36 : I love you

3.2K 200 44
                                    

Tandai typo!

Suara gemericik air shower tertumpah bertubi-tubi diatas lantai, seorang pria tengah sibuk membersihkan tubuh seraya membayangkan seorang perempuan dengan tangan yang terus beradu di benda pribadi nya.

Sesekali lenguhan yang ditemani dengan nama perempuan menjadi alunan panas dipagi itu. Bahkan sesekali ia berdecak kala mengingat kembali penuturan dari sang putri pada anak sulung nya.

Ia sangat tak suka dengan ucapan putrinya yang seolah memerintah kakaknya untuk menjalin hubungan dengan perempuan yang ia dambakan selama beberapa hari ini.

"Shhh..kamu hanya punya saya ivanahh~.." Dengan tangan sebelah yang terus bergerak dengan cepat

Untuk beberapa saat kemudian aksi nya itu segera terhentikan ketika mendengar suara ketukan pintu kamar yang cukup keras. Sontak dengan perasaan yang kesal ia menarik selembar handuk dan melilitnya dipinggang tanpa atasan.

Ia membuka pintu lalu mendapati kehadiran seorang pria yang masih tergolong matang dengan penampilan formal nya.

"Kata kan!" Perintah Martin dengan sedikit membentak

Bagaimana tidak? Pagi yang menjadi sensasi terlangka nya kini terpecahkan kala seorang pria yang tak lain merupakan tangan kanan alias asisten nya berkunjung dengan tiba-tiba, hal itu jelas membuat mood Martin terganggu.

"Em apa saya mengganggu waktu mu tuan?" Tanya Arron

"Masih berani bertanya, huh?"

Arron diam tak berkutik, dapat ia rasakan aura mencekam dari atasan nya ini. Hahh ia menyesal sudah datang sepagi ini tanpa memberi kabar dan bahkan buruknya ia telah merusak moment pribadi Martin.

"Maaf tuan.." Cicitnya dengan kepala sedikit menunduk

Ia mendengar helaan nafas kasar dari pria di depan nya, ia sedikit menegakkan kepala nya kembali saat Martin bertanya padanya.

"Apa tujuan mu?"

"Saya hanya ingin memberi informasi mengenai perkembangan barang-barang yang akan kita akses ke negara K"

"Lalu?"

"Um.. seperempat dari itu telah dicuri oleh--"

"Di curi? Bagaimana bisa?!" Ucap Martin sambil bertanya dengan sedikit mengeras

Setelahnya mendapat info termasuk dalang dari masalah ini, lantas Martin menatap tajam pada Arron.

Sedangkan sang empu yang menangkap tatapan itu lantas menegak sigap, ada firasat yang ia rasakan saat ini.

"Normal kan jumlah seperti sebelumnya! Saya tidak mau tahu dan setelah itu segera bawa pelaku ,waktumu tidak lebih dari 24 jam" Mata Arron melebar mendengar nya

"T-tapi tu--"

"Kerjakan atau pergi" Potong Martin lalu segera masuk ke kamarnya dan menutup kencang pintu abu-abu itu.

Sementara Arron hanya bisa bernafas pasrah, apa apaan itu atasanya nya? Apa dia pikir mengerjakan hal itu akan sangat mudah? Arghhh pusing.

"Jika bukan bos, aku sama sekali gak mau nurut cih" Gumamnya sembari berdecih

Ia berjalan menjauh dari kamar Martin lalu dengan cepat pergi meninggalkan pekarangan rumah mewah itu.

***

Disisi lain Alex sedang fokus pada sebuah postingan milik seorang gadis cantik yang akhir-akhir ini mengganggu isi pikirannya, hal yang sama dengan apa yang Martin rasakan.

Mata elangnya terfokuskan pada sepasang mata indah milik si gadis, senyum yang merekah manis serta pahatan sempurna nya. Tangan nya dengan reflek mengelus bagian bibir difoto itu.

"Ivana.." Gumamnya yang menyebutkan nama seseorang

Untuk sesaat mata nya tertuju pada sebuah komentar dari salah satu sahabatnya. Tertulis

Terus menjadi energi ku, baby..

Tanpa sadar gigi pria itu menggertak saat membaca nya, ia tak menduga bahwa sosok gadis yang pernah teman nya ceritakan dengan penuh pujian tempo hari adalah gadis yang sama dengan yang ia suka.

S-suka?

Ya Alex baru rasakan perasaan itu kala sering mendapati senyum manis dari Ivana. Tangan nya dengan gencar mengetik menyusul untuk memberi komentar.

Just for me.

Ia meng-screenshot layar yang menunjukkan foto gadis itu lalu tersenyum sangat tipis dan mematikan ponselnya.

Seorang pria paru baya dengan setelan formal nya datang dengan sorot mata yang dingin. Ia duduk dihadapan Alex sambil mengeluarkan sebuah lembaran berkas dari map coklat.

Ia menyodorkan itu pada Alex yang masih terdiam memandang benda itu.

"Ambil lah" Titah pria itu

Alex mengambil nya lalu membaca setuap detail dari isi kerta yang merupakan dokumen warisan dari sang ibu yang telah lama meninggal. Ya Alex merupakan seorang pemuda yang sudah ditinggal oleh sosok wanita hebat di usia nya yang ke 16 tahun tepat nya 2 tahun yang lalu saat dimana kedua orang tua nua itu memilih jalan efisien untuk memutuskan mengakhiri rumah tangga.

"Kamu harusnya sudah mengerti tentang isi dan maksud dari dokumen itu, Alex" Ujar Pria itu yang merupakan ayah dari Alex

"Heh, memang sudah sewajib nya ini menjadi milikku" Balas Alex dengan nada remeh

Sedangkan ayah nya hanya mengedikkan bahu lalu kembali berucap dengan raut yang lebih serius.

"Jangan pernah muncul dihadapan saya lagi Alex" Setelahnya ia beranjak lalu berjalan pergi meninggalkan Alex yang diam memandangi punggung nya

Tak lama suara kekehan miris terdengar dari bibir tebal Alex, ia mengusap kasar wajah tampan nya kemudian tersenyum miring.

"Binatang seperti mu memang gak perlu di lihat, Hansen"

***

Ivana yang baru terbangun dari tidurnya nya sontak terkejut merasakan berat di perutnya. Ia menoleh setelah nya terkejut bukan main.

"PAPA?!"

Halton yang sedang tertidur begitu pulas lantas terganggu akan pekikan dari putrinya itu.

"Eughh a-ada apa honey?" Tanya Halton dengan suara khas nya

Berdemeghhhh

"Papa kok bisa disini sih? Kapan pulang nya?"

Tanpa merespon ucapan Ivana, Halton langsung mendekap gadis itu membawanya kedalam kurungan pelukan hangat nya. Melihat cuaca yang sedikit mendung tentu membuat pria itu menjadi tenang.

Untuk mengenai kepulangan nya, itu cukup singkat. Malam tadi saat ia mengakhiri panggilan video nya dengan Ivana yang tertidur, Halton langsung membereskan sisa-sisa pekerjaan nya lalu setelah nya ia menelpon salah satu pengawal pribadi nya untuk menarik penerbangan secepat mungkin untuk balik ke mansion utama nya di Indonesia.

Rasa rindu yang amat melandanya, tak dapat ia tahan lagi walau terhalang jarak yang sangat jauh ia tak peduli. Menembus kabut kabut untuk bisa pulang dimalam itu juga dan memeluk Ivana saat sampai.

"Iss di tanyain juga" Ivana sebel namun tetap membalas pelukan itu membuat pria yang tak lain ialah Halton tersenyum

"I love you " Bisik nya tepat ditelinga Ivana yang dapat merasakannya

Jantung Ivana terdetak sangat cepat, tak karu-karuan kala mendengar nya. Ia membuka matanya lalu melirik wajah tanpa bersih walau ditubuhi sedikit bulu dirahang Halton.

"Sttttt tidur lagi"

Halton mempererat pelukan itu sembari sesekali mengecup kening Ivana yang ikut memejam kan matanya.

Hlowww readersss kesa balik nihh dengan janjii di hari lusa kmren! Maap bingitt krna hrs Nunda krna kmrn sempat ad msalah jd gbs pkai hpe nya

Lanjut target nih! 100 VOTE DALAM SEHARI DAN 50 KOMEN. yg kmren aj komen ny msih kurang tp gpp kok yg pnting hri ni bisa nyesuaiin ok??

Sekian maciii syg² ny akohh😙😍💋

 𝐒𝐎𝐒𝐎𝐊 𝐅𝐈𝐆𝐔𝐑𝐀𝐍 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang