19 : Drama Pagi Hari

12.4K 431 6
                                    

Tandai typo!


Ivana berjalan dengan santai di koridor dasar seraya memainkan ponselnya. Namun tepat disaat ingin menaiki tangga menuju lantai kedua tempat dimana kelas nya terletak, ia dikejutkan dengan kehadiran Nadine bersama Argan yang akan ikut menaiki tangga

Awalnya Ivana bodoamat dan lanjut melangkah dianak tangga, tetapi entah kenapa saat ia semakin berjalan dirinya merasa ditatap tajam oleh kedua sejoli dibelakang nya

Lantas ia berhenti dan membalikkan badannya, ia menemukan raut wajah Nadine yang seolah ingin menelannya hidup-hidup. Bagaimana tidak? Sorot mata itu sangat tajam bagai seseorang yang menahan amarah

"Ck biasa aja kali mata Lo kutil babi, bintitan lohh natap orang cantik kek gitu" Kata Ivana dengan tangan yang sengaja ia lipat di dada guna menunjukkan gaya angkuhnya

Mendengar ucapan Ivana dan juga Argan yang kini ikut menatapnya sontak Nadine langsung menormalkan raut wajahnya menjadi anak PPB

Apa itu PPB anak²?

"Kenapa agan?" Tanya Nadine dengan senyum canggungnya

"Gak"

Argan beralih menatap Ivana dari atas sampai bawah dengan alis yang ia naikkan sebelah, Si Ivana yang menyadari arah pandang Argan itu lantas memelototinya

"Woy bulu babi! Ngapain Lo lihat-lihat badan gue heh? Sange Lo?" Sentak nya yang menyalah artikan membuat Argan spontan memutuskan arah mata nya

"A-apasih lo ma-mana ada!"

"Elehhh pake ngeles segala lo, bilang aja kalo sange biar tuh cewe manjain aset lo" Ucap Ivana sambil menunjuk Nadine dengan dagu nya

Nadine? Gadis yang menyadari maksud Ivana tentu terkejut, namun tak ia pungkiri jika sebenarnya ia tak masalah jika memang Argan membutuhkan jasa lonte nya. anjayyy Lontee~~~

"A-aku??" Nadine menunjuk dirinya seolah tak mengerti

"Enggak, tai kucing."

Seluruh murid yang berada di dekat sana ngakak terpingkal-pingkal mendengar jawaban Ivana yang menurut mereka lucu

Hahaha anjing gue kira tai nya itu si Nadine kocak

Woylah ngakak guee cuk

Eh lu lihat gak tadi muka nya Nadine pas natap Ivana?

Wkwkwk sinis kan

Nadine yang merasa dirinya diejek tentu menggeram, tangan nya terkepal kuat serta butiran air selokan Di mata nya hampir jatuh, sedang kan Ivana? Gadis itu diam mendengarkan cibiran para murid tetapi dalam hati nya ia bertanya-tanya mengapa mereka menjadi seperti ini?

Maksudnya, mengapa para murid justru benci dan tak suka pada Nadine yang sedangkan di novel aslinya seorang Nadine ini sangat diratukan akan kepolosan nya juga sikap ramahnya pada seluruh murid

'Kok jadi beda gini sih situasinya? Gue pikir nih para kecebong bakal bela si kutil babi ' Herannya sembari menggaruk-garuk tengkuknya yang tak gatal

"DIAM!!" Bentak Argan seketika seluruh murid mengunci mulutnya merasa takut

Argan melangkah mendekati Ivana yang setia berdiri dengan angkuh nya mengangkat dagu. Saat tepat berada didepan Ivana yang hanya berjarak beberapa senti, Argan menunduk menatap tajam Ivana yang ikut mendongak

Posisi itu tidak dihadirkan percakapan keduanya, mereka hanya diam tanpa suara dan itu jelas membuat leher Ivana pegal akibat terus mendongak keatas sebab tingginya dengan Argan sangat lah jauh atau bisa dibilang ia hanya sedada Argan saja

"Pegel leher gue..." Ivana mengeluh kemudian menundukkan kepalanya dan memijat sejenak lehernya yang pegal

"Jangan ganggu Nadine" Hanya itu yang terlontar di bibir tebal Argan yang setelah itu ia beranjak pergi tanpa mengajak Nadine yang berdiri seperti anjing hilang

"Asu asuu seribu abad kita tatap-tatapan tapi?? Anjir lah tiga kalimat doang ia cakap raju" Gumamnya dengan mimik sebel kemudian ikut pergi

Tetapi sebelum itu ia akhiri dengan memperlihatkan jari tengahnya pada Nadine seakan mengejek

"Sialan!" Geram Nadine yang ditinggal seorang disana

***

Dikantin Arimbi juga Vanes tertawa ngakak mendengar cerita memilukan yang tadi pagi Ivana alami sesaat ingin menaiki tangga lantai dua bahkan Ivana yang sok merasa menjadi korban tak bersalah pun ikut tertawa. Kekompakan mereka itu tak luput dari pandangan seorang lelaki yang berada tak jauh dari meja mereka

Didalam benaknya, lelaki itu tersentuh saat mendengar tawa bahagia Ivana walaupun itu semua berasal dari tindakan nya

"Kenapa kamu mirip banget sama ava? Aku...aku harap ini cuma kebetulan aja" Lirih nya lalu berdiri dan pergi meninggalkan kantin.

"Huhh aduh stop stop pipi gue keram anjir tawa mulu" Akhirnya mereka menyelesaikan acara tawa itu kala mendengar ucapan Vanes

"Sapa suruh ketawa kek nenek lampir" Ivana kembali terkekeh mendengar itu, sungguh ia merasa walau kedua teman sedakjal nya itu ngeselin tapi ia bahagia dan senang saat bersama keduanya

Vanes yang tadi sibuk mengelus-elus pipi tirusnya, sontak melotot horor mendengar ejekan dari Arimbi
"Telek ayam Lo!"

"Ehh gue kok gak pernah lihat Noraa ya?"

Perdebatan Arimbi dengan Vanes pun terhenti saat mendengar celetukan Ivana yang tiba-tiba mengarah pada salah satu murid yang mereka kenal

Melihat kedua sahabatnya hanya diam, lantas Ivana yang kepo pun bertanya kembali

"Woy! Diam-diam bae lu pada, gue nanya nih" Ketus nya

"A-ahh?"

"Eh anjing ngapain Lo desah" Nyinyir Vanes yang juga memukul pelan bahu Arimbi

Arimbi meringis mendapat pukulan dengan tenaga Hulk dari sahabatnya yang kurus kek batang pohon

"Sakit cuk" Vanes memutar mata malas padahal ia memukul pelan tapi temannya saja yang lebay alay gelayy

Ivana mengehela nafas sabar merasa dirinya diacuhkan, dari tadi ia hanya memperhatikan perdebatan setan beda alam itu disaat ia bertanya satu hal

' Teman dakjal, gue kutuk Lo jadi Nadine ' Kesalnya kemudian memilih memakan makanannya yang hampir dingin

✧⁠◝⁠(⁠⁰⁠▿⁠⁰⁠)⁠◜⁠✧

Tandai typo!

Nadine makin detik makin ngeselin ya?

Mohon bersabar ini ujian😇
Kalo mau di santet jg gpp biar beban cerita ini sdikit berkurang hihi

Just kidding sist, lopyuu all

See you~

 𝐒𝐎𝐒𝐎𝐊 𝐅𝐈𝐆𝐔𝐑𝐀𝐍 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang