Bab 1 : Mistakes

16.1K 133 2
                                    

Tok tok tok tok

Terdengar suara seseorang yang sedang membuka pintu. Ia mengernyitkan dahi ketika mencium bau alkohol menyengat dari luar rumahnya. Ketika membuka pintunya, Jeffrey mendapati dua gadis sedang berdiri di depan pintu rumahnya. Ia melihat sosok yang dikenalnya sedang tak sadarkan diri berada di rangkulan seseorang. Tatapannya beralih kepada seorang gadis yang sedang memegang kuat rangkulan tersebut. Gadis itu memegang kuat temannya agar tidak terjatuh karena mabuk.

"Eh. Kak Jeff" Ucap Jennifer dengan nyengir.

Ia terkejut karena yang membuka pintunya adalah Jeffrey. Seperti yang pernah Kenza ceritakan padanya. Bahwa Kakak Iparnya ini mempunyai watak yang bisa dibilang cuek dan tak peduli pada apapun.

Sialan. Mati gue.

"A-anu, Kak Jeff. Tadi, Kenza minum banyak banget. Jadi, kita anter Kenza pulang" Ucap Jennifer dengan terbata-bata sambil cengegesan.

Jeffrey mendengar pernyataan gadis itu lalu melirik sebuah mobil yang berada di depan pagar rumahnya. Di kursi pengemudi terlihat seorang pria yang sedang bermain ponsel. Kemudian, matanya beralih melihat pakaian yang di kenakan Kenza terlihat sangat minim dan seksi. Hanya menggunakan dress ketat bewarna hitam dengan outer. Jeffrey langsung menarik lengan Kenza dan membiarkan Ia menyenderkan kepalanya di dadanya.

"Uhuk...uhuk"

"Jen...Ayo buruan masuk, gue capek" Ucap Kenza setengah sadar sambil menepuk-nepuk dada Jeffrey.

Aduh, Za. Sorry, gue nggak tahu kalau yang bakal bukain pintunya Kak Jeff, batin Jennifer.

"Kalau gitu aku pulang dulu ya, Kak. Titip Kenza"

"Za, gue pulang dulu" Ucap Jennifer sambil menepuk pundak Kenza. Namun tidak di gubris olehnya karena Kenza benar-benar merasa sangat pusing dikepalanya.

Please. Besok lo jangan marah sama gue ya, Za.

Setelah melihat mobil Jennifer pergi, Jeffrey segera menutup pintu rumahnya. Tangannya memegang pinggang Kenza agar tidak ambruk. Menahan tubuh gadis itu.

"Semuanya karena gue...karena gue... suka sama lo..."

"Uhuk...uhuk"

Kenza terus meracau tidak jelas. Ia mengernyitkan dahinya. Ia tidak memahami apa yang dimaksud dengan Kenza. Apa Kenza sedang menyukai seorang pria?

"Kamu mabuk. Saya antar ke kamar kamu" Ucap Jeffrey sambil memegang erat lengan Kenza.

Tiba-tiba Kenza melepas outer yang Ia kenakan dan membiarkannya jatuh ke bawah. Ia hanya menggunakan dress ketat sepaha tanpa lengan. Jeffrey bisa leluasa melihat lekuk tubuh gadis itu. Ia tidak pernah melihat gadis itu menggunakan pakaian seperti ini sebelumnya. Selama ini Ia hanya menatap gadis itu dalam diam ketika dirumah.

Jeffrey meneguk ludah kasar. Bagaimana tidak? Di tengah malam seperti ini Ia disuguhkan pemandangan yang tak biasa. Kenza sedikit mendongakkan wajahnya ke atas, menatap pria yang berada di depannya. Jeffrey menatap kembali gadis itu. Wajahnya terlihat sangat merah padam karena mabuk. Jeffrey memegang pipi Kenza yang terasa dingin dan mengelusnya secara perlahan dan sensual. Kenza terlihat tersenyum menatap Jeffrey.

"Lo salah, Jack..." Ucap Kenza sambil memukul dada Jeffrey. Jeffrey melihat raut wajah Kenza yang berubah menjadi sedih. Wajahnya terlihat sayu. Matanya bergelinang air mata.

Jack? who the fuck he is? batin Jeffrey.

Segera Jeffrey membopong tubuh Kenza menuju ke kamarnya. Ia terus menatap wajah gadis itu yang memejamkan matanya. Mata Jeffrey beralih ke leher mulus milik Kenza dan menatap tubuh itu. Sialnya, Ia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari sebuah gundukan yang seakan-akan ingin keluar karena sesak. Jeffrey membayangkan wajahnya berada diantara gundukan itu. Ah, betapa nikmatnya. Tapi, Jeffrey berusaha untuk menahan nafsunya itu.

My Sex Partner's My Brother in-Law (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang