Serbuan Robot

0 0 0
                                    

Belum genap satu hari berlalu, Dewa Kematian kembali mengejutkan publik dengan sebuah aksi terorisme berskala besar. Dia mengirim sejumlah besar pasukan robot untuk menghancurkan Centurion.

Robot itu muncul secara bersamaan dari berbagai titik di Centurion. Suasana yang tadinya damai berubah menjadi kacau dan mencekam. Seluruh warga dilanda kepanikan akibat serangan para robot canggih yang dilengkapi dengan senjata mematikan.

Pasukan musuh yang menyerang tempat tersebut terdiri dari seratus lebih Insectoid dan lima buah robot raksasa yang mempunyai spesifikasi seperti Alpha Robo. Mereka menghancurkan seluruh bangunan dan infrastuktur yang ada di sekeliling mereka tanpa ragu-ragu.

Melihat situasi tersebut, Presiden Morgen Holt langsung mengumumkan peringatan darurat militer. Dia mengerahkan seluruh kekuatan militer negara untuk menghadapi robot-robot tersebut. Mereka juga mengevakuasi warga sipil ke bunker perlindungan yang disediakan untuk kondisi darurat seperti masa perang.

Para tentara yang dikirim oleh Morgen Holt menggunakan armor dan senjata mutakhir yang canggih buatan Robotic Link. Meskipun peralatan tempur mereka sangat lengkap, mereka tetap saja merasa kerepotan menghadapi robot buatan Dewa Kematian.

Selaras dengan langkah yang diambil Morgen, Don Giantino memerintahkan seluruh anggota Black Guardian yang ada di Centurion untuk bertarung. Tidak lupa juga, dia menghubungi seluruh pemimpin Hexagon untuk mengirimkan bala bantuan.

Anggota Black Guardian yang sanggup bertarung di sana adalah Blue Leviathan, Franz Giornino, Matthew Huxley, Isabella Heart, Henrietta Lovarian, Rou Ledger, Beck Gunner, dan Jack Scouter. Mereka juga dibantu oleh Richard yang memaksakan diri untuk bertarung. 

Sesuai dengan perintah dari Don Giantino, mereka menyebar ke berbagai titik untuk menghadapi robot yang tinggi besar. Mereka beraksi dalam sebuah tim yang terdiri dari dua orang.

***

Di sisi utara Centurion, Franz Giornino dan Mathhew Huxley tengah menghadapi Bravo Robo. Tinggi robot itu mencapai kisaran lima meter. Dari segi desain, robot itu terlihat sangat mirip seperti banteng dan truk peluncur rudal.  

Franz memanggil makhluk bernama Nightmare Skull yang berwujud kerangka tengkorak dengan dua buah pedang dari tulang. Dia langsung memerintahkan makhluk tersebut untuk menyerang Bravo Robo tanpa pikir panjang.

Berbeda dengan Franz, Matthew Huxley bertarung dengan mengandalkan Metal Battle yang dilengkapi dengan senjata penembak energi. Dia memusatkan energi bintangnya pada senjata tersebut dan menembakkannya ke Bravo Robo secara bertubi-tubi.

***

Isabella Heart dan Henrietta Lovarian bergerak ke sisi bagian barat untuk menghentikan Charlie Robo yang sedang mengamuk. Robot tersebut terlihat cukup ramping dengan tinggi mencapai dua setengah meter. Desainnya terinspirasi dari seekor kelinci dan mobil mini. 

Tanpa pikir panjang, Isabella langsung berubah menjadi manusia tawon raksasa. Dia berusaha menggunakan sengatannya untuk menyerang Charlie Robo. Dalam kondisi normal, sengatannya mampu membunuh manusia biasa dalam sekejap mata.

Pada saat yang bersamaan, Henrietta beratraksi dengan sangat lincah dengan tendangannya yang diperkuat energi bintang. Dia menggunakan alat pemberat dari logam di kedua kakinya sehingga tendangannya mampu menghasilkan daya rusak tinggi. 

***

Di wilayah Centurion bagian selatan, Rou Ledger dan Beck Gunner tengah bertarung sengit melawan Delta Robo yang tingginya mencapai sepuluh kaki. Robot itu mirip seperti harimau yang ganas dan truk pemadam kebakaran.

Rou mempunyai kemampuan untuk mengubah energi bintang menjadi es yang sangat dingin. Dia berusaha membekukan robot tersebut dengan berbagai upaya, tetapi robot tersebut mempunyai sistem pemanas yang bisa menangkal serangan-serangan Rou.

Dari kejauhan, Beck Gunner mengeluarkan berbagai senjata api koleksinya. Senjata-senjata tersebut telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dia bisa menyalurkan kekuatan bintangnya dengan maksimal.

***

Di sebelah timur, Jack Scouter bekerja sama dengan Richard untuk menghadapi Echo Robo. Tinggi robot itu mencapai tiga meter. Dalam hal desain, robot itu sangat mirip seperti seekor badak dan sebuah traktor.

Setelah mengamati kekuatan musuh secara sekilas, Jack langsung memanggil Black Centaurus dan mengeluarkan serangan pertamanya. Richard menyusul serangan itu dengan permainan pedangnya yang cepat dan penuh perhitungan.

“Apa lukamu sudah sembuh, Richard?” tanya Jack untuk memastikan.

“Luka ini bukan apa-apa. Aku tidak bisa diam saja saat teman-temanku sedang bertarung melawan musuh,” sahut Richard dengan nada yang sok kuat. Jack hanya tersenyum menanggapi hal tersebut.

Keduanya telah mengenal cukup lama sehingga mereka sudah mengetahui kemampuan masing-masing. Karena itulah, mereka mampu menjalin sinergi dengan baik sebagai rekan satu tim. 

***

Satu-satunya robot yang masih tersisa untuk dilawan adalah Omega Robo yang tingginya mencapai gedung lantai dua. Tampilan robot tersebut sangat mirip seperti mammoth dan kapal perang yang dilengkapi dengan senjata-senjata berat berbahaya.

Omega Robo kini sedang mengamuk di pusat Centurion dan menghancurkan apapun yang ada di hadapannya. Don Giantino tidak bisa membiarkan robot itu begitu saja. Dia langsung terjun ke medan pertempuran tanpa rasa gentar. 

Dalam pertempuran itu, dia dibantu oleh pasukan tentara elit militer Freiheit Federation. Pasukan itu mengendarai beberapa robot tempur yang memanfaatkan energi nuklir. Mereka mengepung Omega Robo dari berbagai arah. 

Di bawah perintah Don Giantino, mereka mengeluarkan serangan mereka pada waktu yang bersamaan. Mereka berusaha untuk menyerang secara terus menerus tanpa memberikan jeda waktu kepada Omega Robo untuk melakukan perlawanan.

Meskipun kekuatan musuh jauh lebih unggul, Don Giantino tidak menunjukkan rasa gentar sedikitpun. Dia hanya perlu bertahan sembari mengulur waktu semaksimal mungkin sampai bala bantuan datang ke Centurion. 

***

Di dalam pesawat jet, Doctor terus memantau situasi terkini di Centurion melalui berita online dan siaran langsung dari salah satu stasiun berita. Kekacauan di sana kian bertambah parah.

Doctor merasa sangat geram karena mereka belum sampai-sampai ke lokasi tujuan, padahal kondisinya sedang darurat. Meskipun pesawat yang ditumpanginya adalah pesawat jet tercepat di dunia, laju pesawat itu rasanya sangat lambat seperti motor butut. 

Satu menit yang berlalu rasanya sangat berharga bagi mereka. Jika mereka terlambat sedikit saja, konsekuensi terburuknya adalah Black Guardian dan seluruh Centurion akan hancur di tangan robot-robot tersebut. 

Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam lamanya, pilot pesawat jet itu akhirnya memberikan sebuah pengumuman bahwa mereka akan segera melakukan pendaratan darurat. Insiden tersebut membuat akses di seluruh bandara dan fasilitas publik ditutup.

Pesawat tersebut berhasil mendarat di sebuah area lapang yang terletak cukup jauh dari pusat wilayah Centurion. Lokasi tersebut adalah satu-satunya tempat yang aman dan tidak terdampak serangan robot.

Usai turun dari pesawat tersebut, Doctor meminta anggota timnya untuk menyebar ke seluruh wilayah dan menuju ke setiap titik yang menjadi medan pertempuran. 

“Sebelum kalian bertarung, aku hanya ingin mengatakan satu hal penting kepada kalian. Berjanjilah kepadaku bahwa kalian harus kembali dalam keadaan selamat!” ucap Doctor dengan nada yang serius. 

“Baiklah, Doc. Kau juga harus berjanji kepada kami untuk bertahan hidup setelah pertempuran ini berakhir!” sahut 45 dengan mantap mewakili perasaan teman-temannya yang ada di sebelahnya.

Tanpa membuang-buang waktu lagi, mereka pun langsung bergegas pergi untuk membantu rekan-rekan mereka yang sedang bertarung mati-matian melawan pasukan robot Dewa Kematian.

The Haunted GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang