"BRAIN" Project

2 0 0
                                    

Tanpa terasa, tahun-tahun berlalu dengan begitu cepat. Robotic Link telah mendapat pengakuan sekaligus penghargaan dari seluruh dunia. Mereka memberikan kontribusi yang besar selama kurang lebih lima tahun sejak perusahaan tersebut berdiri untuk pertama kalinya.

Sembari membangun Robotic Link bersama Profesor Albert, Neuron dan Cooper terus meningkatkan level keilmuan mereka hingga mereka mampu mendapatkan gelar Doctor  hanya dalam waktu dua tahun.

Mereka pun dianggap sebagai ilmuwan robotik yang paling berpengaruh di Freiheit Federation setelah Profesor Albert. Pemikiran-pemikiran mereka sangatlah mahal ibarat sebuah harta karun yang tidak ternilai.

Sesuai rencana awal Profesor Albert, rivalitas antara Dr. Neuron dan Dr. Cooper melahirkan berbagai benturan ide yang menarik hingga menciptakan inovasi-inovasi yang baru. Salah satu kreasi terbaik mereka adalah chip yang menghubungkan otak manusia dengan robot sehingga mereka bisa saling bersinergi dengan mudah.

Terlepas dari kesuksesan yang mereka dapatkan, Dr. Cooper sepertinya masih belum puas. Dia masih mempunyai keinginan untuk naik ke puncak yang lebih tinggi dan melampaui Dr. Neuron beserta Profesor Albert yang dia anggap sebagai saingannya.

Suatu ketika, Dr. Cooper mengusulkan sebuah ide gila kepada Dr. Neuron dan Profesor Albert, yaitu “BRAIN” Project. Dia ingin menciptakan sebuah sistem AI yang mampu meniru cara kerja otak manusia hingga mendekati presentasi 100%. 

Selama ini, Dr. Cooper berpikir bahwa potensi sebuah robot tidak akan bisa mencapai titik maksimal jika tidak didukung dengan sistem AI yang sempurna. Karena alasan itulah, ide gila tersebut bisa terlahir.

Dr.Cooper percaya bahwa ide liarnya bisa membawa sebuah revolusi pada dunia. Dia bisa menciptakan robot yang mampu meniru manusia sama persis. Andai Dr.Cooper bisa mewujudkan ide tersebut, dia kemungkinan besar akan mendapatkan penghargaan Nobel. 

Ide Dr. Cooper memang terdengar bagus, tetapi Neuron menentang keras hal tersebut karena ide tersebut terlalu beresiko dan bisa menimbulkan ancaman besar di masa depan. Namun, Profesor Albert mempunyai pandangan yang berbeda. Dia ingin mendengarkan pemikiran Dr. Cooper terlebih dulu sebelum dia bisa menentukan keputusan.

“Aku tahu kalian berpikir bahwa ideku bisa membawa malapetaka. Namun, kalian bisa melihat sisi positifnya jika ide tersebut bisa terealisasikan. Robot bukan hanya sekadar alat canggih, tetapi mereka bisa menjadi teman yang bisa memahami emosi manusia,” terang Dr.Cooper dengan menggebu-gebu.

Emosi tercipta dari berbagai variabel yang sangat kompleks sehingga sebuah robot mustahil memilikinya. Akan tetapi, Dr.Cooper sangat yakin bahwa ‘emosi’ pada sebuah robot bisa tercipta apabila dia bisa merealisasikan ide gilanya tersebut.

Robot buatan Cooper nantinya bisa menjadi teman atau pelipur lara bagi orang-orang yang sedang berduka atau ditinggalkan oleh pasangan mereka. Selain itu, robot tersebut bsia mengobati rasa rindu seseorang pada kekasih atau keluarga yang telah meninggal.

Salah satu alasan yang membuat Dr. Cooper sangat ambisius dengan ide itu adalah dia ingin mewujudkan dunia ideal yang diimpikan oleh Profesor Albert, sebuah dunia yang memungkinkan manusia dan robot untuk hidup bersama.

“Apa kau bisa memastikan bahwa robot dan sistem tersebut tidak berbahaya dan berada di luar kendali?” tanya Profesor Albert untuk memastikan. Dia merasa proyek tersebut adalah sebuah terobosan yang out of the box selama keamanan proyek tersebut bisa terjamin.

“Tenang saja! Aku akan melengkapinya dengan kode pengaman yang super kompleks pada algoritma sistem tersebut untuk meminimalisir bias agar robot tersebut tidak bisa diretas atau bertindak di luar kendali yang mengancam manusia,” tukas Dr. Cooper dengan mantap.

The Haunted GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang