Chapter 9 - Perkenalan Dengan Teman Baru

19 3 2
                                    

* Haloo guys. Ini cerita pertamaku jadi apabila ada kesalahan, mohon kritik dan saran untuk perbaikan dan juga biar aku semakin berkembang kedepannya. Tolong juga buat vote, komen dan share biar aku makin semangat buat update ceritanya. 😘

HAPPY READING! 🥰 *

Seorang wanita berambut coklat sebahu masuk ke kelas dan memperkenalkan dirinya,"Halo anak-anak, perkenalkan namaku Bu Lilith. Aku wali kelas 1-B yang juga mengajar Bahasa Inggris. Sebelum pelajaran dimulai, sebaiknya kalian semua memperkenalkan diri di depan kelas. Dimulai dari depan, ayo maju." Satu persatu maju dan menyebut nama serta kota atau negara asal mereka. Saat giliranku memperkenalkan diri, kusebutkan nama lengkapku dan bahwa aku berasal dari Jepang. Kucoba untuk mengingat nama-nama teman sekelasku. Murid laki-laki yang duduk di sebelah kananku bernama Ryuzaki Kaito dan dia juga berasal dari negara Jepang. Lalu murid perempuan yang duduk di sebelah kiriku bernama Friska Lee, berdarah campuran Amerika - Korea. Sesi perkenalan antar murid selesai dan pelajaran dimulai.

Tepat jam 12 siang, bel istirahat berbunyi. Setelah guru meninggalkan kelas, beberapa murid perempuan ikut keluar dari kelas. Kubaringkan kepalaku di meja dan baru saja hendak memejamkan mata, kulihat seseorang berdiri di depanku. Kutatap gadis berambut merah ikal panjang dan wajahnya cukup manis dengan bintik-bintik di sekitar hidungnya,"Halo Barry. Aku Katharina Black. Apakah kamu mau makan siang di kafetaria bersamaku?" , kunaikkan sedikit alisku lalu aku menggeleng,"Aku tidak lapar. Cari saja orang lain untuk makan siang denganmu." Katharina tampak sedih lalu dia berkata,"Baiklah, Barry." lalu gadis itu pun pergi keluar kelas. Kudengar seseorang tertawa dan rupanya anak laki-laki di sebelahku."Apakah ada hal yang lucu menurutmu?" , Ryuzaki menggeleng,"Tidak ada. Hanya saja aku yakin gadis itu mengumpulkan cukup keberanian untuk mengajakmu makan bersama. Sayang sekali kau menolaknya." ,"Itu sama sekali bukan urusanku." , ucapku agak sinis. Ryuzaki kembali tertawa mendengarnya lalu mengulurkan tangannya,"Aku Ryuzaki Kaito. Tadi saat sesi perkenalan, kamu bilang lahir dan besar di Jepang. Rupanya kita berasal dari negara yang sama. Aku berasal dari Osaka dan aku bisa bersekolah disini berkat beasiswa yang susah payah kudapatkan." Aku tersenyum mendengarnya lalu kuulurkan tanganku dan kugenggam erat tangan Ryuzaki,"Aku berasal dari Tokyo. Senang mengetahui ada orang yang berasal dari negara yang sama denganku."

Kami berbincang cukup lama dan tidak terasa jam istirahat sudah berakhir. Kulihat sekeliling, rupanya semua murid yang tadi keluar sudah kembali ke dalam kelas. Seorang pria berusia sekitar 40-50 tahun masuk ke dalam kelas dan memperkenalkan dirinya sebagai guru komputer. Setelah belajar selama berjam-jam, akhirnya bel tanda pulang sekolah berbunyi. Baru saja Pak Axel, guru komputer, keluar dari kelas, Bu Lilith masuk dan berdiri di depan meja guru,"Sebelum kalian pulang, aku akan membagikan brosur mengenai kelas tambahan dan kegiatan ekstrakurikuler serta formulir pendaftaran. Bawa brosur dan formulir ini ke rumah lalu putuskan pilihan kalian. Boleh saja tidak mengambil kelas tambahan atau kegiatan ekstrakurikuler tetapi ini bisa menjadi nilai tambahan untuk kalian mendaftar ke universitas setelah lulus jadi kusarankan sebaiknya kalian baca formulir ini dan pertimbangkan baik-baik. Ada yang mau ditanyakan?" , karena semuanya diam lalu Bu Lilith melanjutkan, "Ayo berbaris dan ambil brosur beserta formulir ini." , satu persatu ke depan dan mengambilnya dari Bu Lilith sebelum meninggalkan kelas. Saat giliranku, kuambil brosur dan formulir itu lalu kumasukkan langsung ke dalam ransel. Baru saja jalan beberapa langkah meninggalkan kelas, seseorang menepuk pundakku. Saat kutengok, ternyata Ryuzaki dan dia mengajakku untuk makan di kafetaria sebelum pulang. Awalnya aku enggan karena tidak mau makan dengan orang asing namun kuingat kembali pesan Dad dan Elena untuk menjalin hubungan baik dengan teman- teman di sekolah jadi aku mengangguk,"Kamu tahu dimana kafetaria?" , Ryuzaki menjawab,"Ya aku tahu. Aku sudah menghafal seluruh gedung di sekolah ini." ,"Baiklah, ayo kesana." , kataku sambil berjalan terlebih dahulu.

Ada tiga gedung kafetaria disini, satu kafetaria khusus untuk guru dan staf sekolah, satu kafetaria yang seperti kafe di tengah kota dengan menu western dan eastern dan satu kafetaria yang gratis untuk para murid namun hanya untuk makan siang saja. Aku dan Ryuzaki masuk ke kafetaria yang menyediakan banyak menu. Kulihat banyak murid yang sedang makan disini lalu ada juga yang sedang minum es kopi sambil mengerjakan tugasnya di laptop. Kupesan dua fried chicken dengan milkshake coklat sementara Ryuzaki memesan chicken salad, kue keju dan kopi americano. Setelah membayar pesanan masing-masing, kami naik ke lantai dua lalu duduk di meja bulat coklat dengan dua kursi. "Ryuzaki, kau terbiasa meminum kopi pahit seperti itu?" tanyaku penasaran, dia mengangguk,"Ya, aku sering terjaga semalaman untuk belajar dan kopi sangat membantuku." Kumerasa kagum dengan bahasa Inggris-nya yang fasih,"Bahasa Inggris-mu sangat baik." , pujiku dengan tulus. Ryuzaki tersenyum,"Terima kasih. Lagipula selain belajar bahasa Inggris saat di sekolah, aku juga mempelajarinya secara otodidak." Seorang pelayan datang mengantarkan pesanan kami. Saat makan, aku bertanya pada Ryuzaki,"Lalu kamu tinggal dimana selama disini?" ,"Pihak sekolah menyediakan asrama untuk murid yang berasal dari luar kota dan luar negeri. Asrama untuk laki-laki dan perempuan terpisah. Asrama perempuan berada di belakang sekolah sementara asrama laki-laki berjarak 15 menit dari sekolah. Lalu aku tinggal sekamar dengan Nathaniel, murid kelas 2-C jurusan seni. Dia berasal dari Jerman." Aku mengangguk mendengar informasi itu.

Selesai makan, kubuka ransel dan kucek ponselku. Ada beberapa telepon dan pesan dari Pak Henry. Dia memberitahuku bahwa dia berada di area parkir sekolah untuk menjemputku. Melihat sekarang sudah jam 16.10, kurasa Pak Henry sudah menungguku cukup lama. "Kamu mau langsung kembali ke asrama? Kalau kamu mau, kita bisa pulang bersama. Supirku akan mengantarmu kesana." , Ryuzaki menjawab,"Terima kasih tawarannya tapi aku mau mengunjungi perpustakaan dulu." ,"Baiklah. Sampai bertemu besok di kelas." Ryuzaki mengangguk dan kami pun berpisah. Rasanya senang sekali akhirnya aku mendapatkan teman pertamaku.

Sesampainya di rumah, aku langsung ke kamarku lalu kusimpan ransel di lantai dan berbaring di kasur. Terdengar ketukan pelan dan pintu dibuka, kulihat Shyntia masuk lalu langsung melompat ke kasur,"Ceritakan bagaimana hari pertamamu di sekolah." , gadis kecil itu menatapku berseri-seri. Aku duduk di kasur,"Rasanya menyenangkan. Lalu di kelas ternyata bukan hanya aku yang berasal dari Jepang. Namanya Ryuzaki Kaito dan dia bilang kepadaku bahwa dia bisa bersekolah berkat beasiswa yang dia dapatkan." Wajah Shyntia tampak penasaran dan bisa kuduga kalau dia ingin tahu detailnya.

Shyntia kembali bertanya,"Seperti apa Ryuzaki Kaito? Apakah dia tampan?" , aku mengernyit mendengar pertanyaan adikku,"Oh well, pertanyaanmu aneh, aku hanya melihat Ryuzaki sebagai teman pertamaku. Soal dia tampan atau tidak, aku tidak bisa menilai." , aku tertawa sejenak,"Kenapa tiba-tiba kamu ingin tahu?" , Shyntia mengangkat bahunya,"Hanya penasaran. Lalu apakah ada gadis yang menarik perhatianmu?" , aku menggeleng,"Tidak ada. Sejauh ini belum kulihat gadis yang cukup menarik untukku." Mendengar jawabanku, Shyntia tampak berpikir keras,"Memangnya seperti apa tipe gadis yang kamu suka, Barry?" , aku terdiam sejenak mendengarnya. Selama ini, lingkunganku hanyalah rumah, kalaupun keluar rumah, itu hanya saat menghadiri festival dan itu pun apabila Okaasan mengajakku.

"Entahlah, Shyntia. Aku belum pernah berpikir soal itu sebelumnya. Kamu tahu sendiri saat di Jepang, aku hanya tinggal di rumah. Jarang pergi ke luar." Shyntia tampak berpikir sejenak,"Benar juga. Tapi nanti kalau kamu punya pacar, kau harus mengenalkan dia padaku." , kuacak rambutnya pelan dan memilih mengabaikan permintaan itu. Dia merapikan kembali rambutnya dengan lengan lalu berkata,"Oh iya, apa kamu bisa menemaniku belanja di pusat perbelanjaan? Ada baju yang ingin kubeli lalu aku ingin beli boneka beruang." Aku mengangguk,"Aku bisa. Kapan?" , mata Shyntia berbinar,"Malam ini? Apa kamu bisa?" , kulihat jam dan karena sudah hampir jam 6 sore, rasanya akan terlalu malam saat kembali dari pusat kota kesini."Bagaimana kalau hari Minggu? Aku bisa menemanimu belanja dari pagi sampai sore. Lagipula sekarang sudah hampir jam 6 sore. Kamu tidak akan bisa belanja dengan tenang karena terburu-buru." , Shyntia cemberut,"Benar juga. Tapi janji yaa hari Minggu besok kamu akan menemaniku." ,"Iya, aku janji." , wajah Shyntia kembali berseri dan dia keluar dari kamar.

The Secret Of Me & My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang