31. Nurut kata Oppa

142 8 0
                                    

Pada akhirnya, Aira sudah dikamar Yoongi. Mengikuti perginya tuan rumah yg lagi pundung.

Bukan takut diusir, tapi lebih ke takut kalo keluar dari sini dia tidak menemukan dorm murah lagi. Hampir semua tabungan Aira dikirim ke Indonesia untuk biaya berobat ayahnya.

"Oppaaa.... "

Sudah beberapa kali Aira memanggil Yoongi tp tidak ada jawaban.

Yoongi bukan tipe kebo saat tidur. Memang dia mager, tp telinganya sensitif setiap kali ada pergerakan kecil.

Aira yakin sebenarnya Yoongi mendengar Aira.

"Oppa, mian"
Badannya beringsut ke punggung yg membelakanginya.

"Oppa, jangan usir Aira, ya. Aira minta maaf....

Ucapannya tertahan

....uang Aira sudah Aira kirim untuk ayah. Kalo oppa marah terus usir Aira, Aira tidur dimana"

Hidung Aira sudah mampet sebelah, ia ingin mengambil tisu tp ada dimeja depan Yoongi.

Aira lebih memilih menggosokkan wajahnya di punggung Yoongi. Aira sudah kehabisan cara untuk caper. Kali aja cara ini bisa buat Yoongi notice.

Lama, sejak terakhir kali Aira bermonolog tentang ayahnya yg sedang kambuh lagi.
Yoongi belum. Merespon apapun. Hanya sesekali Aira perhatikan badannya ikut naik turun saat Yoongi menarik nafas panjang.

"Mian oppa, baju oppa kotor. Besok Aira cuci."

Aira bangkit dari tidurnya, duduk di tepi ranjang.
Kepalanya pening setelah menangis cukup lama.

Hidungnya juga masih mampet. Ia menunduk, berharap ingusnya ikut ketarik gravitasi bumi.

Dua tangan kekar melingkar di pinggang Aira, kepalanya bertengger di pundak kiri.
Aira bisa melihat dari pantulan cermin di depannya, laki lakinya yg melakukan itu.

"Biaya ayah biar saya yg tanggung. Kamu tidak perlu memikirkan itu, Aira. Maaf saya terlalu sibuk tidak tau apa yg terjadi dengan kamu....

" Opp.... "

"Dengar saya dulu....

Anggukan Aira adalah perintah untuk melanjutkan obrolan malam ini.

" Dengan kamu nambah kegiatan, bukan lebih baik. Yg ada kamu kecapean terus sakit. Ngga bisa kerja lagi. Saya minta kamu disini biar kamu lebih banyak waktu untuk belajar. Ngga harus mikirin makan, bayar sewa dorm dll. Tapi kamu malah ambil side job lagi. Siapa yg ngga kecewa?
Saya tau, kamu hebat, kuat, tangguh. Tapi saya maunya kamu bergantung ke saya. Sedikit saja Aira. Apapun bilang ke saya. Bisa ? "

Aira makin sesenggukan mendengar Yoongi.
Ckk, kenapa ada orang yg sangat baik dengannya di negeri rantau seperti ini? Aira terharu.

"..... Oppa tidak perlu bantu ayah, nanti malah Aira yg disalahin soalnya ga fokus kuliah"

"Saya yg jelaskan ke mereka. Oke ? "

Ada guratan ragu di wajah Aira, Yoongi bisa membacanya.

"Mau tidur disini atau di kamar kamu? Saya temani"

Yoongi mendekap erat Aira, meyakinkan dunia Aira yg akan tetap baik baik saja.

Aira menggeser duduknya dan mengambil posisi tidur di ranjang Yoongi.

Yoongi tersenyum tipis melihat pergerakan Aira. Menyusul disamping Aira

"Mau peluk dari depan atau belakang? "

Aira menyamankan posisinya menghadap Yoongi. Tepatnya meletakkan kepalanya didepan dada Yoongi.

Bagaimanapun, detak jantung Yoongi yg selalu rapi itu adalah bagian dari terapi jiwa Aira setiap kali dirinya kalut.

Yoongi mengungkung rapat tubuh mungil Aira. Menarik selimut untuk menutupi keduanya.

"Aira, saya masih kesal. Boleh tenangkan saya? "

Jujur yoongi. Ia masih kesal perihal Aira tadi. Hanya saja ia menekan egonya untuk Aira.

"Apa? "

"Boleh saya cium kamu? "

Aira mendongakkan kepalanya. Netra mereka bertemu setelah sejak tadi tidak saling menatap.

"He'em...
Aira mengangguk

" Kalau saya minta lebih? "

Pertanyaan Yoongi menggantung. Sukses membuat perasaan Aira campur aduk. Perutnya penuh dengan ribuan kupu-kupu, sampai rasanya Aira mual.

IDOL  || MIN YOONGI 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang