Setelah beberapa saat, Boboiboy tersadar dari lamunannya. Ia harus melanjutkan perjalanannya. Dengan hati yang berat, ia keluar dari kereta di stasiun kota sebelah. Udara sejuk pagi menyambutnya. Boboiboy menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan pikirannya.
Mereka berjalan menyusuri jalanan kota yang ramai. Matahari mulai terbit, menyinari bangunan-bangunan tinggi dan orang-orang yang berlalu lalang.
"Fang, di mana tempat tinggalnya Blaze semasa hidup dulu?" Boboiboy bertanya, dia melirik beberapa orang yang menatap sinis pada Fang, Gopal dan Ying.
"Aku lupa, aku akan coba hubungi Taufan dulu," kata Fang, dia tak mempedulikan tatapan sinis dari manusia yang membenci undead sepertinya.
"Katanya mereka sedang keluar kota sejak kemarin lusa, hari ini mereka akan pulang. Kebetulan sekali," kata Fang setelah menutup sambungan telpon, dia baru saja menelpon Taufan.
Boboiboy hanya mengangguk, dia duduk di bangku panjang depan warung di sana. Semakin lama, semakin terasa atmosfer ketegangan di sekitar mereka. Tatapan sinis dan bisikan-bisikan penuh kebencian seolah menjadi teman setia dalam perjalanan mereka.
Anak-anak kecil menunjuk-nunjuk Fang, Gopal, dan Ying dengan jari, sambil berbisik-bisik ketakutan. Bahkan beberapa orang dewasa pun tak segan-segan meludah atau menghindar saat berpapasan dengan mereka.
Boboiboy hanya bisa terdiam karena tiga undead alias versi lain sahabatnya dalam dimensi ini terlihat tak masalah dengan sikap penduduk pada mereka.
Suasana tegang yang semakin mencekam itu tiba-tiba pecah oleh gemuruh angin yang semakin kencang. Langit yang tadinya cerah mulai mendung gelap, dan debu berterbangan memenuhi udara. Fang, Gopal, dan Ying, yang tadinya terlihat acuh tak acuh, kini bersiap siaga.
"Kenapa mendadak ada angin kencang?" Gopal berteriak sambil mengangkat lengannya untuk menghalangi debu masuk ke matanya.
Ying berpegangan pada tiang listrik di sampingnya, berusaha mempertahankan diri agar tak terbang terbawa angin kencang.
Fang menciptakan pelindung bayangan untuk Boboiboy dan beberapa penduduk yang ada di sana.
"Ini perbuatan jin gila?" gumam Fang, pemuda bersurai ungu itu menghilangkan pelindung bayangan ketika angin mulai mereda.
"Semuanya lari menjauh dari sini!" Ying berteriak, dia menarik beberapa orang yang bisa ia gapai lalu pergi menjauh dari tempat itu.
Gopal berusaha mengubah beberapa runtuhan bangunan menjadi kapas agar tak melukai manusia yang sedang berlari menjauh.
Sedangkan Boboiboy hanya bisa membantu beberapa anak kecil yang tertinggal di belakang.
Beberapa saat kemudian angin kencang kembali muncul disertai dengan angin-angin tajam yang merobek-robek tubuh manusia yang terkena angin itu.
Angin berputar semakin kencang, membentuk pusaran raksasa yang menyeret segala sesuatu di sekitarnya. Debu dan puing-puing beterbangan liar, menciptakan pemandangan yang mengerikan. Boboiboy berusaha melindungi anak-anak di belakangnya. Namun, angin kencang itu semakin kuat.
Tiba-tiba, sebuah angin tajam menerpa salah seorang anak kecil.
"Tidak!" Boboiboy berteriak ketika angin tajam merobek tubuh anak kecil itu, meninggalkan tubuh yang terbelah.
"Boboiboy! Lari!" teriak Fang, dia menggunakan tangan bayangannya untuk mendorong Boboiboy bersembunyi di balik tembok.
Fang terhempas kuat ke aspal, dia mendengkus kesal ketika tangannya putus lagi. Terpaksa dia memasang kembali tangannya, darah hitam khas undead masih mengalir dari lukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boboiboy di dunia lain (Boboiboy Fanfiksi)
FanfictionSetelah tidak sengaja masuk ke portal yang mengirimnya ke dimensi lain, Boboiboy harus berpindah-pindah dimensi untuk menyelesaikan masalah yang ada. Warning! Boboiboy milik monsta, saya hanya meminjam karakternya saja, mohon maaf bila ada kesamaan...