2 minggu kemudian hari pendirian kekaisaran akhirnya tiba, beberapa pelayan terlihat sibuk keluar dan masuk dari kamar Alice.
"Bukankah pestanya baru diadakan jam 09.00 pagi?" tanya Alice sembari menguap lebar karena sudah dibangunkan sejak pukul lima pagi.
"Itu memang benar, tapi Anda harus dipersiapkan semaksimal mungkin nona," jawab Clara sembari menyisir rambut pirang diatas bahu Alice."Ini baru pukul 07.00 pagi, bukankah masih ada dua jam lagi?" tanya Alice lagi sembari membuka mulutnya saat pelayan mulai menyuapinya sup.
"Nona, Anda tidak tahu jika memakai gaun dan memoles riasan wajah bisa menghabiskan waktu 1 jam. Selain itu Anda harus melakukan perjalanan ke istana kaisar selama 1 jam dan saat sampai disana Anda hanya akan memiliki waktu 15 menit untuk istirahat setelah perjalanan," jelas Clara menjawab dengan beruntun.
"Bahkan mandi dari pukul 05.00 pagi saja bisa selesai sampai jam 06.00 pagi," ujar Alice merasa tidak habis pikir dengan perawatan mandi yang sempat ia lakukan tadi.
"Nah, sekarang waktunya Anda memakai gaun, setelah itu merias wajah." Clara kemudian menuntun Alice menuju ruang ganti baju.Didalam ruangan tersebut, Alice dibantu dengan Clara juga 1 orang pelayan lainnya memakai gaun yang telah dipesan dua minggu yang lalu.
Setelah memakai gaun, Alice kemudian dibawa kehadapan meja rias dan mulai melihat peralatan riasan digunakan untuk merias wajahnya.◇◇◇◇◇◇◇◇☆
..
.
"Selamat pagi Knill," sapa Ashley yang baru saja turun dari kereta kuda dan melihat Knill tengah berdiri didekat pintu mansion.
"Anda disini?" tanya Knill sembari menatap penampilan Ashley yang terlihat mewah dengan gaun berwarna ungu dan rambut yang diuraikan dengan sebuah jepit rambut putih sebagai aksesoris.
"Apa Alice masih lama?" tanya Ashley sembari membuka lipatan kipas ungunya yang senada dengan warna gaunnya.
"Mungkin sebentar lagi," jawab Knill datar dan mengalihkan pandangannya kearah lain.
"Dilihat dari gelagatmu sepertinya ada sesuatu?" tebak Ashley terlihat memancing Knill."Apa maksud mu?" tanya Knill yang kini tidak menggunakan bahasa formal lagi.
"Fufu... sudah kuduga ada sesuatu, jadi? Apa kau akan protes?" Ashley kini menutup setengah wajahnya dengan kipas tangannya."Ck! Padahal saya sudah mengatakan akan mempertimbangkan rencana Anda 3 minggu yang lalu. Tapi kenapa kau menekan organisasi lagi untuk menyetujui permintaan mu yang lain juga," jelas Knill dingin dengan sorot pandang penuh kemarahan.
"Kenapa tidak protes saja? Bukankah itu tabiat mu yang memprotes apa yang tidak kau sukai dan tidak selaras dengan mu?" sindir Ashley.
"Aku bisa saja memprotes dan menentangnya, tapi semuanya telah terlanjur," balas Knill sembari menghela napas dan menutup matanya."Maksud mu... a-
Sebelum Knill dapat menyelesaikan ucapannya seketika pintu dibelakang mereka mulai terbuka.
"H-halo..." sapa Alice, ia tampak memakai gaun berwarna biru muda dengan gradasi putih juga memakai aksesoris pita biru muda yang seiras dengan gaunnya.
"Ohh... hai Alice! Kau sangat cantik hari ini," puji Ashley sembari menatap Alice diambang pintu."T-terimakasih yang mulia," balas Alice terlihat malu.
"Gaun itu cocok dengan Anda," puji Knill yang membuat Alice langsung tersentak dan menatap Knill dengan pandangan antusias.
"Benarkah? A-aku pikir gaun ini mungkin tidak akan cocok dengan selera para bangsawan," jelas Alice sembari tersenyum lega."Apa yang kau katakan Alice? Tidak mungkin gaun mewah ini tidak cocok dengan selera bangsawan. Kau sangat cocok dengan gaun itu, selain itu selera mu dalam memilih gaun patut dipuji," balas Ashley sembari mengusap surai pirang alice lembut.
"Terimakasih Yang Mulia..." Alice kini merasa senang dengan gaun yang ia pilih masuk kedalam kriteria bangsawan."Kalau begitu mari nona, saya akan mengantar Anda kedalam kereta kuda," ajak Knill sembari mengulurkan tangannya kearah Alice.
"Baik," balas Alice dan langsung menerima uluran tangan Knill lalu berjalan menuju kereta kuda yang berada diluar gerbang mansion.Sebelum Alice masuk kedalam kereta kuda, Ashley diam-diam meluncurkan sebuah mantra sihir kearah gaun Alice.
"Setidaknya para bangsawan akan memujinya," gumam Ashley kemudian berjalan mendekati kereta kuda yang akan ditumpangi oleh Alice.____
.
.
.
Beberapa saat kemudian kereta kuda yang mereka tumpangi kini telah sampai di istana kekaisaran, Alice lalu turun bersama dengan Knill juga Ashley.
"Alice, istirahatlah dulu di lobi bersama Knill. Aku akan menemui mu lagi nanti saat acara dimulai," jelas Ashley kemudian lekas pergi.
"Mari nona," ajak Knill memimpin jalan menuju lobi, diperjalanan menuju lobi Alice bertemu dengan beberapa bangsawan yang secara terang-terangan menatapnya dengan tatapan penasaran.Sedangkan Alice hanya dapat membalas tatapan penasaran para bangsawan tersebut dengan senyum tipis sembari terus berjalan mengikuti Knill didepan.
"Silahkan masuk nona," ucap Knill mempersilahkan Alice untuk masuk kedalam lobi.Alice kemudian masuk dan langsung tertegun dengan luasnya ruangan lobi tersebut.
"Ini... ruang lobi?"
"Betul nona," jawab Knill.
Seketika ia menelan salivanya kesat dan mulai berjalan mendekati sofa, Alice lalu duduk dan menatap kearah hidangan kue yang tertata rapi dimeja.
"Kue lemon!" Alice reflek menyebutkan kue favoritnya yang tertata rapi ditengah meja.
"Anda boleh memakannya jika mau, semua manisan itu dihidangkan untuk Anda," jelas Knill sembari duduk di sofa yang berhadapan langsung dengan Alice."Benarkah?" tanya Alice dengan mata yang berbinar senang.
"Iya," jawab Knill sembari mengangguk.
"Tapi kenapa bisa semua kue dan manisan ini dihidangkan hanya untuk ku?" tanya Alice bingung.
"Anda makan saja kuenya karena sebentar lagi acaranya akan dimulai." Knill menjawab sembari menuangkan teh kedalam cangkir."Um... baiklah." Alice kemudian mulai mengambil sepotong kue lemon tersebut dan mulai memakannya.
"Hmm... manis!"
Alice kini dapat merasakan cita rasa manis yang berpaduan dengan rasa asam dari buah lemon, sudah ia duga jika kue lemon harus berada dalam daftar kue paling nomor 1 terenak.
Disela-sela Alice yang tengah memakan kue, Knill kemudian menuangkan secangkir teh dan menyodorkannya pada Alice."Untuk ku?" tanya Alice sembari meletakan kuenya diatas meja dan menerima secangkir teh tersebut.
Alice mulai meminum teh tersebut dengan pelan. "Ternyata manis juga," puji Alice dengan tatapan berbinar.
"Saya menambahkan susu dan gula kedalam tehnya," balas Knill saat melihat raut wajah antusiasnya Alice.
Disaat keheningan mulai melanda kedua orang didalam ruangan tersebut. Seketika sebuah ketukan pintu pun membuat atensi kedua orang itu teralihkan.
"Saya akan memeriksanya." Knill kemudian beranjak dari duduknya dan berjalan kearah pintu.
Pintu pun terbuka dan Knill terlihat berbicara dengan seseorang."Nona, sebentar lagi pestanya akan dimulai, loh!" seru suara familiar yang Alice kenali.
"Eh?" Alice lalu mendekati Knill untuk melihat siapa yang berdiri diluar pintu, saat ia sudah berada tepat di ambang pintu, senyuman Alice langsung mengembang.
"Risandro!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Next.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Witches: Last Starlight
FantasíaAlice, seorang gadis kecil berusia 12 tahun yang memiliki takdir sebagai pengguna elemen cahaya terakhir. Bakat sihir Alice baru diketahui saat ia melakukan debutante bakat sihir didesanya, melihat bakat sihirnya yang memang sangat dibutuhkan untuk...