Langit biru cerah bagaikan kanvas yang dilukis dengan awan putih kapas, menghiasi kota Rintis yang ramai. Di sebuah sudut kota, aroma manis dan harum menggoda tercium dari kejauhan, menarik perhatian para pejalan kaki. Kedai Cokelat Tok Aba milik Kakek Tok Aba, tempat Boboiboy biasa membantu kakeknya membuat coklat, kini kembali ramai dikunjungi.
Sejak Boboiboy menghilang selama sebulan karena terjebak di dimensi lain, suasana kedai terasa hampa. Senyum Tok Aba meredup, dan tawa ceria Boboiboy tak lagi terdengar. Namun, hari ini kebahagiaan kembali menyelimuti kedai. Boboiboy telah kembali, wajahnya yang ceria menyapa para pelanggan.
Suara tawa dan canda Boboiboy bersama Tok Aba dan para pelanggan terdengar riang. Boboiboy sering menceritakan kisah petualangannya di dimensi lain, membuat para pelanggan terhibur.
"Hei, Gopal! Ada apa kamu di sana?" tanya Tok Aba dengan tatapan curiga, melihat Gopal yang sepertinya ingin berhutang lagi karena ingin minum coklat panas buatannya.
Gopal tersentak kaget. Dia menoleh ke arah Tok Aba dan memaksakan senyuman. "Eh, Tok Aba ... Aku hanya ingin ... eh ... membantu membersihkan meja!"
Tok Aba tidak terlihat percaya. "Beneran? Sejak kapan kamu rajin seperti ini?"
Gopal tergagap. "Sejak ... sejak tadi! Iya, Tok. Aku ingin membantu Tok Aba agar tidak terlalu lelah."
Tok Aba masih menatap Gopal dengan curiga. "Baiklah, kalau begitu bersihkan meja di pojok sana."
Gopal mengangguk patuh dan berjalan ke arah meja yang ditunjuk Tok Aba. Di sana, dia melihat Ying dan Yaya sedang asyik mengobrol sambil menikmati cokelat. Gopal menghampiri mereka, dan menawarkan diri untuk membantu membersihkan meja.
Beberapa saat kemudian, Boboiboy yang baru saja menyelesaikan pesanan pelanggan datang ke tempat mereka. Melihat Gopal yang sedang bermain bersama Ying dan Yaya, Boboiboy pun tersenyum.
"Hei, Gopal! Sudah selesai membantunya?" tanya Boboiboy.
Gopal menoleh ke arah Boboiboy dan menyengir. "Sudah Boboiboy," jawabnya.
Melihat Boboiboy yang duduk di sampingnya, Gopal bertanya, "Boboiboy, bolehkah aku minum coklat panas buatan Tok Aba? Tapi bayarnya nanti kalau aku sudah punya uang."
Boboiboy menoleh ke arah Gopal dengan heran. "Lagi? Tapi kamu belum melunasi hutangmu yang dulu," katanya.
Gopal meringis. "Maaf Boboiboy. Nanti aku pasti bayar kok."
Boboiboy menghela napas. "Baiklah, tapi kali ini kamu harus janji untuk benar-benar melunasinya."
Gopal mengangkat jari kelingkingnya. "Janji!"
Fang datang ke kedai dengan langkah yang terburu-buru. Wajahnya tampak lelah dan sedikit kesal.
"Hai, Fang! Ada apa?" sapa Boboiboy yang melihat kedatangan Fang.
Fang menghela napas panjang. "Aduh, Boboiboy. Susah sekali berlatih dengan Kapten Kaizo, abangku itu. Dia selalu saja ingin bertanding denganku, padahal aku masih belum terlalu kuat."
"Kapten Kaizo memang sangat kuat," kata Ying yang ikut nimbrung dalam pembicaraan.
"Benar sekali," sahut Yaya. "Tapi, jangan menyerah, Fang. Teruslah berlatih, dan aku yakin kamu pasti akan menjadi lebih kuat."
Fang tersenyum tipis mendengar kata-kata semangat dari Ying dan Yaya. "Terima kasih, Ying. Terima kasih, Yaya. Aku akan terus berusaha."
Sosok misterius berjubah hitam dengan mata merah menyala melesat bagaikan kilat, melintasi lorong-lorong dimensi. Di tangannya, dia menggenggam sebuah bola energi berwarna putih terang, hasil dari elemen cahaya milik Boboiboy yang dia rampas dari dimensi lain.
Sosok Misterius berbisik, "Elemen cahaya yang luar biasa. Dengan ini, aku akan mendapatkan semua kekuatan elemen ini!"
Sosok itu tertawa jahat, sebelum menghilang ke dalam lorong dimensi. Sosok itu muncul ke dimensi yang pernah didatangi Boboiboy. Saat ini Blaze masih terluka dalam dimensi itu dan ingin bersatu kembali menjadi Boboiboy.
"Hah! Ada apa ini? Kenapa rasanya hawa di sini terasa tidak enak?" gumam Kaizo, dia memberikan jam kuasa pada setiap pecahan elemental Boboiboy.
Ketika Kaizo ingin memberikan jam kuasa pada Solar, tiba-tiba ada cahaya yang melesat ke arah mereka. Kaizo yang menyadarinya langsung membuat dinding tenaga agar tidak terkena serangan itu.
Cahaya itu memantul kembali ke sosok yang menyerang mereka di dalam kapal angkasa.
"Siapa kau? Bagaimana kau bisa ada di sini?" tanya Solar, dia terkejut karena serangan itu sama dengan miliknya.
Sosok itu menyerap kembali cahaya yang memantul ke arahnya. Dia tertawa jahat, dia melesat lalu menangkap Solar, dia mencekik Solar, dan membuat pelindung dari cahaya yang menghalangi pengganggu dari luar.
Sosok misterius itu mencengkeram erat tubuh Solar, matanya berbinar jahat saat dia menyerap elemen cahaya yang terkuras dari tubuh Solar. Cahaya putih terang memancar dari tangannya, menandakan kekuatan elemen cahaya yang dia curi. Solar merintih kesakitan, tubuhnya perlahan menghilang.
Sosok misterius itu, yang kini memiliki kekuatan elemen cahaya Boboiboy, mengamuk di dalam kapal angkasa. Dia menyerang semua yang ada di sana, termasuk Sai, Shielda, Fang, dan Kaizo. Kekuatannya yang luar biasa membuat mereka kewalahan dan terluka parah.
Sosok misterius itu, dengan kekuatan elemen cahaya Boboiboy yang baru saja dia curi, berubah menjadi bola energi raksasa berwarna putih terang. Bola energi itu berputar-putar dengan kecepatan tinggi, menembakan laser cahaya ke segala arah. Sai, Shielda, Fang, dan Kaizo berusaha menghindar, namun laser cahaya itu bergerak terlalu cepat dan kuat.
Blaze yang panik berusaha bersatu kembali menjadi Boboiboy karena takut pecahan Boboiboy yang lainnya terluka.
Sai terkena laser di kakinya, membuatnya terjatuh dan tidak bisa bergerak. Shielda berusaha melindunginya dengan perisai energinya, namun perisai itu mulai retak dan pecah. Fang mencoba menyerang sosok misterius itu dengan beruang bayangan. Namun, serangannya tidak mempan. Kaizo, dengan pedang tenaganya, berusaha menebas bola cahaya itu, tetapi serangannya tidak mempan.
Sosok misterius itu tertawa jahat, menikmati kekacauan yang dia ciptakan. Dia semakin memperkuat serangannya, menembakan laser cahaya yang lebih besar dan kuat. Sai merintih kesakitan, Shielda mulai kehabisan energi, Fang terluka parah, dan Kaizo terdesak.
Tiba-tiba, sebuah tembok es raksasa muncul di depan mereka, menghalangi laser cahaya sosok misterius itu. Muncul sosok berjubah biru dengan topeng berlogo es, yang berdiri di atas tembok es itu.
"Berhenti!" serunya.
Sosok misterius itu terdiam sejenak, melihat sosok bertopeng dengan tatapan penuh kebencian. "Kau lagi?" geramnya.
Sosok bertopeng itu mengangguk. "Aku tidak akan membiarkanmu menyakiti mereka," katanya. "Kekuatan elemen cahaya itu bukan milikmu. Kembalikan pada semua Boboiboy yang telah kau serang!"
"Blizzard, apakah kau hanya ingin menghidupkan Gamma kembali makanya kau mengejarku ke setiap dimensi yang ku datangi?" tanya sosok misterius yang membawa bola cahaya.
"K-kenapa kau menyebut namaku di sini hah?" teriak Blizzard, padahal dia ingin menyembunyikan identitasnya.
"Blizzard? Elemen es tahap tiga?" gumam Boboiboy, sekarang dia sudah bersatu kembali meskipun dia kehilangan elemen cahayanya.
Blizzard menoleh ke belakang, dia berdecak kesal, kalau dia menggunakan kekuatannya di sini, kapal angkasa ini akan hancur.
"Aku pergi mencari elemen cahaya lagi, kejar aku kalau kau bisa," kata sosok misterius itu dengan senyum sinis masuk ke dalam portal dimensi buatannya.
"V- dasar kau kejam!" teriak Blizzard, dia meloncat ke dalam portal dimensi itu sebelum menghilang.
"Pasti orang itu mengincar Boboiboy yang lainnya!" seru Fang dengan panik, dia berjalan tertatih ke arah Boboiboy.
"Jangan pikirkan orang lain! Pikirkan diri sendiri dulu," kata Kaizo, dia tidak tega melihat yang lainnya terluka.
Bersambung.
Sampai jumpa lagi pada lanjutan season selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boboiboy di dunia lain (Boboiboy Fanfiksi)
FanfictionSetelah tidak sengaja masuk ke portal yang mengirimnya ke dimensi lain, Boboiboy harus berpindah-pindah dimensi untuk menyelesaikan masalah yang ada. Warning! Boboiboy milik monsta, saya hanya meminjam karakternya saja, mohon maaf bila ada kesamaan...