Rintik hujan mulai membasahi tanah, angin bertiup dengan kencang sehingga jendela yang tadinya tertutup langsung terbuka dengan kencang.
"Bagaimana?"
Sebuah suara terdengar menggema disebuah ruangan yang terdiri dari dua orang pria dan satu orang wanita.
Wanita yang berada diruangan itu terlihat mulai menyesap teh yang memiliki harum manis tersebut."Kau yakin ingin menyatukan mereka? Bukankah keluarga mereka tengah bermusuhan karena berbeda faksi?" tanya wanita itu lalu meletakan kembali cangkir tehnya.
Pria yang memiliki rambut pirang diikat ponytail dan bernetra merah muda itu terlihat menghela nafas. "Mereka memiliki koneksi dengan para pengajar terbaik dikekaisaran, selain itu umur mereka sebaya juga," jawab pria itu."Walau keluarga mereka berseteru karena berbeda faksi, tapi saya juga setuju untuk memilih mereka berdua. Selain itu... bukankah para bangsawan akan mulai menaruh perhatian pada hubungan nona Alice dengan dua keluarga itu?" timpal pria Elf yang baru saja menutup jendela yang sempat terbuka oleh angin.
Wanita itu tampak menatap berkas yang berisikan identitas dua orang anak berlawanan jenis itu.
"Parry Von Artedev, aku dengar anak itu gagal melakukan debutante karena sihirnya belum matang dan siap naik ke tingkat dua," ujar wanita itu."Walau Parry Von Artedev gagal melakukan debutante sihir. Namun, dia adalah anak yang pintar dan selalu berpikir kritis. Beberapa surat kabar juga selalu menyinggung anak kelima dari duke Artedev itu yang memiliki kemungkinan dapat menyaingi IQ putri ketiga dan pangeran keempat," jelas pria bernetra merah muda itu.
"Lalu? Bagaimana dengan gadis dari keluarga Brigette ini? kudengar keluarga Luminas sedang berperang dingin dengan keluarga Brigette, apa itu benar Demetrius?" tanya wanita itu.
Demetrius, pria permilik netra berwarna merah muda itu tampak mengambil berkas yang menunjukan biodata seorang gadis berambut hijau lumut, "memang benar Luminas sedang berperang dingin dengan Brigette, tapi masalah itu tidak akan tercampur dan masuk kedalam seleksi.
Baik keluarga Brigette tidak akan memusingkan tentang masalah diantara dua keluarga hanya karena tahu siapa penyelenggara seleksi tersebut. Karena yang terpenting... adalah keturunan mereka yang mendapat koneksi dengan sosok yang paling dihormati didunia Emris.""Hm... aku bingung dengan hubungan para bangsawan, padahal keluarga kalian Luminas tidak ikut mendukung faksi pangeran atau putri dalam memperebutkan takhta.
Tapi perselihan diantara kelima keluarga duke selalu terjadi, bahkan melibatkan banyak oknuk tertentu, aneh sekali..." ujar wanita tersebut sembari menyesap tehnya kembali dengan tenang.Seketika suara ketukan sepatu boot dari pria Elf yang berdiri didekat jendela tadi mulai terdengar mendekat.
"Itu hal lumrah Putri," balas Demetrius yang sebenarnya malas membahas mengenai lingkaran sosial kelima keluarga duke.
Pria Elf tadi tampak berdiri dihadapan Ashley yang duduk disofa. "Apa kau mau membuat taruhan dengan ku, Putri?" tanya pria Elf sembari menatap wanita tersebut culas.
Wanita tersebut tampak menatap balik pria Elf itu dengan tatapan tertarik.
"Apa itu, Knill?"
Knill tampak tersenyum tipis, "jika... mereka berdua dapat bertahan sampai 3 bulan saja. Aku akan menyerahkan bagian pengawasan terhadap nona Alice kepada mu juga Ashley, bagaimana?"
Ashley tampak langsung menyeringai saat mendengarnya, "akhirnya kau setuju dengan usulan ku. Apakah kau sedang menyusun kembali rencana mu, knill?"
Knill yang mendengarnya tampak terdiam untuk sesaat. Namun, keseriusannya terlihat terpatri dengan jelas diwajahnya.
"Namun, jika mereka tidak bertahan selama 3 bulan dan salah satu dari mereka mengacau pengawasan yang aku lakukan, maka ucapkan selamat tinggal dengan kedua anak itu," ancam Knill dengan suara dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Witches: Last Starlight
FantasyAlice, seorang gadis kecil berusia 12 tahun yang memiliki takdir sebagai pengguna elemen cahaya terakhir. Bakat sihir Alice baru diketahui saat ia melakukan debutante bakat sihir didesanya, melihat bakat sihirnya yang memang sangat dibutuhkan untuk...