Hari-hari berlalu begitu sulit bagi Juan.
Kehidupan sekolah yang sudah cukup berat ditambah dengan pekerjaan paruh waktu di kafe membuatnya sulit untuk menjaga kesehatannya.
Kelelahan terus-menerus dan tekanan mental semakin memperburuk kondisi kesehatannya.
Penyakit gagal ginjal yang dideritanya semakin parah, dan akhirnya, suatu hari, Juan harus dilarikan ke rumah sakit.
Di rumah sakit, Juan terbaring lemah di tempat tidur, sendirian. Rasa sakit di tubuhnya semakin tak tertahankan, dan dia merasa sangat lelah.
Dokter Candra, yang merawatnya, masuk ke ruangan dengan wajah serius.
"Juan, kamu nggak bisa terus-terusan begini," kata Dokter Candra dengan nada tegas, matanya penuh kekhawatiran.
Juan mencoba tersenyum, meski wajahnya pucat dan lemah. "Maaf, Ayah. Juan cuma pengen bantu keluarga dan nggak merepotkan siapa-siapa."
Dokter Candra menghela napas, lalu duduk di kursi dekat tempat tidur Juan. "Kamu tau kalau kamu nggak bisa kerja sekeras itu. Tubuhmu butuh istirahat dan perawatan yang cukup. Kalau kamu terus memaksakan diri, kondisimu akan semakin buruk."
Juan menunduk, merasa bersalah dan sedih. "Tapi, Ayah, Juan harus bantu keluarga. Juan nggak mau terus-terusan jadi beban."
Dokter Candra menatap Juan dengan tatapan penuh empati. "Kamu harus paham, Juan. Kesehatanmu adalah yang utama. Tanpa kesehatan, kamu nggak bisa bantu siapa-siapa, termasuk dirimu sendiri."
Juan menghela napas panjang, matanya berkaca-kaca. "Juan nggak tahu harus gimana, Ayah. Semua terasa begitu sulit."
Dokter Candra mengangguk, mengerti betapa berat beban yang Juan rasakan. "Ayah tahu ini nggak mudah, Juan. Tapi kamu harus prioritaskan kesehatanmu dulu. Biarkan keluargamu tau apa yang kamu alami. Mereka pasti akan mengerti dan mendukungmu."
Juan terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. "Iya, Ayah. Juan bakal coba makasih udah peduli."
Dokter Candra tersenyum tipis, merasa lega melihat Juan mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan. "Istirahatlah dulu di sini. Ayah bakal berbicara dengan keluargamu. Kita akan cari cara terbaik untuk mengatasi ini bersama-sama."
Setelah Dokter Candra pergi, Juan merasa sedikit lebih tenang, meskipun hatinya masih penuh kecemasan.
Juan tahu bahwa jalan di depannya tidak akan mudah, tapi dia bertekad untuk berjuang demi kesehatannya dan demi keluarganya yang selalu mendukungnya.
Di saat-saat sulit ini, Juan mulai menyadari bahwa dia tidak bisa mengatasi semuanya sendirian.
Juan butuh dukungan dan kasih sayang dari keluarganya, dan dia harus belajar untuk menerima bantuan dari orang-orang yang peduli padanya.
Jidan datang ke rumah sakit setelah mendengar kabar bahwa Juan terbaring lemah di sana. Namun, bukannya merasa peduli, Jidan justru masuk ke ruangan dengan wajah penuh amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
A LITTLE HOPE || END
Teen Fiction"Maaf, Juan udah berusaha. Tapi penyakit 'gagal ginjal' ini seakan-akan ingin membunuh Juan detik ini juga." "Jangan ngomong gitu, Juan harus inget kalo Juan punya lima sodara yang siap donorin ginjalnya sama Juan kapanpun itu!" Di tengah cobaan y...