Boboiboy dari tadi mencoret-coret kertas kosong di depannya. Dia sedang kebingungan memikirkan puisi apa yang akan ia buat. Melihat Halilintar, Gempa dan Taufan sudah menyelesaikan tugasnya, membuat Boboibiy semakin dilanda panik.
Ya sudahlah, Boboiboy akan menulis puisi yang dia inginkan saja. Puisinya harus dibacakan di depan kelas besok, astaga malam-malam begini Boboiboy sudah mengantuk tapi tugasnya belum selesai.
“Ngapain kayak orang banyak pikiran gitu?” tanya Blaze sambil membawa camilan untuk Boboiboy.
“Lagi ngerjain tugas,” jawabnya dengan cepat.
Blaze menepuk pundak Boboiboy, “Semangat ya, aku tidur dulu.”
Blaze meninggalkan camilannya untuk Boboiboy, dia harus tidur duluan meninggalkan Boboiboy di ruang keluarga.
Boboiboy tersenyum pada Blaze sebelum melanjutkan tugasnya.
Keesokan harinya, Boboiboy maju ke depan dan membacakan puisinya.
Renjana Senyap
Di ruang sunyi, ku pendam rasa Renjana halus, menusuk sukma Bayangmu hadir, tak nyata-nyata Wajahmu terbayang, menggores luka
Namamu terucap, dalam hembusan angin
Membawa rindu, yang tak kunjung henti
Ingin ku ungkap, namun ragu bertingkah
Takut sirna semua, tinggal nestapa-nestapaBintang malam, saksi bisu nestapaku
Berharap darimu, ada setitik lampu
Menyuarakan hati, yang terlanjur pilu
Namun diam membisu, hanya dedaunan berdesauAkankah terbalas, rasa yang terpendam?
Ataukah hanya angan, yang semakin kelam?
Biarkan ku simpan renjana yang dalam meski perih
ku terima dengan tabahSetelah itu guru memberi tepuk tangan bersama dengan siswa siswi lainnya. Boboiboy kembali ke bangkunya, dia satu bangku dengan Taufan.
“Keren,” ujar Taufan memuji Boboiboy, bisa dibilang sekarang Taufan memuji kakaknya kan?
“Hehehe, makasih.”
Guru Bahasa Indonesia itu memberikan tugas lagi, mereka harus membuat puisi lagi untuk dikumpulkan.
Boboiboy tersenyum paksa, sepertinya dia akan merasa pusing lagi karena tugas ini harus dikumpulkan hari ini. Sedangkan Taufan sudah menyelesaikan puisinya. Halilintar belum selesai mengarang puisi. Hanya Taufan dan Gempa yang sudah selesai mengarang puisi dalam waktu 20 menit.
Pada akhirnya Boboiboy menulis puisi tentang pecinta hujan
Pluviophile
Di bawah langit kelabu, rintik hujan menyapa
Membawa kesejukan, membasuh jiwa yang dahaga
Aroma tanah basah, semerbak di udara
Membangkitkan semangat, melupakan laraPluviophile, aku menamakan diri Pencinta hujan, yang selalu terhibur hati
Mendengar alunan melodi alam nan syahdu
Menyaksikan tarian air, penuh pesona dan rinduDi balik tirai hujan, ku temukan kedamaian
Jauh dari hiruk pikuk, dan kesibukan
Hujan bagaikan sahabat, yang selalu menemani
Menemani di saat senang, maupun di saat sepiAku suka berjalan di bawah hujan Menikmati sensasi air yang membasahi badan
Merasakan detak jantung yang berirama dengan rintik hujan
Menemukan ketenangan, di tengah hiruk pikuk kehidupan•
Ternyata susah juga masuk ekskul bahasa, harus belajar jurnalistik, membuat karya ilmiah juga. Mengarang naskah drama, dan sebagainya. Boboiboy menekuni ekskul yang dia ikuti. Dia tiba-tiba teringat tentang ekskul bela diri yang akan dia ikuti setiap hari sabtu dan minggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boboiboy di dunia lain (Boboiboy Fanfiksi)
Fiksi PenggemarSetelah tidak sengaja masuk ke portal yang mengirimnya ke dimensi lain, Boboiboy harus berpindah-pindah dimensi untuk menyelesaikan masalah yang ada. Warning! Boboiboy milik monsta, saya hanya meminjam karakternya saja, mohon maaf bila ada kesamaan...