Tandai typo!
Ivana sudah siap dengan seragam putih abu yang melekat tubuh nya, gadis itu segera menuruni tangga lalu berjalan menuju arah meja makan.
Ia melihat Bi Ina yang sibuk menata sarapan diatas meja sambil bergoyang mengikuti irama musik di ponsel nya yang terselip disaku.
"Pagi bi"
Mendengar suara sang nona lantas bi ina menoleh kemudian tersenyum manis.
"Nggeh non, ini sudah bibi siapin sarapan nya hehe" Sahut nya
"Wihh makasih bi"
"Papa mana bi? Tumben belum turun" Sambung Ivana seraya menggigit sepotong roti
Pergerakan Bi Ina terhenti sejenak mendengar ucapan Ivana, ia mengarahkan mata nya ke sekeliling sudut ruang makan yang memang tak ada tanda-tanda ada nya Halton.
"Gak tau non um mungkin tuan masih siap-siap" Tutur Bi ina menebak
Ivana hanya memangut-mangut setelah nya ia kembali melanjutkan sarapan nya tanpa memedulikan ketidak hadiran sang Papa.
Untuk masalah kemarin ia memutuskan untuk tidak lagi memikirkan nya atau mempermasalahkan nya, ia sadar jika ia harus cemburu atau marah sepertinya itu bukan hal yang benar untuk nya yang secara ia merupakan anak dari pria itu sendiri.
Ah memikirkan nya kembali membuat nya berdecak, mood nya jadi menurun lagi.
"Non itu tuan"
Ivana mendongak dan mendapati sosok pria tinggi gagah yang sedang berjalan menuju arah yang ia tempati sekarang.
Ada bina dimata tajam itu saat melihat gadis yang sedari kemarin mengganggu hati nya, rasa bersalah kembali menyelimuti Halton yang sesaat hanya diabaikan oleh Ivana.
"Bibi boleh pergi" Titah Halton yang langsung diangguki bi ina
Selepas kepergian wanita paruh baya itu, Halton segera duduk di berhadapan dengan sang anak yang masih santai menyantap sarapan.
Ia menghela nafas tak lama mulai membuka percakapan terlebih dahulu.
"Honey " Ivana mengangkat kepalanya dan menaikkan sebelah alis
"Papa mau bicara seben--"
"Gak perlu pa, bukan salah Papa juga" Potong Ivana lalu berdiri dari tempatnya
"Aku berangkat dulu takut telat"
Saat akan beranjak pergi dari sana tiba-tiba tangan nya ditahan oleh Halton, Ivana menghembuskan nafas nya lalu menarik tangan nya dengan sedikit kasar.
Ah tidak tidak jangan seperti itu Ivana! Gadis ini memang masih begitu kecewa namun apa boleh buat ia bukan siapa-siapa didunia ini jadi sebaiknya ia harus bersikap wajar saja tanpa menunjukkan rasa itu.
"Sebentar saja nanti Papa antar" Ucap Halton seolah menahan kepergian Ivana
"Papa mau bicara apa memangnya? Soal kemarin Papa pangku-pangkuan terus ciuman sama tante-tante itu? Kalau iya mending gak usah diperpanjang deh lagian juga itu terserah papa mau mesra sama siapa aja"
Halton mengusap kasar wajah nya lalu menggeleng cepat, sekarang tujuan nya adalah untuk menjelaskan semuanya pada Ivana.
"Dengar dulu penjelasan Papa Honey kamu jangan salah paham"
"Salah paham apasih pa? Papa pikir aku cemburu gitu? Astaga ya gak lah, aneh banget" Elak Ivana
Mendengar itu lantas dengan samar Halton menyunggingkan senyum, apa benar Ivana tidak cemburu? Sungguh? Ah Halton tidak percaya. Pikir nya
![](https://img.wattpad.com/cover/367207996-288-k190030.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐎𝐒𝐎𝐊 𝐅𝐈𝐆𝐔𝐑𝐀𝐍 [On Going]
ChickLit𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒 𝙎𝙀𝘽𝙀𝙇𝙐𝙈 𝘽𝘼𝘾𝘼~ ____________🕳️____________ Jika ditanya apakah perpindahan jiwa keraga lain, kalian percaya? Apa jadi nya jika sebuah time travel atau kerap di istilahkan dengan kejadian 'Transmigration' menyeret seorang wanit...