Seketika dua bola sihir cahaya berukuran kecil langsung melesat dengan cepat hingga menyayat kedua pipi Ashley.
"Lumayan juga, aku jadi sedikit tertarik untuk mempelajari sihir yang mencerminkan individu pemiliknya," ujar Ashley sembari mengusap pipi kirinya yang mengeluarkan darah.
Tatapan tajam dari kedua netra biru topaz sosok sihir Alice itu kini menunjukan ke tidak sukaannya pada Ashley.
"Hoo... sekarang aku tahu kenapa Alice takut padamu."
Suara sosok sihir itu kemudian kembali memenuhi seisi ruangan. "Alice takut padaku? Hm... begitu ya, lagipula aku juga tidak terlalu suka anak kecil," jawab Ashley dan langsung melesat maju kearah tubuh Alice.
"Jangan terlalu buru-buru Yang Mulia..."
Sosok sihir yang memegang kendali atas tubuh Alice itupun langsung meloncat mundur saat menyadari Ashley akan mencoba untuk menangkapnya.
"Ck! Itulah mengapa aku tidak menyukai orang yang memiliki Phythonissam," gumam Ashley mendecih.
"Oh? Kau mengetahui kelainan ini? Pfft... Hahaha! Bagus jika kau mengetahuinya, maka aku tidak perlu menahan diri lagi."
Sosok sihir Alice kemudian mulai melayang diatas udara, ia terlihat menyeringai sembari mengeluarkan beberapa bola cahaya.
5 bola cahaya yang dikeluarkan oleh sosok sihir Alice kini mulai mengelilingi tubuhnya yang melayang diudara.
"Aku dengar setiap Phythonissam memiliki panggilannya sendiri." Ashley kini menatap sosok sihir Alice yang terlihat menyipitkan kedua matanya tidak suka."Siapa kau yang memerintah ku untuk mengungkapkan nama ku? aku hanya akan bicara pada sosok yang lebih hebat dan kuat."
Sosok sihir Alice menjawab dengan angkuh, netra biru topaznya mendelik tajam seperti merendahkan Ashley yang berdiri dibawah.
"Seseorang yang lebih hebat dan kuat, ya? Kalau begitu... Knill, kau boleh maju sekarang." tanpa menolehkan kepalanya, Ashley langsung memberi perintah kepada Knill yang sedari tadi diam mematung.
"Apa Anda yakin?" tanya Knill sembari menatap kearah Ashley.
"Iya, cepatlah... aku sudah membebaskan kekangan mu," balas Ashley kemudian menjetikan jarinya.
"Apa?!"
Sosok sihir Alice kemudian membelakakan matanya saat melihat Knill berubah menjadi kepulan asap yang mulai menyebar keseluruh ruangan.
"Bakar dia!" titah Ashley sembari menunjuk kearah sosok sihir Alice.
Seketika kepulan asap tersebut langsung berubah menjadi kobaran api.
"Curang sekali, aku pikir pria Elf itu lemah... tapi ternyata dia orang yang sudah mencapai tingkat tiga."
Sosok sihir Alice kini mulai membentuk pelindung. "Pengecut sekali kau menggunakan pelindung!" seru Ashley terdengar mengejek.
"Jaga ucapan mu nenek tua!"
Sosok sihir Alice menggerutu dengan kesal sembari mempertahankan sihir pertahannya, disaat sebuah semburan api panas menyerangnya terus-menerus.
Sosok sihir Alice kemudian membentuk sebuah pola sihir berukuran besar.
"Jangan salahkan aku jika kau mati."
Sosok sihir Alice berucap dengan sarkas dan mulai menyerang Ashley dengan sihir cahaya yang membentuk ribuan tombak.
Seketika ledakan pun terjadi dan kerusakan diruangan tersebut tidak terelakan lagi. Sosok sihir Alice kini mulai tersenyum puas dan merasa yakin jika Ashley yang berdiri dibawah sana telah mati karena dihujani oleh ribuan tombak cahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Witches: Last Starlight
FantasyAlice, seorang gadis kecil berusia 12 tahun yang memiliki takdir sebagai pengguna elemen cahaya terakhir. Bakat sihir Alice baru diketahui saat ia melakukan debutante bakat sihir didesanya, melihat bakat sihirnya yang memang sangat dibutuhkan untuk...