Setelah beberapa menit berlalu, tegangan listrik itu pun berhenti menyengat tubuh Dr. Neuron. Efek dari serangan itu membuat tubuh Dr. Neuron jadi lemah. Selain itu, kekuatan magnetnya juga tidak lagi bisa diaktifkan.
Dengan wajah yang pasrah, Dr. Neuron sepertinya menyadari bahwa dia tidak mempunyai peluang untuk menang. Namun, dia tidak ingin mati sebelum dia mendapatkan jawaban pasti atas pertanyaan yang menghantuinya selama ini.
“Jawablah pertanyaanku, Cooper! Mengapa kau membunuh Profesor Albert?” ucapnya dengan kalimat yang terbata-bata.
“Tanpa perlu kuberitahu, kau pasti sudah mengetahui jawabannya. Dia adalah orang yang telah menghancurkan hidupku. Gara-gara dia, robot BRAIN pada waktu itu mengamuk di luar kendali. Aku sangat yakin kalau dia tidak ingin aku mendapatkan penghargaan Nobel,” ucap Dewa Kematian dengan suara yang tinggi.
“Tidak mungkin. Profesor Albert bukanlah tipe orang yang semacam itu. Aku sangat yakin bahwa ada pihak ketiga yang bermain di belakang. Kita semua sudah masuk ke dalam perangkap mereka pada saat itu,” jawab Dr. Neuron dengan tegas.
“Aku sudah melihat buktinya dengan jelas, Brengsek. Kata-katamu tidak akan mengubah tekadku. Aku akan menghancurkan kalian semua agar kalian bisa merasakan penderitaanku selama ini.”
“Bukankah tujuanmu sudah tercapai? Mengapa kau tega membunuh putri Profesor Albert dan orang-orang yang tidak bersalah?”
Dewa Kematian diam sejenak tanpa melakukan pergerakan. Setelah hening beberapa saat, dia kemudian mengeluarkan suara.
“Semenjak kecelakaan mobil pada hari itu, keluargaku hancur dan hidup dalam kesengsaraan. Mereka dipersekusi dan dikucilkan oleh orang-orang di sekitar mereka hingga mereka memutuskan untuk meminum racun demi mengakhiri hidup mereka. Alasan itu sudah cukup untuk membuatku melakukan semua ini,” balas Dewa Kematian yang telah dibutakan oleh dendam.
“Kau salah besar, Cooper! Kau tidak bisa melibatkan orang-orang yang tidak berdosa demi melampiaskan dendammu,” teriak Dr. Neuron. Dia berusaha menyakinkan mantan sahabatnya itu.
“Aku sudah tidak peduli lagi dengan semua itu. Satu-satunya tujuan hidupku hanyalah untuk membalas dendam agar aku bisa mati tanpa penyesalan.” ucap Dewa Kematian sembari menggenggam sabitnya kuat-kuat.
“Sebelum kau membunuhku, ada satu hal lagi yang ingin kutanyakan kepadamu, Cooper. Mengapa kau tidak membunuhku pada malam itu?” Dr. Neuron bertanya untuk yang terakhir kalinya.
“Karena kau adalah temanku. Namun, itu adalah cerita masa lalu. Kebencianku terhadapmu saat ini telah menumpuk karena kau terus mengagung-agungkan nama Profesor Albert di setiap forum dan seminar. Kau bahkan membangun kembali perusahaan yang telah kuhancurkan pada malam itu. Di saat kau terus melangkah maju, jiwaku semakin membusuk dan dipenuhi dengan kegelapan yang semakin mengakar kuat. Karena itulah, aku akan membunuhmu saat ini juga,”
Tidak lama setelah kalimat itu diakhiri, Dewa Kematian langsung mengayunkan sabitnya ke arah Dr. Neuron yang tergeletak lemas. Pria itu tidak bisa menghindar karena tubuhnya masih terlalu lemah dan sulit untuk digerakkan.
Pada detik-detik yang krusial tersebut, Howard dan Inspector tiba-tiba menyeruak masuk dari pintu ruangan tersebut. Mereka berhasil mendobrak pintu itu secara paksa dengan serangan penuh mereka.
Melihat situasi yang sedang kritis, Inspector langsung mengarahkan tongkatnya secara agresif untuk menghentikan serangan Dewa Kematian. Sementara itu, Howard bergegas menyelamatkan Dr. Neuron.
Howard mengeluarkan serum khusus buatan Doctor dan menyuntikkannya ke tubuh Dr. Neuron. Serum tersebut setidaknya bisa menghilangkan rasa sakit pada tubuh pria itu untuk sementara waktu.
![](https://img.wattpad.com/cover/369447477-288-k307089.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Haunted Ghost
AçãoThe Spirit of Fallen Star Part 3 Hantu dari masa lalu mulai memberikan teror bagi publik dan mengancam stabilitas perdamaian yang diciptakan oleh Hexagon. Dia adalah pembunuh yang dicari-cari oleh Howard selama ini. Hexagon membentuk sebuah tim khu...