mati-matian untuk kehidupan keluarganya. Tapi, Ibunya terus memaksa Jeffrey untuk tinggal di Belgia bersama Pamannya. Menempuh pendidikannya disana."

"Akhirnya Jeffrey mengiyakan perintah Ibunya dan tinggal di Belgia bersama Pamannya."

"Semenjak saat itu, Jeffrey tidak pernah datang kesini lagi. Kami merasa sangat berduka atas kepergian Ayahnya."

"Setelah 4 tahun kematian Joseph, Sarah telah mendengar tentang kematian Ibumu, dia memberi kabar itu pada Ibunya. Mengetahui hal itu, Ibu Jeffrey mempunyai rencana untuk mendekati Ayahmu dan menikahinya."

My Sex Partner's My Brother in-Law (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang