Chapter 24: Exercise part 2/ End.

6 2 0
                                    

"Kalau begitu nona Alice, kita mulai saja latihannya. Seperti yang sudah saya jelaskan tadi jika sihir pemberkahan dapat disalurkan dengan mudah.
Namun, sihir pemberkahan sendiri memiliki syarat dimana sihir tersebut haruslah berunsur menyucikan," jelas Demetrius.

"Saya mengerti, tapi tuan... jika sihir pemberkahan saya gagal bagaimana? Saya sendiri masih belum mengerti dengan artian berunsur menyucikan dalam sihir tersebut," ucap Alice terlihat gelisah.

Demetrius yang melihat kegelisahan Alice kemudian merendahkan tubuhnya sehingga sejajar dengan tinggi badan Alice.
"Anda pasti bisa nona, Anda hanya perlu menguatkan perasaan Anda," balas Demetrius sembari menatap netra biru topaz Alice yang menatapnya dengan tatapan polos.

"Kalau begitu... saya akan mencobanya." Setelah mengatakan itu, Alice kemudian berjalan ke tengah-tengah ruangan dan mulai memfokuskan diri.
Demetrius sendiri memilih untuk berdiri dan berjalan ke sisi ruangan untuk mengawasi Alice.

Sihir pemberkahan sendiri tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang.
Orang-orang yang biasanya melakukan pemberkatan adalah orang-orang yang tinggal di menara suci yang berada di lembah agung Caelum. Bisa diartikan juga bila orang-orang yang memiliki sihir pemberkahan adalah orang-lrang yang dipilih oleh dewa dan dewi agung.
Selain itu mereka juga harus dalam keadaan suci dan tidak diperbolehkan untuk menikah, tapi itu hanya di khusus kan bagi orang-orang yang tinggal dimenara suci.

"Aw!" Alice meringis kesakitan saat tubuhnya terasa tersentrum hingga membuatnya langsung terpental.
"Anda harus tetap fokus nona, jangan pikirkan hal lain!" seru Demetrius dari pojok ruangan setelah melihat Alice yang terpental dan langsung terjatuh ke lantai.

"Tapi kenapa bisa menyetrum?" Alice bergumam penuh kebingungan sembari berdiri kembali.
Ia kemudian menyatukan kedua tangannya di dekat dada dan mulai memejamkan kedua matanya erat.

Akan tetapi baru 2 menit Alice menyalurkan sihirnya, seketika sebuah percikan seperti listrik terlihat muncul lagi dari dalam kedua tangannya yang bertautan dan langsung membuat Alice terpental ke belakang.

"Gagal, kenapa terus menyetrum seperti ini," ujar Alice kemudian kembali berdiri.
Keringat tampak memenuhi pelipisnya dengan tatanan rambut pirangnya yang kini mulai berantakan.

Ia lalu kembali pada posisi semula dan mencoba untuk menyalurkan sihirnya, akan tetapi baru beberapa saat Alice menyalurkan sihirnya, percikan listrik kembali menyetrumnya dan membuatnya gagal kembali bahkan sampai tujuh kali percobaan.

Alice kini terbaring tidak berdaya diatas lantai, nafasnya tersenggal-senggal dan tubuhnya terasa lemas juga gemetaran.

"Mustahil aku bisa melakukannya," gumam Alice terdengar parau.

Memang didalam penjelasan Demetrius terdengar mudah dan klise, tetapi itu tidak memuat betapa sulitnya melakukan sihir pemberkahan.
Alice kini merasa tertipu oleh penjelasan pendek dan terdengar klise itu, ia tidak menyangka jika sihir pemberkahan begitu sulit untuk di kuasai.

Berunsur penyucian?

Baginya unsur sihir pemberkahan malah membuatnya diberatkan, Alice rasanya ingin menangis dan menolak tugas yang diberikan padanya itu.
Disaat-saat seperti ini ingatannya langsung bergulir pada penjelasan ibu pantinya dulu, jika Alice ikut ke kaisaran maka ia tidak akan dikekang dan ditekan oleh beban berat lalu dibiarkan bebas.

Tapi nyatanya apa? Alice rasanya ingin menyerah karena tersiksa dengan setruman yang muncul dari sihir pemberkahan.
Rasanya Alice ingin pulang saja ke panti asuhan dan tidak melakukan pelatihan ini, lagipula... kenapa sosok dengan elemen cahaya sepertinya malah diberikan tugas seperti ini?

Ia masih kecil bahkan menguasai sihir elemen cahaya saja minim, Alice hanya mampu menggunakan sihir penyembuhan saja.
Fisiknya lemah dan ia juga tidak sepintar itu, Alice kini mulai bertanya-tanya apa gunanya ia tinggal di mansion.

Sebut saja ia lemah, tapi nyatanya Alice memang masih belum mengerti akan situasi yang tengah dilimpahkan padanya ini.
Situasi dimana ia harus melakukan sesuatu dengan sempurna tanpa mempedulikan berapa kali latihan sampai melukai diri sendiri.

Alice tidak pernah mengalami hal itu dipanti asuhan dulu dan sekarang situasi tersebut secara tiba-tiba datang disaat Alice masih belum siap menerimanya.

Alice tahu jika ia adalah sosok pengguna sihir elemen cahaya terakhir dan harapan semua orang, selain itu banyak orang-orang yang mendukungnya. Tapi... apakah harapan dan dukungan itu mampu membuatnya bertahan?

"Pengetahuan mengenai sihir pemberkahan telah menyebar ke seluruh penjuru dunia Emris, sehingga orang-orang yang tidak tinggal dimenara suci dapat melakukan sihir pemberkahan dengan mudah.
Akan tetapi orang-orang yang melakukan sihir pemberkahan tentu masih memegang aturan utama, yaitu; dalam keadaan masih waras, belum menikah, tidak memiliki pasangan dan kesucian yang masih terjaga."

Sebuah suara seketika mengintrupsi Alice yang hampir menutup matanya karena lelah.
Alice melirik sosok yang mengajaknya bicara tersebut dengan ekor matanya, seakan lelah dengan penjelasan Demetrius tentang sihir pemberkahan.

Perutnya terasa mual, kepalanya terasa pening, ia memang selalu tidak tahu menahu mengenai apapun dan memiliki sisi optimis kuat.

Tapi... setiap orang memiliki batasannya, kan?

"A-

"Apa Anda menyerah nona?" Demetrius memotong Alice yang ingin bicara.

Alice seketika tersentak dan langsung menatap kearah tangannya yang lecet.
'Menyerah' kata yang paling ia benci, selama dipanti asuhan tidak ada kata menyerah didalam hidupnya.

Tapi... saat ia menginjak kan kakinya ke kekaisaran dan bertemu dengan berbagai orang, Alice mulai merasa gentar dan ketakutan selalu merajalela dirinya.
Ia takut kembali dipanggil oleh sosok mengerikan didalam dirinya.

"A-aku... tidak bisa," lirih Alice dengan air mata yang mulai menggenang dipelupuk matanya.
"Apa Anda menyerah?" tanya Demetrius lagi yang langsung dibalas oleh gelengan kepala Alice.

"Apa Anda tahu alasan mengapa baginda ingin Anda yang melakukan sihir pemberkahan? Itu karena Anda pemilik sihir elemen cahaya, sosok pengguna sihir cahaya terakhir, harapan dunia Emris dan... sosok yang suci dimata mahkluk dunia ini. Yang Mulia Baginda Kaisar sendiri yakin jika sihir pemberkahan tersebut akan membuat dampak besar bagi dunia Emris juga para penghuninya jika Anda yang melakukannya. Disini Anda adalah sosok pengguna sihir elemen cahaya dan harapan terakhir kami untuk terus hidup dan mangabdi kepada para dewa dan dewi.
Maka dari itu... saya disini akan mulai menegaskan tugas Anda sebagai satu-satunya sosok pengguna sihir elemen cahaya didunia ini. Nona... tugas Anda adalah menjaga kesetabilan dunia Emris sampai awal kebangkitan para pengguna sihir elemen cahaya kembali lahir dan membuat dunia ini tidak jatuh kedalam kegelapan."

Alice yang mendengar penuturan tegas Demetrius seketika langsung terdiam, ia menyadari sendiri jika... tugasnya sebagai sosok pengguna sihir elemen cahaya sangatlah berat.
Hingga ia yakin jika... hidupnya untuk kedepannya tidak akan sama seperti dulu lagi, mengemban tugas yang diberikan oleh seorang kaisar dan menjadi titik terang yang diturukan para dewa dan dewi agar dunia Emris tidak kiamat adalah awal mula bagi Alice agar merubah pola pikirnya.

Seketika sebuah petagram sihir berukuran besar berwarna putih muncul setelah Alice kembali berdiri ditengah-tengah ruangan.
Rambut pirang Alice tampak mulai bersinar seperti emas, ia kemudian menutup matanya sambil merapatkan kedua tangannya didekat dada.

Alice mulai mengatur nafasnya untuk menenangkan diri, percikan cahaya kini tampak muncul dari dalam petagram sihir berukuran besar yang tercipta dibawah telapak kakinya.
Sebuah hembusan angin kini mulai bertiup dengan lembut dan membuat tubuh Alice kini melayang dengan jarak 4 cm dari atas lantai.

Di sisi lain Demetrius yang mengawasi dari pojok ruangan terlihat menyunggingkan sebuah senyuman, tatkala melihat Alice yang tampak khusyu berkonsentrasi.
Demetrius kira perasaan familiar pada Alice ialah sebuah kebetulan semata. Namun, sekarang ia mulai menyadari sesuatu.

Jika Alice... ialah sosok yang memiliki kesamaan dengan sosok yang sempat mengulurkan tangan kepadanya dengan senyum riang.
Menyayanginya dengan sepenuh hati dan membisikan kata-kata menenangkan padanya.

"Kau dan dia... ternyata sama saja."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Next.

The Secret Witches: Last StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang