15-Tongkat bisbol

86 15 0
                                    

Suara mobil terdengar mendekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara mobil terdengar mendekat. Juan melongok ke jendela dan melihat Sean dan saudara-saudaranya bergegas keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah.

Juan merasa sedikit lega, tetapi ketegangan masih menyelimuti hatinya. Sean masuk ke rumah dengan cepat, diikuti oleh saudara-saudaranya.

Mereka langsung menuju ke arah dapur, tempat asal suara pertengkaran tersebut. Juan keluar dari kamarnya dan mengikuti mereka dari belakang.

"Ayah, Ibu, hentikan!" Sean berteriak begitu melihat kedua orangtuanya yang masih terlibat dalam pertengkaran sengit.

Jidan menoleh, wajahnya merah padam karena marah. "Ini bukan urusan kalian!" bentaknya.

"Tentu saja ini urusan kami, Ayah. Kami tidak bisa diam saja melihat kalian bertengkar seperti ini," balas Sean tegas. "Tolong, tenangkan diri dulu. Kita bisa bicarakan ini dengan kepala dingin."

Bella menahan tangisnya, mencoba menenangkan dirinya. "Sean, ini hanya masalah bisnis. Ayahmu terlalu khawatir dan terbawa emosi," katanya dengan suara bergetar.

Jidan mendengus, tetapi tampak mulai mereda sedikit melihat anak-anaknya berdiri di sana, wajah mereka dipenuhi kekhawatiran. "Masalah bisnis yang besar, Bella. Ini bisa menghancurkan kita."

Sean melangkah mendekat, menatap ayahnya dengan tegas. "Kami mengerti ini penting, Ayah, tapi cara menyelesaikannya bukan dengan berteriak dan saling menyalahkan."

Adknya yang lain mengangguk setuju, mendekat untuk memberikan dukungan. Jidan menatap mereka satu per satu, merasa beban emosinya sedikit mereda melihat anak-anaknya yang bersatu. Ia menghela napas panjang, menurunkan bahunya yang tegang.

"Baiklah," kata Jidan akhirnya, suaranya lebih tenang. "Kita bicarakan ini bersama-sama."

Juan, yang berada di belakang saudara-saudaranya, merasa beban di dadanya sedikit terangkat.

Meski pertengkaran ini masih jauh dari selesai, setidaknya keluarganya berusaha mencari solusi bersama.

Mereka semua bergerak ke ruang tamu, duduk dalam keheningan sejenak sebelum mulai mendiskusikan masalah yang dihadapi.

Untuk pertama kalinya, meskipun dalam situasi yang penuh tekanan, ada rasa kebersamaan yang perlahan muncul, memberikan harapan bagi Juan bahwa keluarganya masih bisa bertahan menghadapi badai ini.

Jidan hanya menceritakan bahwa bisnisnya hampir hancur tanpa menyebutkan keterlibatannya dalam bisnis gelap.

Anak-anaknya tidak menyadari bahwa ayah mereka terlibat dalam aktivitas bisnis yang tidak jujur seperti itu.

Setelah Jidan menceritakan bahwa bisnisnya hampir hancur, Bella tidak terima karena Jidan menyalahkan dirinya.

Mereka kembali terlibat dalam adu argumen yang keras di hadapan semua anak mereka, termasuk si bungsu yang kini sudah ketakutan karena suasana di rumah menjadi tegang.

A LITTLE HOPE || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang