Ahli Robotik

0 0 0
                                    

Melihat perubahan yang mendadak pada diri Dewa Kematian, Howard berusaha menyatukan kembali kepingan-kepingan keberanian yang sempat runtuh. Dia memperkuat kuda-kudanya dan menggenggam erat pedang energinya. 

Howard juga mengesampingkan fakta bahwa Richard saat ini kesulitan berhadapan dengan Alpha Robo. Dia ingin membantunya sebisa mungkin, tetapi situasinya tidak menghendaki hal tersebut.

Tanpa memedulikan situasi Howard, Dewa Kematian mengayunkan sabitnya dengan kecepatan penuh. Tebasan sabit itu membentuk sebuah lengkungan tajam yang bisa menyobek perut lawan seketika.

Howard membelokkan serangan tersebut dengan tepi bilah pedang energinya. Dia mencoba bermanuver dan menyelinap k belakang Dewa Kematian dengan menggunakan teknik Shadow Slash.

Akan tetapi, Dewa Kematian masih bisa mereaksi gerakan Howard dengan refleks yang mengesankan. Dia kemungkinan telah memprediksi arah dan pola serangan Howard melalui pertarungan tadi.

“Aku tidak bisa berlama-lama lagi bermain denganmu, Bocah. Aku harus memburu targetku yang hendak kabur. Terimalah ini, Guillotine Scythe!” ucap Dewa Kematian dengan nada yang dingin sembari mempersiapkan jurus pamungkasnya. 

Tanpa Howard sadari, Dewa Kematian melesat cepat menuju ke arah Howard dalam sekejap mata. Sabit orang itu nyaris saja memenggal kepala Howard. Andai dia telat sedetikpun, nyawanya mungkin sudah melayang.

Serangan barusan hanyalah permulaan. Dewa Kematian terus mendaratkan sabit merahnya dengan cepat nan agresif. Howard hanya bisa menangkis dan menghindar tanpa melakukan perlawanan balik.

Di tengah-tengah momen yang krusial, Howard mendengar suara teriakan Richard dari kejauhan. Meskipun samar, kedua matanya bisa menangkap bayangan Richard yang tersungkur ke tanah.

Momen itu membuat pertahanan Howard jadi terbuka. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan itu, Dewa Kematian langsung menebaskan bilah tajam sabit kematiannya ke tubuh Howard dengan kekuatan penuh. 

“AAARRRGGHH!” Howard berteriak menahan rasa sakit yang luar biasa. Tebasan itu tidak hanya meninggalkan sayatan menganga pada tubuh Howard, tetapi juga membuka kembali bekas jahitan luka lamanya. Darah pun mengucur dengan sangat deras.

“Riwayatmu berakhir sampai di sini, Bocah!” ucap Dewa Kematian yang sedang bersiap mengeluarkan satu serangan penghabisan.

Ketika dia hendak mengayunkan sabitnya ke arah Howard, gerakannya terhenti secara mendadak karena dia mendengar suara mirip mesin yang menderu keras disertai suara langkah seseorang.

Dewa Kematian terlihat mematung di tempat saat dia menyadari kedatangan Dr. Neuron beserta sebuah robot humanoid yang berdiri tegak di sampingnya. Dia mengurungkan niatnya untuk menghabisi Howard karena dia lebih khawatir dengan musuh yang baru datang.

Satu jam yang lalu, Dr. Neuron bersama dengan tim ilmuwan di perusahaan Robotic LINK menemukan informasi terbaru tentang robot yang sempat menyerang para Havenstar bersama Zero dan pasukan Jupiter.

Robot tersebut mempunyai program AI dengan kode algoritma yang unik beserta sistem pendukung yang canggih. Perusahaan robotik di dunia belum ada yang mampu menciptakan robot dengan model yang mutakhir seperti itu.

Firasat Dr. Neuron tiba-tiba berubah menjadi tidak enak setelah dia mengetahui fakta tersebut. Dia tahu bahwa hanya ada satu orang di dunia ini yang bisa membuat robot tersebut. Namun, orang itu sudah tewas bertahun-tahun yang lalu.

Saat Dr. Neuron menerima kabar tentang serangan Dewa Kematian beserta robotnya, dia langsung bergerak ke sana secepat mungkin dengan memanfaatkan jet pribadinya. Dugaannya sangat kuat bahwa Dewa Kematian adalah orang itu.

The Haunted GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang