38. 🔞

218 7 1
                                    

"Aira.."

"Oppaaa..... "

Yoongi berlari ke ranjang pojok, memeluk lekat pemilik badan bernama Aira.

Ia meluapkan segala perasaan didadanya. Sesak di hatinya tumpah ruah, melihat kekasihnya masih hidup di dekapannya.

Sekalipun semua keberuntungan digadai dengan keselamatan Aira, ia ikhlas. Asal Aira hidup.

"Ya Tuhan, Terima kasih. Terima kasih Tuhan, sudah mengembalikan Aira"

Lirih Yoongi di ceruk leher sang puan.

"Oppa, aku takut... "

"Nee, ada oppa. Oppa sudah disini, sayang"

"Oppa, aku nggak mau sendiri"

"Nee.mau pulang bersama oppa? "

Aira mengangguk mempererat pelukannya.

Yoongi bisa merasakan getaran ketakutan Aira. Nafasnya masih tidak beraturan dengan detak jantung berpacu cepat.

Ia tahu, kekasihnya sedang trauma. Persis seperti yang pernah ia alami saat itu

Sedangkan Aira bergulat dengan pikirannya sendiri.

Sedari 2 hari lalu dirinya ketakutan sendiri. Rasa sesaknya masih terasa.

Ia takut tidak bisa bertemu dengan Yoongi dan keluarganya.
Ia takut sendiri ditempat yang tidak ia tahu.

Yoongi mengurai pelukan nya..

Mengecek seluruh bagian tubuh Aira,
Banyak luka goresan di lengan dan juga wajahnya.

Matanya sayu, cekungan matanya terlihat jelas, sedikit menghitam.

Yoongi mengumpat beberapa kali dihatinya. Sakit melihat airanya yang jumpalitan seperti ini sekarang.

Tidak jauh beda dengan Yoongi, mata sipitnya itu hampir tidak terlihat. Sudah bengkak akibat lelah menangis.

Rambutnya acak acakan, memakai baju dalaman konser terakhirnya.

Hanya kaus oblong putih yang dipakaikan jaket hitam tebal.

"Sudah makan? "

Kalimat pertamanya dijawab gelengan oleh Aira.

"Mau pulang"

Yoongi mengelus pipi mungil gadisnya. Pelan, takut luka goresnya masih sskit.

"Makan dulu, besok kita pulang, sayang"

"Mau pergi dari sini, oppa. Takut.... "

Hati Yoongi mencelos melihat Aira begitu ketakutan sekarang.

"Kita cari hotel? Nanti kita cari tiket pulang. Oke? "

"Naik pesawat? "
Yoongi mengangguk

"Aniiii..... "
Geleng Aira cepat.

"Baiklah, kita pulang jika kau sudah siap"

"Pulang, oppa"

"Pulang dengan privat jet? Mau? "

Aira masih menggeleng.

Yang terpenting sekarang ia membawa Aira pergi dari tempat ini.

Yoongi meninggalkan aira sebentar untuk mengurus administrasi pengambilan korban jiwa.

Sedikit kelabakan karena sekarang ia melakukan sendiri semuanya.
Tak apa, demi Aira.




____________________





Mereka tiba di sebuah apartemen sewa di Shanghai. Jauh dari tempat kejadian.

Ia ingin membuat Aira nyaman, dengan memilih tempat ramai.
Sekalipun mereka tidak keluar main, Aira masih bisa melihat hiruk pikuk kehidupan kota melalui balkon.

Bukan aira yang menentukan. Semua ia serahkan ke Yoongi. Kekasihnya lebih bisa berfikir jernih sekarang.

"Oppa sudah hubungi ibu kita disini. Ayah drop kemarin, ibu belum bisa nyusul"

"Ayah.... "

"Hei, its okay. Saya sudah urus semuanya Aira. Ayah sudah mulai membaik"

Yoongi kembali memeluk gadisnya.

Memang sedari tadi gadisnya itu masih suka diam. Sesekali menimpali pertanyaan Yoongi.


Cupppppp

Kecupan singkat nan dalam mendarat di bibir Aira

"Sudah lebih tenang? "

Si puan mengangguk.

"Kita makan dulu, setelah itu istirahat ya sayang. Kalau kamu sudah siap, kita pulang"

"Pulang kemana? "

"Terserah kamu, ke Korea atau ke Indonesia, saya ikut"

"Karir oppa? "

"Kalaupun saya kehilangan itu, saya tidak peduli. Asal bukan kamu yang hilang"

Yoongi menatap intens netra Aira.

"Kita pulang besok ke korea"

"Aira...... "

"Boleh Aira minta satu hal? "

"Dengan senang hati, sayang"

"Apa ayah bisa berobat di Korea?"

"Tentu, nanti oppa bicara sama mereka. Sampai di Korea kita cari apartemen untuk mereka tinggal."

"Nee, Aira mau sembuh. Mau kerja buat ayah ibu"

"No, itu jadi urusan saya. Kamu hanya perlu cepwt sehat, dampingi ayah untuk berobat."

Tak terasa makanan sudah tandas, Aira seperti tidak makan 2 hari.

Tapi memang benar, Yoongi tersenyum perih membayangkan hidup kekasihnya 2 hati ini.

"Aku terus berusaha bernafas, sambil meraih pelampung. Keadaan semakin gelap dengan banyak teriakan orang. Aku tidak bisa melihat apapun saat itu. Tapi aku bisa mendengar suara oppa. Ku pikir, aku harus hidup untuk memarahimu yang suka skip makan. Aku masih ingin hidup untuk merepotkan mu.
Beruntungnya aku masih menggunakan seatbelt, pelampung yang ku gunakan juga mengembang sempurna.
Kau tau oppa, rasanya tidak sampai sampai sekalipun aku berenang sangat kencang.
Akhirnya aku pasrah, terhempas ombak kesana kemari. Aku hanya berusaha untuk tetap terus bernafas. "

Yoongi semakin mempererat pelukannya. Merengkuh kekasihnya yang rapuh itu.

Keduanya hangat dibawah selimut. Tangannya abstrak bergerak di punggung Aira.

Ternyata Aira sudah berjuang hidup sangat keras

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IDOL  || MIN YOONGI 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang