Boboiboy menganga, sesekali dia menanyakan apakah Taufan menggunakan suntikan itu pada saudaranya saat dulu?
Tentu saja Taufan pernah menggunakannya, pada Halilintar. Racun itu tidak membunuh manusia, itu hanya membuatnya lumpuh beberapa hari.
“Ngapain kamu ngeracunin Halilintar?” tanya Boboiboy, dia semakin menganga setelah mendengar jawaban Taufan.
“Aku nggak sengaja, waktu itu dia mau nyerang Blaze. Mereka berdua kan gampang kepancing emosinya,” jelas Taufan, dia bersembunyi di belakang Gempa ketika Halilintar melemparinya dengan bantal mini.
Gempa tertawa canggung, dia melihat Boboiboy yang masih terkejut.
“Waktunya sholat dulu, nanti bagian aku yang cerita,” kata Gempa, dia menepuk-nepuk pundak Boboiboy.
“Kamu dilatih jadi apa Gempa?”
“Kayak Halilintar, tapi aku nggak disuruh membunuh hewan yang dibawa Blaze ke laboratorium,” kata Gempa untuk menjawab rasa penasaran Boboiboy.
Setelah itu, beberapa menit kemudian, Boboiboy duduk dengan tenang di depan Gempa. Mereka duduk di lantai kapal selam lagi.
Sembilan orang yang ada di dalam kapal selam itu sibuk dengan kegiatan masing-masing.
“Hei! Bisakah kalian melanjutkan cerita masa lalu kita kapan-kapan saja?” Taufan menepuk-nepuk pundak Gempa yang ada di dekatnya.
Ekspresi wajahnya menunjukkan kalau dia ketakutan.
“Kenapa Fan?” Gempa bertanya pada kakak kembarnya.
“L-lihat ke depan!” seru Taufan, dia melotot sambil menunjuk ke arah depan.
Hiu yang besar berenang cepat menuju arah kapal selam mereka yang sedang mengaktifkan penyamaran sebagai ikan paus.
“Hali cepat ubah arahnya!” seru Gempa, dia berlari ke depan, membantu Halilintar yang memegang kemudi kapal.
Tubuh Boboiboy terguling ke samping bersama dengan anak perempuan yang ditolong Taufan waktu itu.
“Hiu nya ngejar kita!” pekik Blaze, dia melihat ke arah luar dari kaca.
Halilintar berkeringat, dia merasa panik. Nyawa saudaranya sekarang bergantung padanya.
“Biar aku yang ambil alih kemudinya!” seru Solar, dia sempat kesulitan berjalan dari belakang karena kapal yang bergetar tak stabil.
Halilintar segera bertukar tempat dengan Solar, dia menekan beberapa tombol untuk menambah kecepatan kapal.
Duri dan Ice yang ada di belakang merapat ke bagian depan kapal. Halilintar dan Gempa membantu Solar yang fokus menghindari gigitan hiu yang mengarah ke kapal selam mereka.
Taufan dan Blaze berusaha menenangkan Duri yang ketakutan. Sedangkan Boboiboy memindahkan anak perempuan digendongannya ke tangan Ice.
“Mau ngapain?” Ice bertanya, rasa kantuknya hilang begitu kapal selam mereka bergerak seperti tadi.
“Kalian merapat saja di depan!” seru Boboiboy, dia berubah menjadi Boboiboy Daun, dia menggunakan kekuatannya untuk menumbuhkan akar pengikat, agar delapan orang di belakangnya tidak jatuh saat terjadi benturan.
“Tidak!” teriak Gempa ketika bagian belakang kapal selam mereka dihantam kepala ikan hiu itu.
Perlahan Boboiboy merosot ke bagian belakang kapal. Dia kehilangan keseimbangannya.
“Akar menjalar,” kata Boboiboy, keluar akar menjalar yang membuatnya bergelantungan ketika posisi kapal selam hampir terbalik.
“Aduh, aku harus pakai elemen mana?” gumam Boboiboy dengan panik.
“Solar payah! Kenapa kapal selam ini nggak dikasih senjata?” teriakan Blaze yang kencang membuat Boboiboy mendongak ke atas.
“Kita bisa tewas dimakan hiu! Aku nggak mau tewas dulu!” teriak Taufan, dia berpelukan dengan Blaze yang berteriak panik.
“Penyamaran kapal kita rusak!” teriak Solar, dia tidak mempedulikan teriakan saudaranya yang panik dan menyalahkannya.
Perlahan-lahan penampilan kapal selam mereka berubah menjadi kapal selam aslinya. Kaca yang memperlihatkan ada sembilan manusia di dalamnya membuat hiu itu semakin ganas.
Sekali gigitan, kaca itu mulai retak dan membuat semua orang yang ada di dalam sana panik.
“Solar! Lakukan sesuatu!” teriak Gempa, dia berpegangan erat pada kursi yang diduduki Solar.
“Hei! Keluarkan aku dari kapal!” teriakan Boboiboy membuat mereka semua terkejut.
“Jangan gila!” bentak Halilintar dengan kesal.
“Keluarkan saja aku dulu! Nanti kalian langsung tambah kecepatan kapal saat aku keluar!” teriak Boboiboy, dia melepaskan akar menjalarnya lalu berubah menjadi Boboiboy Air.
Solar membuka bagian belakang kapal selam agar Boboiboy bisa keluar dengan mudah. “Terpaksa aku menuruti ide gilamu!” teriakan Solar sebelum menutup pintu kapal selam.
Boboiboy Air menggunakan tamparan ombak pada hiu itu untuk menjauhkannya dari kapal selam.
“Cepat Solar!” teriak Gempa dan Halilintar secara bersamaan.
Kapal selam mereka lepas dari gigitan hiu lalu melaju kencang sedikit menjauh dari hiu itu.
Boboiboy Air tersenyum tipis, dia memasukkan hiu itu ke dalam bola airnya.
‘Kuasa elemental, Boboiboy Halilintar!’ batin Boboiboy sambil menekan jam kuasanya.
Boboiboy Halilintar melemparkan pedang halilintar ke arah hiu yang terperangkap dalam bola airnya.
Hiu itu gosong, kehilangan kesadarannya, tetapi tidak sampai tewas. Boboiboy berubah menjadi Boboiboy Solar lalu menggunakan lompatan cahaya sampai ke dekat pintu masuk kapal selam.
“Solar, buka pintunya!” seru Taufan ketika melihat Boboiboy yang mengetuk kaca kapal selam itu dengan kencang.
Tanpa banyak kata, Solar langsung melakukan apa yang dikatakan Taufan.
Boboiboy masuk ke dalam kapal itu dalam keadaan basah, dia menarik napas berkali-kali agar oksigen masuk.
“Ku kira aku akan tewas kehabisan napas di luar,” gumam Boboiboy setelah berubah menjadi Boboiboy biasa.
“Te-terima kasih,” kata Gempa dengan suara bergetar.
Mereka hampir saja dimakan hiu, dan itu membuat mereka merasakan takut yang luar biasa.
Boboiboy menjawab ucapan Gempa lalu terbaring di atas lantai kapal selam. Merasa lelah karena kejadian tadi. Mereka semua bisa bernapas lega sekarang.
“Berapa lama lagi kita akan sampai ke pulau tujuan?” tanya Ice, mereka sekarang sudah duduk di tempat masing-masing.
Solar menekan tombol merah yang berukuran lebih besar dari tombol lainnya. “Satu jam lagi, kapal selam kita hampir rusak, aku akan memaksa kecepatan kapal ini sampai kecepatan penuh. Kalian berpegangan yang erat pada kursi masing-masing!”
Perjalanan satu jam itu diiringi dengan teriakan Taufan yang panik karena kaca bekas gigitan hiu tadi kemasukan air sedikit demi sedikit.
Bersambung.
Lanjut?
KAMU SEDANG MEMBACA
Boboiboy di dunia lain (Boboiboy Fanfiksi)
FanfictionSetelah tidak sengaja masuk ke portal yang mengirimnya ke dimensi lain, Boboiboy harus berpindah-pindah dimensi untuk menyelesaikan masalah yang ada. Warning! Boboiboy milik monsta, saya hanya meminjam karakternya saja, mohon maaf bila ada kesamaan...