Bagai tersambar petir di siang bolong, Alice kini mendengar suara yang tidak ingin ia dengar kembali.
"Yang Mulia," panggil Knill dengan nada dingin.
"Senang bertemu dengan kalian," sapa suara wanita dengan nada culas yang khas.
Alice kemudian berbalik dan menatap figur seorang wanita berambut coklat ikal panjang. "S-senang bertemu dengan Anda kembali," balas Alice gugup dan langsung melakukan curtsy.
"Oh? Kau ternyata sudah pintar melakukan tata krama ya, aku senang melihatnya," puji wanita itu sembari menatap Alice dengan netra emeraldnya.
"Yang Mulia Putri Ashley, apa yang membuat Anda datang kemari?" Kini Knill berjalan mendekati Ashley yang masih berdiri di dekat pintu masuk perpustakaan."Apa aku tidak disambut disini?" tanya Ashley sembari menatap tajam Knill.
Alice yang melihat interaksi antara Knill juga Ashley pun mulai gelisah, ia kemudian menelan salivanya kesat.
"Alice apa kau tidak merindukan, ku?" tanya Ashley sembari menatap kearah Alice yang kini mematung ditempat.
"A- s-saya..."
Tubuh Alice kini mulai gemetar ketakutan, aura yang dikeluarkan oleh Ashley entah sejak kapan sudah mempengaruhi suasana diperpustakaan menjadi cukup mencekam.
"Alice, apa kau... ingin mengetahui tentang simbol pola sihir yang muncul di tekuk mu?"
"Eh?"
Alice membulatkan matanya terkejut dan langsung menatap kearah Ashley yang kini tersenyum menyeringai kearahnya.
"Anda mendengarnya?" tanya Knill kemudian menatap Ashley dingin.
"Saran dariku saat kalian membicarakan sesuatu yang penting. Sebaiknya menutup pintu agar tidak ada yang menguping, lagipula ini bukan salah ku juga karena menguping pembicaraan kalian," jelas Ashley menjawab dan berjalan mendekati Alice.
Alice kini mulai merasa tidak nyaman saat Ashley berjalan mendekatinya dan kini telah berdiri tepat dihadapannya.
Alice lalu mulai mendekat dan menberanikan diri untuk bertanya, "Anda... m-mengetahui tentang tato ini?""Tentu saja, aku mengetahui segalanya tentang dunia Emris ini bahkan hal kecil seperti tato yang muncul ditekuk mu." Ashley menjawab dengan tangan terulur untuk memegang dagu Alice dan membuat Alice langsung bertatap muka dengannya.
Ashley kemudian tersenyum miring sembari menatap netra biru topaz Alice.
"Sinar mentari kekaisaran yang telah kembali, kau memang karya sempurna yang membayar impas penantian kami selama 100 tahun." Setelah mengatakan itu Ashley kemudian mulai mengulurkan tangannya kearah kepala Alice.
Namun, sebelum Ashley dapat mendekatkan tangannya kearah kepala Alice. Knill langsung menghentikannya dengan mencengkram pergelangan tangan Ashley erat.
"Yang Mulia, apa Anda bisa langsung memberitahu kami tentang simbol itu?""Pria yang tidak sabaran, 'ya," desis Ashley sembari melepaskan pergelangan tangannya dari cengkraman Knill.
"Huh..." Alice langsung menghela napas lega saat Knill berhasil mencegah Ashley.
"Aku akan memberitahu kalian, tapi ada syaratnya," jelas Ashley sembari tersenyum menyeringai."Apa itu?"
Knill bertanya dengan dingin sembari berjalan mendekati Alice dan berdiri membelakanginya.
"Jadikan aku sebagai guru sihir Alice."
"Eh?"
Alice terkejut seketika saat mendengar syarat yang dikatakan oleh Ashley. Itu berarti... Ashley akan menjadi wali pendamping Alice dalam pelatihan sihir cahaya-Nya?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Witches: Last Starlight
FantasyAlice, seorang gadis kecil berusia 12 tahun yang memiliki takdir sebagai pengguna elemen cahaya terakhir. Bakat sihir Alice baru diketahui saat ia melakukan debutante bakat sihir didesanya, melihat bakat sihirnya yang memang sangat dibutuhkan untuk...