Hari demi hari berlalu, tak terasa sudah dua bulan Boboiboy terjebak di dunia paralel. Dia menggantikan posisi Boboiboy yang sudah tewas di dunia ini, dan dia mengambil peran sebagai kakak sulung.
Memang sulit baginya untuk beradaptasi dan tidak menggunakan jam kuasanya. Namun, dia berusaha sebaik mungkin untuk menjaga rahasia bahwa dia adalah superhero yang memiliki kekuatan elemen.
Hari ini Boboiboy membantu Duri untuk menjaga kedai coklat milik Tok Aba.
Boboiboy memberikan catatan pesanan orang pada Duri. “Pelanggannya banyak ya hari ini, tapi cuma kita berdua yang kerja,” ujarnya pada Duri.
Sambil membuatkan pesanan pelanggan, Duri membenarkan posisi topinya yang hampir lepas dari kepalanya.
“Kenapa memangnya? Boboiboy lelah ya? Kalau lelah istirahat saja dulu,” ucap Duri sambil memberikan empat gelas es coklat pada Boboiboy.
“Eh! Nggak kok,” kata Boboiboy sebelum mengantarkan pesanan pelanggan.
Duri tersenyum setelah beberapa pelanggan membayar pesanan mereka dikasir.
“Nggak capek?” tanya Boboiboy setelah menempelkan kepalanya di atas meja.
Duri menggeleng. “Nggak terlalu, udah biasa. Kadang Duri jaga sendirian,” jawabnya lalu tersenyum lagi pada pelanggan yang lewat.
“Pipimu nggak kram apa? senyum terus dari tadi pagi,” celetuk Boboiboy, raut wajahnya menunjukkan dia lelah.
“Pertama kali senyum berjam-jam waktu kerja bikin otot muka Duri sempat kram sih,” ujar Duri sambil cengengesan.
Boboiboy tersenyum tipis, dia jadi teringat elemen daun tahap kedua. Dia sudah lama tidak menggunakan kekuatan dari jam kuasanya. Dia jadi sedikit bosan karena tidak ada kejahatan yang terjadi di dunia ini.
Boboiboy menggelengkan kepalanya, apa yang dia pikirkan ini? Harusnya dia besyukur karena tidak ada penjahat yang akan membahayakan nyawa banyak orang.
Duri menyalakan TV di kedai Tok Aba yang menyiarkan berita perampokan di bank.
“Eh jangan diganti channelnya Duri!” seru Boboiboy merebut remot TV.
Duri hanya memandang layar TV dengan bosan saat Boboiboy kembali melihat siaran berita itu.
“Perampokan terjadi di Bank Rintis, semua orang masih ada di dalam bank bersama dengan perampok,” gumam Boboiboy.
Duri berdiri dari tempat duduknya, tangannya gemetaran, dia mencoba menghubungi Ice.
“Kok Ice nggak angkat telpon Duri sih!” serunya dengan wajah panik.
“Kenapa? Ada apa?” tanya Boboiboy.
“Ice tadi pagi pamit ke Duri, katanya dia mau ke Bank Rin-”
Belum sempat Duri menyelesaikan kata-katanya, Boboiboy langsung pergi berlari menuju Bank Rintis.
“Tunggu Boboiboy!” Duri berteriak, tetapi Boboiboy sudah sangat jauh dari kedai.
•
Ice dan puluhan orang yang ada di dalam Bank Rintis dipaksa berlutut ditempat.
“Harusnya aku belajar bela diri,” gumam Ice dengan nada datar.
“Mereka semua bersenjata.”
“Aku harus apa ya kalau gini?”
Dari tadi Ice terus bergumam, wajahnya masih terlihat tenang meski kepalanya ditodong pistol.
“Aku akan menembak siapapun orang yang ingin lari,” ucap pemimpin perampok yang ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boboiboy di dunia lain (Boboiboy Fanfiksi)
FanfictionSetelah tidak sengaja masuk ke portal yang mengirimnya ke dimensi lain, Boboiboy harus berpindah-pindah dimensi untuk menyelesaikan masalah yang ada. Warning! Boboiboy milik monsta, saya hanya meminjam karakternya saja, mohon maaf bila ada kesamaan...