“Oke, sekarang tinggal Solar yang harus kucari,” kata Boboiboy dalam wujud Solar.
“Nggak perlu, dia udah ada di depan,” kata Halilintar sambil menunjuk Solar yang mengintip mereka.
Setelah Solar masuk ke dalam dan mengunci pintu itu, dia memberikan senjata buatannya pada semua kembarannya.
“Blaze kenapa?” tanya Solar ketika melihat kakak kembarnya memegangi pundaknya dengan raut wajah menahan sakit.
Taufan menjelaskan apa yang terjadi, dan mereka semua melihat anak kecil perempuan yang memeluk Taufan karena takut dimarahi.
“Duri, operasi dia, keluarin pelurunya sekarang!”
Suara Halilintar memecah keheningan, Duri dengan ragu mengangguk. Tangannya gemetaran mengeluarkan pisau bedah dari tasnya.
“Apa maksudnya ini? Kalian merahasiakan sesuatu?” tanya Boboiboy.
Dia terkejut saat melihat Solar yang bisa menciptakan senjata canggih. Bahkan Duri bisa melakukan operasi seperti dokter bedah.
“Nanti akan kami ceritakan,” kata Gempa menepuk pundak Boboiboy.
Boboiboy mengangguk, sampai lupa kalau dia masih dalam wujud Boboiboy Solar. Dengan telaten Duri berusaha fokus mengeluarkan peluru itu.
Duri mengambil peluru itu. “J-jarum,” pintanya pada Taufan yang ada di dekat tas Duri.
Taufan memberikan jarum jahit pada Duri. Kalian pasti sudah tahu kalau Blaze berusaha menahan dirinya agar tidak berteriak karena Duri tidak memberikannya obat bius.
Beberapa menit kemudian, Duri sudah menyelesaikan tugasnya. Tetap saja dia gemetaran setelah itu.
“Aku masih hidup, nggak innalilahi, jadi jangan gemeteran kayak gitu.” Blaze mengatakan itu dengan raut wajah sok kuat.
Solar berdiri, dia mengintip keluar. “Aku lihat Boboiboy punya kekuatan yang bisa membawa kita keluar dengan selamat, cepat gunakan kekuatan Solar atau Halilintarmu itu,” katanya dengan nada dingin.
Boboiboy menghela napas panjang, dia kira akan mendapatkan jawaban tentang masa lalu mereka sekarang.
“Boboiboy kuasa dua!”
Boboiboy Halilintar dan Boboiboy Solar muncul di depan mereka.
“Lompatan cahayaku akan membawa kita keluar, lalu Halilintar akan menyerang robot yang ada di luar,” kata Boboiboy Solar.
“Siapa yang menyuruhmu berhenti di luar bandara?” tanya Solar dengan nada ketus.
“Bawa kami ke rumah sekarang!”
Oke, Boboiboy mau tidak mau harus menuruti ucapan Solar. Mereka semua berpegangan tangan lalu menghilang dengan kecepatan cahaya. Sekarang mereka berada di dalam rumah.
“Syukurlah rumah kita tidak hancur,” gumam Taufan.
“Ikuti aku!” Solar berjalan menuju dekat lemari.
“Kenapa Solar bersikap seperti ketua dari tadi?” tanya Boboiboy pada Halilintar.
“Hm, karena itu kenyataannya.” Halilintar menjawab sambil melirik Boboiboy.
“Aku lupa kalau Halilintar yang bisa membuka sandinya,” kata Solar, dia mundur ke belakang.
Halilintar berdecak kesal, dia membuka sandi lemari itu dengan cepat.
“Kalian masuklah dulu,” kata Halilintar.
“Aku dulu,” kata Taufan, dia memapah Blaze masuk ke dalam lemari besar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boboiboy di dunia lain (Boboiboy Fanfiksi)
FanficSetelah tidak sengaja masuk ke portal yang mengirimnya ke dimensi lain, Boboiboy harus berpindah-pindah dimensi untuk menyelesaikan masalah yang ada. Warning! Boboiboy milik monsta, saya hanya meminjam karakternya saja, mohon maaf bila ada kesamaan...