Chapter 19: First introduction.

8 2 0
                                    

Suara sepatu kaca yang Alice gunakan kini mulai terdengar jelas, tatkala ia menginjak kan kakinya masuk kedalam balkon aula.
Saat Alice sudah berada di dekat pembatas balkon aula, ia dapat melihat dengan jelas dimana semua mata hanya tertuju padanya seorang.

Alice mulai menelan salivanya kesat dan mengatur nafasnya untuk mengurangi rasa gugup.
Ia kemudian mulai melakukan cursty untuk menghormati seluruh bangsawan yang hadir disana sebagai awalan memulai perkenalan dirinya.

"Perkenalkan nama saya... Alice, 'Alice De Asher'. Mulai sekarang dan seterusnya saya akan mengabdikan diri saya kepada kekaisaran Asher dengan kekuatan sihir elemen cahaya yang saya miliki."

Saat Alice selesai memperkenalkan dirinya sendiri, seluruh aula tampak hening dan tidak ada seorang pun yang membuka suara. Sampai akhirnya sebuah suara tepuk tangan terdengar dari tengah-tengah aula.
Alice kemudian menatap kearah sosok yang berada ditengah aula dan mendapati Ashley yang tengah bertepuk tangan.

"Senang bertemu dengan mu Alice!" ucap Ashley lantang sehingga membuat beberapa bangsawan tersadar dari lamunannya dan mulai ikut bertepuk tangan.
Riuh tepuk tangan kini mulai terdengar diseluruh penjuru aula yang memiliki luas yang tidak terhitung itu, Alice perlahan tersenyum dan menghembuskan nafas lega jika perkenalannya tadi tidak kacau walau kini ia memakai marga seperti keturunan kaisar.

Benar, alasan mengapa ia sekarang memakai marga De Asher seperti garis asli para keturunan kaisar. Dikarenakan ditinya berasal dari panti asuhan dan sama sekali tidak memiliki marga dari keluarga manapun sehingga posisinya saat ini tidak memiliki dukungan.

Ditambah saat ini para keturunan kaisar tengah memperebutkan tahkta pemimpin kekaisaran sehingga terbentuk banyak faksi bangsawan yang mendukung siapa putri atau pangeran mana yang pantas menjadi calon kaisar selanjutnya.
Maka dari itu untuk menghindari masalah diantara para bangsawan yang mencari kesempatan untuk memanfaatkan situasi yang cukup rentan ini. Akhirnya organisasi bakat sihir mengirim usulan kepada kaisar agar membuat Alice memiliki marga De Asher untuk membuat posisinya tidak dapat diusik oleh sembarangan dan terhindar dari bahaya atau ancaman dari pihak tertentu.

"Nona Alice."

Alice seketika tersadar dari lamunannya dan langsung menoleh kearah suara yang menanggilnya, "knill."

"Mari turun nona," ajak Knill kemudian mengulurkan tangannya kearah Alice.
Alice yang melihatnya langsung mengiyakan ajakan Knill dan turun dari balkon.

Alice kemudian berjalan menuruni tangga bersama Knill dan saat sampai di lantai aula, Alice langsung berhadapan dengan Ashley yang tersenyum lebar padanya.
"Perkenalan yang bagus Alice," puji Ashley merasa bangga dengan Alice.

"Terimakasih Yang Mulia," balas Alice terlihat senang.

"Permisi, halo nona Alice," sapa seorang pria berambut hitam legam dan bernetra hijau terang tersebut yang tidak lain ialah sosok penguasa wilayah utara yaitu kepala keluarga duke Artedev sendiri.

"Ah- oh... halo," jawab Alice membalas sapaan duke Artedev.

Duke Artedev sesaat tampak menyeringai saat Alice membalas sapaannya. "Perkenalkan nama saya Arthur Von Artedev, saya kepala keluarga duke Artedev, senang dapat bertemu dengan Anda," jelas Arthur kemudian tersenyum ramah.

Alice yang merasa gugup karena berhadapan langsung dengan sosok kepala keluarga duke Artedev tersebut tampak kikuk saat membalas perkenalannya, "S-saya Alice."

"Ooh... apa Anda tahu nona? Saya tidak menyangka jika para dewa dan dewi masih memiliki belas kasih pada dunia Emris ini dengan mengirimkan Anda sebagai pengguna elemen cahaya terakhir," ucap Artedev yang terdengar memuja Alice.

The Secret Witches: Last StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang