Setelah sembuh dari penyakit mematikan itu, Juan kini tidak memiliki penyakit apapun lagi. Namun, hatinya masih belum sembuh mengingat ibu dan sahabatnya pergi meninggalkannya lebih dahulu.
Setiap kali Jidan mencoba berbicara dengannya, Juan selalu mengabaikannya. Sejak terbangun setelah transplantasi ginjal, Juan sudah meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia akan melawan.
Saat ini, Juan tengah sibuk fokus pada kuliahnya, terkadang berdiskusi dengan abangnya, Rian, tentang mata kuliahnya.
Di suatu sore yang tenang, di ruang belajar mereka, Juan dan Rian duduk di meja yang penuh dengan buku dan catatan.
Juan terlihat serius menatap layar laptopnya, sementara Rian dengan sabar menjelaskan materi.
"Bang Rian, bisa bantu jelasin materi hukum yang kemarin nggak? Juan masih bingung tentang teori keadilan sosial," tanya Juan, matanya penuh kebingungan.
Rian mengangguk sambil menutup bukunya. "Boleh, Juan. Teori keadilan sosial itu tentang bagaimana distribusi kekayaan, kesempatan, dan hak di masyarakat seharusnya adil dan merata. Jadi, konsep ini berusaha memastikan tidak ada yang terlalu diuntungkan atau dirugikan."
"Gimana, paham nggak lo?" tanya Rian, menatap adiknya dengan penuh perhatian.
Juan mengangguk perlahan, sambil tersenyum. "Lumayan sih, makasih ya bang."
Rian tersenyum balik, merasa lega melihat Juan mulai mengerti. "Kalau ada yang masih bingung, jangan sungkan buat nanya lagi. Kita sama-sama belajar."
Juan menghela napas lega. "Oke, Bang. Juan bakal terus belajar. Juan mau benar-benar paham, supaya bisa bantu banyak orang nanti."
Mereka terus belajar dan belajar hingga akhirnya Rian dan Juan menjadi anggota polisi dan Yuan resmi menjadi dokter.
Meskipun tujuan utamanya adalah menyembuhkan Juan, melihat adiknya sudah sembuh terlebih dahulu tidak mematahkan semangatnya untuk tetap menjadi dokter.
Yuan menjadi dokter yang hebat dan penuh kasih sayang, banyak orang yang menyukainya.
Rio dan Samuel sudah resmi lulus dari sekolah menengah atas, mereka juga ingin melanjutkan kuliah.
Di sisi lain, Jidan masih dengan santai menjalankan bisnis gelapnya, tidak menyadari bahwa anak-anaknya sedang menyusun rencana untuk menangkapnya.
Suatu malam, Rian dan Juan berdiskusi di ruang tamu.
"Bang Rian, kita udah siap untuk langkah berikutnya?" tanya Juan, tatapannya serius.
Rian mengangguk. "Iya, Juan. Semua bukti udah kita kumpulkan. Tinggal menunggu waktu yang tepat untuk melakukan penangkapan."
Yuan yang baru pulang dari rumah sakit ikut bergabung. "Yuan siap bantu dari sisi medis kalau ada yang perlu pertolongan pertama."
Rio dan Samuel yang mendengar percakapan itu ikut masuk ke ruang tamu. "Bang, kita juga mau bantu. Ini bukan cuma tentang menangkap Ayah, tapi juga menebus semua kesalahan dia," kata Rio dengan tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
A LITTLE HOPE || END
Teen Fiction"Maaf, Juan udah berusaha. Tapi penyakit 'gagal ginjal' ini seakan-akan ingin membunuh Juan detik ini juga." "Jangan ngomong gitu, Juan harus inget kalo Juan punya lima sodara yang siap donorin ginjalnya sama Juan kapanpun itu!" Di tengah cobaan y...