"Ada apa ini? Kenapa kereta berhenti mendadak?" Boboiboy mengusap dahinya yang terbentur bangku kereta.
"Sepertinya ada jin gila yang tiba-tiba menghalangi jalan kereta ini," kata Ying, dia berdiri membantu Gopal yang kesulitan keluar dari kapas buatannya.
Fang mematung melihat seseorang yang tak asing berdiri di atas kereta. Detak jantung Fang semakin cepat. Pemuda berambut ungu itu melompat dari dalam kereta, mendarat mulus di atas atap gerbong kereta.
Fang memandang sesosok undead yang membawa pedang dan memakai topeng.
"A-bang?" gumam Fang, suaranya bergetar.
"Hm," gumam undead itu.
Kaizo menoleh, topengnya perlahan terbuka. Mata merahnya menatap Fang dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Bau ini ... Kau juga sudah mati Fang?" tanyanya dengan datar.
"Abang Kaizo!" Fang berteriak ketika ada ekor jin gila berukuran raksasa mengarah ke Kaizo.
Kaizo melompat menghindari serangan ekor raksasa itu. Pedangnya bersinar biru terang saat ia mengayunkannya, membelah ekor itu menjadi beberapa bagian.
"Mengganggu saja," gumam Kaizo, suaranya dingin.
Boboiboy keluar dan berdiri di atas kereta dibantu Ying. Gopal tetap berada di dalam kereta sambil membantu manusia agar berkumpul di gerbong belakang kereta.
"Fang, kenapa kau jadi undead? Bukankah aku sudah bilang aku akan sangat membencimu kalau kau ikut mati," kata Kaizo, dia mengeluarkan pedangnya, sinar biru melapisi pedang itu.
"A-aku ...," Fang bingung ingin mengatakan apa.
"Fang, apa-apaan ini?" Kaizo menggeram, pedangnya bersinar biru semakin terang. "Aku sudah bilang, jangan ikut-ikutan mati! Kau membuatku muak!"
Fang terdiam, bingung harus menjawab apa. Abangnya yang kini sudah lama menjadi undead terasa asing. Sebelum dia sempat bereaksi, Kaizo melancarkan serangan cepat. Seketika, tangan kanan Fang putus, menyemburkan cairan darah hitam pekat khas milik undead.
"Aaaaargh!" jeritan Fang menggema. Dia menatap tangannya yang terputus dengan rasa sakit yang tak tertahankan.
Kaizo tertawa sumbang. "Itu balasanmu karena mengikutiku! Kau tidak pantas hidup untuk kedua kalinya!" Setelah melontarkan kata-kata penuh kebencian itu, dia melompat dari atas gerbong kereta.
"Fang!" Ying dan Boboiboy berteriak, mereka membantu Fang berdiri.
"Ying, sambungkan lagi tanganku!" Fang menunjuk tangannya.
"Baik."
Tanpa ragu, Ying menempelkan tangan Fang yang putus kembali. Dengan kekuatan bayangannya, Fang berusaha menyambung kembali daging dan tulang yang terputus. Proses penyambungan itu terasa sangat menyakitkan, tetapi Fang bertahan.
"Kok bisa gerak?" Boboiboy bertanya, dia kebingungan melihat Fang bisa menggerakkan tangan kanannya lagi.
"Inilah kelebihan kami, sebagai manusia yang dihidupkan kembali menjadi undead, kami bisa berganti anggota tubuh yang putus kecuali kepala sih. Kalau kepala yang putus berarti kami mati untuk kedua kalinya," jelas Ying, dia menatap Fang dengan khawatir.
Tatapan Ying jatuh pada Fang yang terduduk, wajahnya masih memucat. "Itu ... Abangmu?" tanyanya pelan. "Yang sudah menjadi undead selama lima tahun?"
Fang mengangguk pelan, matanya berkaca-kaca. Dia tidak pernah menyangka akan bertemu kembali dengan abangnya dalam situasi seperti ini. Perasaan sedih dan takut bercampur aduk di dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boboiboy di dunia lain (Boboiboy Fanfiksi)
FanfictionSetelah tidak sengaja masuk ke portal yang mengirimnya ke dimensi lain, Boboiboy harus berpindah-pindah dimensi untuk menyelesaikan masalah yang ada. Warning! Boboiboy milik monsta, saya hanya meminjam karakternya saja, mohon maaf bila ada kesamaan...