Bab 17 : Just Us

2.1K 29 1
                                    

"Jadi ini alasan lo nolak gue waktu itu, Za?!" Ucap Jackson menatap Kenza penuh amarah.

Kenza melihat wajah Jackson yang penuh amarah. Wajahnya memerah. Ia menatapnya dengan mata yang tajam. Rahangnya menegak. Ia takut. Jantung Kenza berdegup kencang. "Lo kenapa sih, Jack. Stop nggak usah kayak gini. Kita udah nggak ada apa-apa" Ucapnya.

"Jawab gue!" Ucap Jackson sambil mencekal kuat pergelangan tangan Kenza. Gadis itu merintih kesakitan.

"Jack. Lepasin gue!"

Kenza berusaha melepaskan tangannya dari pria itu sekuat tenaga. Namun, sia-sia saja. Tenaganya tak sebanding dengan pria di hadapannya itu.

"Lo tidur sama dia, hah? Kenapa lo nolak gue waktu itu?!" Ucap Jackson semakin kuat mencekal tangan gadis itu.

"Jack..sakit...Lepasin gue" Ucap Kenza. Matanya berlinang air mata.

"NGGAK! Jawab gue! Lo tidur sama itu cowok?!" Ucap Jackson semakin meninggikan nadanya.

"Jack, kita dilihatin orang...Please lepasin" Ucap Kenza. Pandangannya melihat sekitar, semua mata tertuju pada mereka berdua.

"Biar sekalian semua orang di kampus ini tau, Za!" Ucap Jackson.

"Jack..." Ucap Kenza merintih.

Kenza tak kuat menahan air matanya yang akhirnya terjatuh di pipinya. Pergelangan tangannya terasa nyeri. Ia mencoba melepaskan tangan Jackson. Tapi tetap saja tidak bisa.

✮✮✮

Jeffrey melihat jam yang melekat ditangannya. Sudah hampir 15 menit Ia disini. Masih duduk di kursi pengemudi. Ia mengamati sekitar, namun matanya tak melihat sosok gadis itu. Berkali-kali Ia menelponnya namun tak ada jawaban.

"Kenza, where are you?" Ucapnya lirih. Raut wajahnya sangat khawatir. Ia membuka ponselnya kembali, mencoba melihat dimana Kenza berada.

Tak tahan akhirnya Ia memutuskan keluar dari mobil. Mencoba menghampiri Kenza yang tak jauh dari mobilnya terparkir. Ia khawatir karena posisi Kenza yang tak bergerak dari situ.

"Fuck!" Umpatnya ketika melihat sosok pria mencekal tangan Kenza. Ia segera berlari menghampirinya.

"Dia bilang lepasin! Are you deaf?!" Ucap Jeffrey menghempaskan tangan Jackson dari Kenza.

Jeffrey memegang tangan Kenza lalu menariknya dengan perlahan. Menyembunyikan tubuh gadis itu dibelakangnya. Ia Menggenggam telapak tangannya.

"Jangan pernah berani menyentuh Kenza lagi!" Ucap Jeffrey menekankan kalimatnya. Menunjuk wajah pria dihadapannya itu.

Jackson tertawa pelan saat melihat Kenza menggenggam tangan Jeffrey. Melihat cincin yang mereka gunakan. "Sialan" Umpatnya.

"Gimana rasanya nidurin nih cewek, hah? Enak?" Ucap Jackson menatap Jeffrey.

"Bajingan" Umpat Jeffrey saat mendengar Jackson melontarkan kalimat itu. Tangannya ingin segera menonjok wajah pria songong dihadapannya.

"Kak..udah" Ucap Kenza lirih menahan tangan Jeffrey.

"Kasih tau rasanya atau gue yang bakal nyobain sendiri?" Ucap Jackson tertawa pelan menatap tubuh Kenza dari bawah ke atas.

"Sialan. Mau mati?" Ucap Jeffrey lalu mendorong tubuh Jackson hingga jatuh ke bawah. Ia berjongkok lalu menarik kerah pria itu.

"Kak Jeff..Udah.." Ucap Kenza ketika melihat Jeffrey akan melayangkan sebuah pukulan ke wajah Jackson.

Jeffrey menoleh saat Kenza mengucapkan kalimat itu. Ia dapat melihat wajah Kenza yang basah dipenuhi oleh air mata. Lalu Ia kembali menatap Jackson. Sorot matanya yang tajam benar-benar ingin menghabisi pria itu. Jeffrey mencoba untuk memendam amarahnya. Ia menurunkan tangannya, tak mau membuat masalah disini. Menyadari bahwa sekarang Ia sedang berada di kampus Kenza.

My Sex Partner's My Brother in-Law (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang