16-Penderitaan

95 18 0
                                    

Kelima saudara Juan, bahkan dokter Candra, pun belum ada yang tahu bahwa Jidan memiliki bisnis gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelima saudara Juan, bahkan dokter Candra, pun belum ada yang tahu bahwa Jidan memiliki bisnis gelap.

Juan tidak berani untuk memberitahu mereka setelah Jidan mengancamnya supaya tidak memberitahu siapapun.

Jika tidak, salah satu dari kelima saudaranya akan menjadi sasaran Jidan.

Jidan itu kejam bak iblis yang bisa menghancurkan siapapun kapanpun ia mau, bahkan jika itu adalah darah dagingnya sendiri.

Ancaman ini menghantui pikiran Juan setiap saat, membuatnya ketakutan dan merasa terperangkap dalam situasi yang penuh bahaya.

Malam itu, Juan berusaha tidur tetapi tidak bisa. Pikirannya terus berkecamuk dengan bayangan ancaman ayahnya.

Juan tahu dia harus melakukan sesuatu, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana. Di dalam kamar yang gelap, dia mendengar langkah-langkah ringan mendekat.

Pintu kamarnya terbuka pelan, dan Rian masuk dengan wajah penuh kekhawatiran.

"Lo... baik-baik aja, kan?" tanya Rian dengan suara lembut.

Juan menggeleng. "Juan takut, Bang."

Rian duduk di sebelahnya dan merangkulnya. "Kita bakal nemuin cara buat ngelindungi diri kita. Lo nggak sendirian, Juan."

Pagi berikutnya, Sean, Rian, dan Juan berkumpul di kamar Samuel untuk merencanakan langkah selanjutnya tanpa menarik perhatian Jidan.

Yuan menjaga Rio dan Samuel di kamar lain agar mereka tidak mendengar percakapan yang bisa membuat mereka khawatir.

"Kita perlu mencari bantuan dari luar," kata Sean dengan suara rendah. "Dokter Candra adalah pilihan terbaik kita sekarang."

Rian mengangguk. "Tapi kita harus hati-hati. Ayah nggak boleh tahu rencana kita."

Juan menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. "Kita harus cepet. Kalo Ayah tau apa yang kita lakukan, kita semua dalam bahaya."

Mereka memutuskan untuk menghubungi Dokter Candra di malam hari, ketika Jidan dan Bella biasanya pergi keluar untuk urusan bisnisnya.

Sementara itu, mereka tetap menjalani hari-hari mereka seperti biasa, menyembunyikan rasa takut mereka di balik wajah-wajah yang tenang.

Ketika malam tiba, mereka menunggu dengan sabar hingga orang tuanya meninggalkan rumah. Begitu mereka pergi, Sean segera mengambil telepon dan menghubungi Dokter Candra.

"Kak, kita butuh bantuan. Kita dalam bahaya," kata Sean dengan suara gemetar.

Dokter Candra, yang mendengar urgensi dalam suara Sean, segera menjawab, "Tenang, Sean. Saya akan datang secepat mungkin. Tetaplah di rumah dan jaga satu sama lain."

Malam itu, dengan hati-hati dan penuh kewaspadaan, mereka menunggu kedatangan Dokter Candra, berharap bahwa langkah kecil ini akan membawa mereka menuju keselamatan dan jauh dari ancaman Jidan yang mengerikan.

A LITTLE HOPE || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang