Bab 35 : I'm Tired

844 23 0
                                    

"Bagaimana, Lan? Kita tidak punya banyak waktu lagi. Sebentar lagi Adam datang" Ucap Pedro sambil memandangi Orlan yang sibuk dengan laptopnya.

"Sedikit lagi. Tunggu sebentar, aku hanya perlu memalsukan tanda tangan Adam" Ucap Orlan.

Pedro mengangguk paham. "Kita harus melakukannya dengan hati-hati" Ucapnya.

"Ah, sial! Keamanannya ketat sekali" Ucap Orlan mengerutkan keningnya.

"Aku akan mengirim pesan kepada Mama. Sepertinya dia tahu soal ini" Ucap Sarah sembari membuka ponselnya.

Linda yang ikut dalam rencana ini sengaja ingin mengurus perusahaan Adam yang berada di luar negeri. Dengan itu Ia bisa mengakses segala informasi tentang Abraham's Group, hal itu memudahkan Orlan dalam mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan rencana ini, seperti pemalsuan dokumen dan lain-lain.

Derrick yang merupakan kekasih Sarah juga ikut menelusup ke dalam perusahaan itu. Dengan harta begitu melimpah, Ia menjadi seorang investor yang mempunyai pengaruh besar. Linda juga lah yang mengatur jalannya rencana disana bersama dengan Derrick.

"Orlan, cek email milikmu sekarang. Mama sudah mengirimkannya" Ucap Sarah.

"Baiklah, tunggu sebentar" Ucap Orlan dengan mata fokus pada layar laptopnya.

"Mereka sudah sampai" Ucap Jeffrey yang berdiri di dekat jendela, menatap sebuah mobil memasuki lobby di bawah sana.

Pedro berdecak. "Sial" Umpatnya.

"Tidak apa-apa. Kita akan menghadapi ini dulu. Kau bisa meneruskannya nanti, Orlan" Ucap Jeffrey.

Sarah menarik napasnya pelan lalu menghampiri Jeffrey. Memegang pundak pria itu dan menatapnya. "Kau tidak apa-apa?" Ucapnya. "Maaf, Jeff."

Jeffrey menoleh ke arah wanita itu. "Tidak apa- apa. Semua akan baik-baik saja" Ucapnya.

Wajah mereka bertiga terlihat sangat tegang, sebaliknya dengan Jeffrey. Ia terlihat santai seolah siap menghadapi kemarahan Adam. Tampaknya Ia sudah mempersiapkannya dari awal.

Tiba-tiba pintu terbuka dengan sangat keras. Menampilkan sosok Adam di baliknya, di belakangnya terlihat Linda dengan wajahnya yang juga tegang. Mata Adam tampak memancarkan kemarahan yang mendalam. Tatapannya tertuju pada Jeffrey, seolah-olah ingin membunuh.

"Kau!" Ucap Adam dengan jari telunjuknya menunjuk pada Jeffrey.

"Berani-beraninya kau!" Teriaknya.

Adam berjalan menghampiri Jeffrey dengan tangan mengepal dan tatapan yang tajam. Tak segan-segan Adam memukul wajah pria itu keras hingga menoleh ke samping. Jeffrey memegangi pipinya yang terasa amat nyeri akibat pukulan itu.

"Bisa-bisanya kau melakukan itu, Jeffrey! Kau telah membuat perusahaan ini bangkrut!" Ucap Adam menatap penuh amarah pada Jeffrey.

Jeffrey hanya menundukkan kepalanya, Ia sengaja membiarkan Adam meluapkan segala amarahnya.

Adam mengusap rambut belakangnya kasar. "Dan kau, Sarah! Kau membantu suamimu, hah?!"

"Maafin Sarah, Pa" Ucap Sarah menunduk.

"Dasar anak tidak tahu diuntung!" Teriak Adam sembari melempari barang diatas meja.

"Aku telah memberikan segalanya pada kalian. Tapi apa?! Lihat yang kalian perbuat!"

"Sarah, seharusnya kau berbalas budi padaku! Apa kau tidak ingat ketika aku mengasihanimu dan juga Ibumu, hah?!" Ucap Adam dengan nada tingginya.

"Andai saja aku tidak mengasihani kalian. Kalian pasti sudah hidup di jalanan!" Lanjutnya.

My Sex Partner's My Brother in-Law (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang