Di sisi lainnya terlihat Boboiboy terkekeh pelan ketika Halilintar dan Blaze yang disambut pulang dengan baik oleh Gempa, Ice, Duri dan Solar meskipun mereka sudah jadi undead. Sekarang mereka hanya bisa menunggu Taufan pulang, tetapi sampai sekarang kenapa Taufan belum kembali ke rumah?
"Aku yakin Taufan akan baik-baik saja," kata Halilintar berusaha meyakinkan yang lain.
"Tapi sudah hampir malam, Kak Taufan belum juga pulang," ucap Ice dengan nada khawatir.
"Jangan-jangan ada yang terjadi padanya," tambah Duri.
Blaze menggigit bibir bawahnya. Dia merasa tidak berguna.
"Kita harus mencari Taufan," kata Solar tegas.
"Tapi kita tidak tahu harus mencari ke mana," jawab Gempa.
"Kita bisa mencoba menghubungi teman-teman Taufan yang lain," saran Ice.
Mereka pun memutuskan untuk menghubungi teman-teman Taufan. Namun, tidak ada satupun dari mereka yang tahu keberadaan Taufan.
Sementara itu, di sisi lainnya terlihat Gentar menggendong Taufan dengan hati-hati. Tubuh manusia ini terasa ringan.
"Nggak pernah makan apa gimana?" gumam Gentar keheranan.
Gentar berlari sekencang mungkin menuju rumah sakit terdekat. Sepanjang jalan, ia terus memperhatikan kondisi Taufan yang masih tak sadarkan diri. Ia menggigit bibir bawahnya, merasa bersalah.
Sesampainya di rumah sakit, Gentar langsung menuju ruang pendaftaran. Ia menjelaskan kondisi Taufan dan meminta bantuan perawat. Namun, perawat itu hanya menatapnya dengan tatapan malas.
"Maaf, kami sedang sibuk. Silakan tunggu," ujar perawat itu ketus.
Gentar menghela napas. Ia tahu bahwa undead tidak terlalu disukai oleh manusia. Namun, ia tidak bisa membiarkan Taufan seperti ini.
"Tolong, dia ini manusia. Dia perlu bantuan medis," pinta Gentar memohon.
Perawat itu langsung menatap Gentar dengan sinis. "Jangan-jangan kau yang melukainya," tuduhnya.
"Bukan!" Gentar menggeleng dengan cepat, sudah ia duga manusia pasti akan sinis padanya.
Perawat itu akhirnya bersedia membantu, namun dengan sangat terpaksa. Ia membawa Taufan ke ruang UGD dan memeriksanya. Setelah beberapa saat, dokter keluar dan menghampiri Gentar.
"Pasien mengalami kelelahan dan kekurangan nutrisi," ujar dokter. "Kami akan segera merawatnya."
Gentar merasa lega mendengarnya. Ia mengucapkan terima kasih kepada dokter.
Ponselnya Taufan berdering, Gentar menepuk dahinya, lupa akan ponsel manusia yang ia tolong tadi.
"H-halo?" Gentar bersuara setelah mengangkat telpon.
"Siapa ini? Mana Taufan?" suara ketus menyapa indra pendengaran Gentar.
Gentar menghela napas sebelum menjawab, "Aku undead yang menolongnya karena ada serangan jin gila di pusat perbelanjaan tadi. Sekarang dia dirawat di rumah sakit."
"Sharelock," kata orang yang menelpon Taufan dengan singkat sebelum memutuskan sambungan telepon.
"Galak sekali," gumamnya sambil mengirimkan lokasi rumah sakit itu.
Di sisi lainnya terlihat Halilintar yang mengembalikan ponsel adik kembarnya ke tangan Gempa.
"Ada undead yang menolong Taufan, katanya tadi ada serangan jin gila. Aih, kenapa aku dan Blaze tak mendapat pesan dari pusat asosiasi Dead kalau ada tempat yang diserang?" kata Halilintar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boboiboy di dunia lain (Boboiboy Fanfiksi)
FanficSetelah tidak sengaja masuk ke portal yang mengirimnya ke dimensi lain, Boboiboy harus berpindah-pindah dimensi untuk menyelesaikan masalah yang ada. Warning! Boboiboy milik monsta, saya hanya meminjam karakternya saja, mohon maaf bila ada kesamaan...