Pengorbanan

0 0 0
                                        

Sebelum markas Dewa Kematian meledak, Dr. Neuron memang sempat berada dalam situasi yang terpojok. Dia berpikir bahwa hidupnya akan berakhir di tempat tersebut. Namun, dia teringat bahwa dia masih menyimpan satu kartu AS yang bisa menyelamatkannya dari ledakan itu.

Dr. Neuron memanggil X-1 melalui chip khusus yang terhubung dengan otaknya. Robot itu awalnya tidak menjawab panggilan Dr. Neuron karena robot itu mengalami kerusakan parah akibat serangan dari F-Shark.

“X-1, jawab panggilanku!” ucap Dr. Neuron dengan wajah yang panik. “Percuma, Neuron! Tidak akan ada cara untuk menyelamatkanmu,” Dewa Kematian berkata pelan. Meskipun tubuh pembunuh itu sudah dihancurkan oleh Dr. Neuron, dia masih sanggup mengeluarkan suara.

Dr. Neuron tidak menghiraukan perkataan Dewa Kematian. Dia terus memanggil X-1 berulang kali sampai robot itu merespons panggilannya. Robot itu masih menyimpan sumber daya cadangan yang bisa diaktifkan dalam situasi darurat. Karena itulah, robot itu bisa bergerak untuk sementara waktu.

X-1 beranjak dari posisinya dan terbang menuju ke ruangan Dewa Kematian secepat mungkin. Sesampainya di sana, Dr. Neuron langsung memberikan sebuah perintah khusus kepada robot tersebut.

Dalam hitungan detik, X-1 memisahkan tubuhnya menjadi beberapa bagian dan memasangkan setiap bagian tersebut ke tubuh Dr. Neuron secara otomatis. Robot tersebut tidak hanya dirancang sebagai pengawal pribadinya. Namun, dia melengkapi robot itu dengan sistem khusus yang memungkinkan robot itu menjadi armor pelindungnya.

Sayangnya, sistem tersebut tidak berfungsi secara sempurna karena X-1 mengalami kerusakan yang parah akibat pertarungan sebelumnya. Hal itu tidak menjadi masalah selama Dr. Neuron bisa melindungi titik-titik vitalnya.

Berkat bantuan dari X-1, Dr. Neuron berhasil bertahan hidup dari ledakan masif itu. Tubuhnya tertimbun puing-puing reruntuhan ruang bawah tanah itu selama berjam-jam dalam kondisi tubuh yang sangat kritis. Pria itu kehilangan kaki kiri dan tangan kanannya. Selain itu, sebagian wajahnya juga terkena luka bakar. 

Pasca insiden itu, Dr. Neuron pingsan selama hampir satu hari penuh sampai dia akhirnya ditemukan oleh salah satu bawahan Ruby Hardfort. Dia langsung dievakuasi sesegera mungkin dan dirawat dengan intens di rumah sakit terbaik di Granadivo.

Dr. Neuron terbangun dari pingsannya saat dia mendengar suara teriakan orang-orang yang histeris akibat berita pertempuran besar di Centurion. Dia memaksakan diri untuk bangun dari tempatnya karena dia ingin menyusul teman-temannya yang sedang bertempur.

“Anda mau kemana, Dr. Neuron? Sebaiknya, Anda tetap tinggal di sini karena kondisi Anda sedang sangat kritis,” ucap salah satu anggota Diamond Crush yang mengawasinya. “Aku harus pergi karena teman-temanku sedang dalam bahaya,” jawabnya dengan pelan.

Dr. Neuron kemudian meminta anak buah Ruby untuk segera mengambil tubuh X-1 dan beberapa peralatan khusus yang di gudang penyimpanan Robotic Link cabang Granadivo. Dengan kejeniusannya, dia memodifikasi tangan dan kakinya yang hilang hingga dia siap untuk bertempur. 

Dr. Neuron juga meminta obat-obatan khusus dari tim medis yang bisa menghilangkan rasa sakitnya untuk sementara waktu agar dia bisa bertarung dengan maksimal. Setelah semua persiapan selesai, dia langsung pergi ke Centurion tanpa membuang-buang waktu.

***

Don Giantino merasa sangat bahagia hingga air matanya menetes ketika dia mengetahui bahwa Dr. Neuron masih hidup. Selama ini, dia menganggap Dr. Neuron sebagai sahabat sekaligus keluarga yang sangat berharga baginya.

“Maaf, aku sudah berusaha sampai ke tempat ini secepat yang aku bisa karena aku yakin kalian sedang berada dalam bahaya. Aku akan membuka jalan terlebih dahulu agar kalian bisa menyerang robot itu dengan totalitas,” ucap Dr. Neuron sembari menatap tajam ke arah robot itu. Dia langsung memacu mesin jet di punggungnya dan melaju dengan kecepatan penuh.

The Haunted GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang