Setelah menunggu selama kurang lebih lima menit, Dr. Neuron akhirnya melihat batang hidung Dr. Cooper yang muncul dari balik pintu bar. Mereka telah membuat janji temu karena ada hal penting yang ingin mereka bicarakan secara langsung.
“Tumben, ada urusan apa kau tiba-tiba memanggilku di tempat ini?” tanya Dr. Neuron dengan nada yang heran sekaligus senang karena dia melihat ada yang berbeda dari Dr. Cooper.
Ketimbang beberapa hari yang lalu, pria itu kini tampil lebih rapi. Dia sepertinya sudah berhasil mengatasi keterpurukannya. Dengan tenang, dia duduk di depan Dr. Neuron lalu dia berbicara dengan serius.
“Aku hanya ingin meminta pendapatmu tentang satu hal. Bagaimana jika kau dikhianati oleh orang yang sangat kau percayai?” ucap Dr. Cooper dengan sebuah pertanyaan yang terdengar ambigu di telinga Dr. Neuron.
“Mengapa kau tiba-tiba menanyakan hal itu? Jelas saja, aku merasa sangat muak dan frustasi. Kepercayaan adalah sebuah hal yang sangat mahal. Sekali kepercayaan itu hilang, kita tidak akan bisa mendapatkannya kembali,” jawab Dr. Neuron dengan mantap.
Setelah mendengar jawaban tersebut, Dr. Cooper beranjak dari tempat duduknya lalu dia bergegas menuju ke pintu keluar.
“Hei! Apa kau tidak ingin memesan minuman terlebih dahulu? Mengapa kau terburu-buru seperti itu?” tanya Dr. Neuron yang merasa penasaran. Dia merasa tingkah Dr. Cooper malam itu sangat janggal.
“Maaf, aku harus pergi karena ada satu urusan yang harus aku selesaikan. Terima kasih atas waktumu selama ini, Kawan!” ucapnya tanpa menoleh sedikitpun. Dengan cepat, bayangannya menghilang tertelan kegelapan malam.
Dr. Neuron hanya diam termenung di mejanya. Entah mengapa, kepalanya tiba-tiba merasa pusing dan pandangannya mengabur. Tidak lama setelah itu, dia kehilangan kesadarannya hingga orang-orang di bar tersebut menjadi panik.
***
Kedatangan Dr. Cooper di gedung perusahaan Robotic Link menimbulkan kepanikan yang sangat hebat. Dia membawa dua buah robot bersamanya dan menyerang orang-orang di tempat itu tanpa tebang pilih.
Dr. Cooper dan kedua robotnya menghancurkan setiap tempat dan ruangan yang dia lalui dengan bom dan tembakan. Dalam hitungan menit, seluruh ruangan di gedung itu diselimuti oleh api yang membara.
Dr. Cooper terus bergerak melewati lorong bangunan hingga dia sampai ke lift. Dia mengarahkan lift itu ke lantai sepuluh. Di lantai tersebut, ada sebuah ruangan khusus milik seseorang yang sangat dikenalnya, yaitu Profesor Albert.
Rekaman video yang dikirim pria misterius waktu itu menjelaskan secara detail bahwa Profesor Albert adalah dalang di balik kerusuhan tersebut. Dr. Cooper mempercayai video itu begitu saja karena hanya dia dan profesor itulah yang diberi akses ke ruang penyimpanan robot pada pameran hari itu.
Dalam video tersebut, Profesor Albert telah menukar chip asli program BRAIN dengan sebuah chip palsu. Menurut dugaan Dr. Cooper, chip tersebut berisi malware yang mengacaukan algoritma program tersebut sehingga robotnya bertindak di luar kendali.
Sesampainya di lantai lima, Dr. Cooper melihat Profesor Albert sedang berlari menuju ke tangga yang mengarah ke bawah. Dia langsung menembakkan serangkaian peluru energi dari alat khusus yang terpasang di tangannya.
“Kau tidak bisa lari kemana-mana, Brengsek!,” teriak Dr. Cooper dengan nada yang sangat tinggi bercampur emosi.
“Cooper, apa maksudmu melakukan semua ini? Aku tidak mengerti,” jawab Profesor Albert dengan kalimat yang terbata-bata. Dia terlihat merintih kesakitan sembari memegang kakinya yang berdarah akibat tembakan barusan.
“Jangan pura-pura tidak tahu, Brengsek! Kau telah menghancurkan seluruh hidupku.”
Dr. Cooper telah dibutakan oleh amarah dan dendam. Tanpa sempat mendengar pembelaan dari Profesor Albert, dia langsung menghabisi nyawa pria itu dengan beberapa tembakan mematikan.
Setelah menghabisi targetnya, Dr. Cooper bergegas pergi meninggalkan gedung itu. Tidak lupa juga, dia menekan tombol pengaktifkan bom yang telah dia pasang di beberapa titik hingga gedung itu hancur dan tinggal reruntuhan.
Saat Dr. Cooper berniat kembali ke markasnya, dia dihadang oleh beberapa anggota Machine Engine di tengah perjalanan. Mereka sempat terlibat pertarungan sengit. Namun, Dr. Cooper berhasil kabur dengan cara mengorbankan kedua robot ciptaannya.
***
Hari sudah beranjak pagi ketika Dr. Neuron terbangun dari tidurnya. Dia mendapati dirinya sedang berada di sebuah sofa yang nyaman. Saat dia tidak sadarkan diri, pemilik bar membawanya pulang ke rumahnya.
Dr. Neuron sempat linglung sesaat. Dia mencoba memahami situasi yang sedang terjadi. Setelah berpikir keras, dia baru sadar bahwa minumannya tadi malam telah dicampur oleh Dr. Cooper dengan obat tidur dengan dosis yang tinggi.
Kedua mata Dr. Neuron langsung terbelalak ketika dia melihat banyaknya panggilan masuk di ponselnya. Dia mendapat kabar bahwa gedung Robotic Link diserang oleh Dr. Cooper. Yang paling membuatnya terpukul adalah kabar kematian Profesor Albert.
Dr. Neuron langsung pamit dengan pemilik bar dan bergegas menuju ke markas Machine Engine. Setelah Graham Alexander pensiun dua tahun yang lalu, dia dipercaya untuk menjadi pemimpin kelompok tersebut.
Kehadirannya sudah ditunggu-tunggu oleh anak buahnya sejak tadi malam. Saat dia sampai di markas, dia langsung mendapatkan banyak respons yang beraneka macam.
“Bos, Dr. Cooper berhasil melarikan diri dari kejaran kita. Namun, aku yakin kalau lokasinya masih belum jauh karena dia sedang terluka akibat pertempuran semalam,” ucap Spartan yang turut bertarung tadi malam. Tubuhnya terlihat mengalami luka-luka.
“Kalian tetap tenang dan waspada. Aku sangat yakin bahwa Cooper sedang bersembunyi di tempat itu. Biarkan aku saja yang mengurusnya!” ucap Dr. Neuron dengan penuh keyakinan. Tanpa membuang-buang waktu, dia langsung bergegas menuju ke fasilitas khusus milik Dr. Cooper.
Fasilitas tersebut memang bersifat rahasia dan tidak banyak orang yang mengetahui lokasinya. Karena itulah, tempat tersebut sangat cocok untuk dijadikan sebagai markas persembunyian.
Saat dia sampai di sana, fasilitas tersebut kosong tanpa adanya tanda-tanda kehidupan. Dr. Neuron terlambat beberapa menit karena Dr. Cooper telah melarikan diri dengan menggunakan mobilnya.
Dr. Neuron sontak langsung menghubungi beberapa relasinya di tim intelijen negara untuk melacak keberadaan Dr. Cooper. Tidak lupa juga, dia menghubungi Don Giantino untuk melaporkan situasi.
Menurut informasi yang dia dapatkan, pria itu sedang menuju ke arah bandara. Dia saat ini sedang terlibat aksi kejar-kejaran bersama dengan pasukan khusus yang dikerahkan oleh tim khusus yang dibentuk oleh Hexagon dan instansi kepolisian.
Tanpa membuang-buang waktu, Dr. Neuron langsung tancap gas dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan maksimum. Aksinya sangat mirip seperti seorang pembalap mobil F-1 profesional yang berpacu di lintasan sirkuit.
Sesampainya di area tanjakan, Dr. Neuron melihat sekumpulan mobil polisi yang berhenti di tengah jalan. Dia pun menghentikan mobilnya lalu dia turun untuk memastikan situasi yang terjadi di sana.
Dia sangat kaget saat dia mengetahui bahwa mobil Dr. Cooper terjatuh ke jurang setelah dia menabrak sebuah truk besar. Mobil tersebut langsung terbakar dan meledak dalam sekejap mata.
Karena medan jurang tersebut sangat sulit dilalui, polisi membutuhkan waktu selama berjam-jam untuk memastikan lokasi kecelakaan itu. Keadaannya benar-benar parah. Mobil tersebut hangus dan benda-benda di dalamnya menjadi abu.
Polisi tidak menemukan jasad Dr. Cooper secara utuh. Mereka hanya menemukan sepotong kaki yang tampak hangus dan menguarkan bau tidak enak. Mereka berkesimpulan bahwa Dr. Cooper tewas dalam insiden kecelakaan itu dan tubuhnya menjadi abu.
Dr. Neuron sangat sulit mempercayai fakta tersebut. Emosinya bercampur aduk antara sedih, marah, dan frustasi. Dia masih menyimpan satu pertanyaan kepada Dr. Cooper tentang alasan di balik tindakannya menghabisi nyawa Profesor Albert.
Dr. Neuron hanya bisa membuat asumsi melalui petunjuk yang ditinggalkan Dr. Cooper di bar tadi malam. Sekeras apapun dia berpikir, dia tidak mempunyai kesimpulan secara pasti. Teka-teki itupun terus menggantung dan menghantui Dr. Cooper selama bertahun-tahun lamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Haunted Ghost
ActionThe Spirit of Fallen Star Part 3 Hantu dari masa lalu mulai memberikan teror bagi publik dan mengancam stabilitas perdamaian yang diciptakan oleh Hexagon. Dia adalah pembunuh yang dicari-cari oleh Howard selama ini. Hexagon membentuk sebuah tim khu...