Chapter 20: A plan.

2 2 0
                                    

Sesampainya di aula Knill langsung menghampiri seorang pria berambut pirang diikat ponytaill yang tengah berbaur dengan beberapa perempuan yang memakai seragam berwarna putih dengan gradasi emas.

"Demetrius," panggil Knill saat ia sudah berada tepat disamping pria itu.

Demetrius kemudian menoleh sekilas kearah Knill. "Kalau begitu saya pergi dulu, kalian bisa kembali menikmati acaranya," pamit Demetrius kepada gadis-gadis yang ternyata murid dari academy kekaisaran itu.

"Baik, selamat menikmati acaranya juga kepala sekolah," balas salah satu gadis.

Demetrius kemudian tersenyum sesaat kearah gadis-gadis tersebut dan lekas pergi bersama Knill yang memimpin jalan hingga mereka kini berada di pojok aula yang sepi.
"Bagaimana dengan perkembangan penyihir cahaya itu?" tanya Demetrius sembari menjentikan jarinya hingga muncul sebuah gulungan perkamen.

"Saya sudah memberikan laporan mengenai perkembangan sihir cahaya-Nya. Tapi... apa maksud Anda yang menyetujui usulan Yang Mulia Putri Ashley?" tanya Knill terlihat tersulut emosi.

"Aku tidak bermaksud apa-apa dengan menyetujui usulan yang mulia putri. Lagipula saat rapat diskusi dengan para peneliti lain mengenai usulan yang diajukan putri, ternyata usulan itu cukup membantu pengawasan yang kita lakukan," jawab Demetrius sembari memberikan gulungan perkamen itu kepada Knill.

"Akan tetapi apakah harus melibatkan pihak luar untuk membantu pengawasan ini? Anda sendiri tahu jika kekaisaran Asher sedang dilanda perebutan tahkta yang dilakukan oleh keturunan baginda kaisar," jelas Knill.

"Knill, kau tenang saja. Orang yang dipilih oleh yang mulia putri tidak akan membahayakan si pembawa cahaya itu bahkan posisi mu. Aku tahu kau sangat berambisi dalam mengejar tujuan mu. Namun, kau juga harus menerima saat rencana mu sedikit berbeda diawal," tutur Demetrius menasehati.

"Bahkan didepan Anda sekalipun yang mulia putri masih dapat bergerak dengan bebas, sebaiknya organisasi bakat sihir lebih dibatasi kembali dalam memenuhi permintaan." Setelah mengatakan itu Knill kemudian berlalu pergi dengan gulungan perkamen yang Demetrius sempat berikan.

Demetrius yang melihat kepergian Knill kemudian menghembuskan nafas lelah. "Mudah mengatakan apa yang kau inginkan, tapi melakukannya akan sangat sulit. Yah... walau jujur aku juga sama sekali tidak menyukai adanya pihak luar, tapi... pihak luar kali ini mungkin akan cukup menguntungkan," ujar Demetrius kemudian tersenyum menyeringai.

Knill kini berjalan kearah balkon aula, ia berdiri dipojok balkon yang tertutupi oleh tirai.
Beberapa pidato yang perdana menteri Luther katakan tidak membuat Knill tertarik sama sekali karena ia tahu jika sanjungan dan ucapan manis tersebut hanyalah bualan semata untuk menggaet para faksi bangsawan dan para petinggi kerajaan.

Knill sebenarnya membenci situasi disaat pesta berlangsung, rasanya ia ingin cepat-cepat pergi dan tidak mendengarkan lebih lanjut apa yang para bangsawan itu katakan.
Sebut saja Knill sosok yang apatis, dirinya sendiri bahkan membenci pemimpin kekaisaran ini.

Entahlah... tidak ada yang tahu mengapa Knill membenci pemimpin kekaisaran ini.

Setelah beberapa pidato yang perdana menteri Luther bacakan selesai, kini acara dilanjutkan dengan penghormatan kepada sang penguasa kekaisaran Asher yang memimpin bangsa manusia.

Diatas balkon tinggi didepan sana, tirai berwarna merah terlihat menutupi tempat sosok agung yang menduduki tahkta kaisar.

"Nikmati acaranya."

Dua patah kata tersebut mampu membuat situasi diseluruh aula terasa berbeda.
Knill yang sekalipun berdiri di pojok balkon yang tertutupi oleh tirai bahkan melakukan perhormatan dan tidak berani mengangkat kepalanya jika belum ada perintah untuk menyelesaikan perhormatan.

Walaupun ia membenci pemimpin bangsa manusia sekarang akan tetapi ia tidak berani memberontak langsung karena masih ada hal yang harus ia lakukan tanpa sepengetahuan sang kaisar manusia itu.

"Seperti yang mulia baginda kaisar katakan, silahkan kalian nikmati acaranya!" seru perdana menteri Luther dengan lantang.

Semua orang yang mendengar seruan lantang dari sang perdana menteri pun langsung kembali bersikap biasa dan mulai menikmati acaranya.
Akan tetapi sebelum itu sang perdana menteri kemudian mengumumkan kedatangan sosok yang sempat ia singgung tadi didalam pidatonya.

Knill yang mengetahui jika Alice akan segera keluar mulai bersiap dan berdiri dengan tegak.
Tatapan tajam Knill kini terlihat menyorot sebuah ambisi besar, dikarenakan saat Alice diperkenalkan didepan publik hari ini maka awal dari rencananya akan dimulai saat itu juga.
__

"Nona, nona Alice?" panggil Clara sembari mengguncang tubuh Alice yang mematung ditempat.

"A-ah, ada apa Clara?" tanya Alice yang tersadar dari lamunannya, Clara yang melihat raut wajah Alice yang terlihat kebingungan lalu merendahkan tubuhnya agar setara dengan tinggi badan Alice.

"Apa terjadi sesuatu tadi nona? Saya memang tidak ikut hadir masuk kedalam aula, tapi saya tahu jika Anda yang diumumkan tadi langsung menjadi berita yang mengejutkan.
Anda pasti tidak menduga hal itu akan terjadi, tapi tenang saja nona karena saya akan selalu ada dan mendukung Anda," jelas Clara sembari tersenyum lembut.

"Terimakasih Clara, sebenarnya aku cukup terguncang tadi dan sekarang aku jadi sedikit kelelahan karena menghadapi banyak orang," balas Alice sembari tersenyum kikuk.

Clara yang mendengarnya kemudian mengusap kepala Alice lembut. "Untuk hari ini Anda akan menginap di kekaisaran karena pesta akan kembali diselenggarakan nanti malam," jelas Clara memberitahu.

"Eh? Masih ada pesta nanti malam?" beo Alice terkejut.

"Untuk pesta di malam hari adalah pesta pemberkatan dan pelepasan lampion yang diisi oleh harapan dan doa seluruh penduduk negeri Asher. Selain itu dikota akan diadakan juga parade sihir," jawab Clara yang mulai terlihat antuasias.

"Parade!?" seru Alice terlihat senang saat mendengar jika akan ada parade.

"Nona!" panggil seseorang mengintrupsi antusiasme Alice juga Clara.

"Eh? Knill?"

Alice menatap kearah Knill yang berjalan kearahnya. "Kenapa Anda masih disini? bukankah sekarang jam Anda istirahat dan makan siang?" tanya Knill sembari melirik kearah Clara dengan pandangan bertanya.
"A-ah, maaf tuan Knill." Clara langsung berdiri tegak dan terlihat gugup karena ditatap tajam oleh Knill.

"Knill apa benar jika dikota nanti akan ada parade?" tanya Alice sembari menatap Knill dengan tatapan antusias.

"Darimana Anda mendengarnya?" tanya balik Knill.

"Sa-saya yang memberitahu nona Alice," jawab Clara cepat merasa takut dengan aura Knill yang terasa tidak bersahabat.

Knill lalu menatap Clara sekilas dan langsung beralih menatap kearah Alice. "Huhh... Yang Mulia Baginda Kaisar ingin malam ini Anda yang melakukan pemberkatan dengan sihir cahaya Anda," ungkap Knill yang membuat Alice begitupun Clara tersentak kaget.

"Baginda Kaisar?!" Alice melebarkan matanya tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Knill.

"Iya, saya kesini untuk memberitahu Anda soal itu. Para petinggi kekaisaran tadi melakukan perubahan rencana acara dan ingin Anda yang melakukan pemberkatan melalui sihir cahaya Anda," jawab Knill.
"Tapi ini mendadak sekali tuan Knill, nona Alice bahkan masih mempelajari penggunaan sihir dasar elemen," protes Clara merasa jika perubahan acara tersebut akan membuat Alice terbebani.

"Maka dari itu saya ada disini untuk membantu."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Next.

The Secret Witches: Last StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang