Temuan Baru

1 0 0
                                    

Saat ini, Dr. Neuron beserta beberapa orang kepercayaannya berada di sebuah laboratorium khusus milik Robotic Link untuk meneliti tubuh Alpha Robo. Laboratorium itu dilengkapi dengan sistem komputer dan berbagai peralatan elektronik yang terlihat futuristik.

Robotic Link dikenal sebagai perusahaan teknologi terbesar di Freiheit Federation yang bergerak di bidang robotik dan AI. Selama dua puluh tahun terakhir, mereka telah mengembangkan robot-robot canggih yang bisa memudahkan pekerjaan manusia.

Perusahaan tersebut pertama kali didirikan oleh profesor robotik terkemuka, yaitu Dr. Albert en Fahrenheit. Dia juga merekrut beberapa ilmuwan muda yang jenius pada saat itu. Salah satunya adalah Dr. Neuron Smith yang kini menjabat sebagai CEO di perusahaan tersebut.

Setelah membedah dan menganalisis satu per satu bagian robot itu, mereka menemukan banyak informasi baru yang tidak terduga. Robot tersebut jauh lebih canggih dibandingkan buatan perusahaan mereka.

Dari sekian banyak item dan komposisi yang ada, mereka sangat tertarik dengan sebuah item berbentuk tabung yang mirip seperti sebuah baterai. Mereka tahu bahwa item tersebut berfungsi sebagai generator yang menjadi sumber daya utama robot tersebut.

Yang membuat Dr. Neuron sangat terkesan adalah tabung itu mampu menampung energi bintang seorang Havenstar dan menyalurkannya ke seluruh sistem persenjataan robot tersebut. Karena itulah, robot yang diciptakan oleh Dewa Kematian bisa mengeluarkan serangan berbasis energi bintang.

Temuan tersebut memperkuat bukti bahwa Dewa Kematian mempunyai hubungan dengan pasukan Winter. Kemungkinan besar, mereka berdua menjalin simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan bagi mereka.

Sesuai dengan prediksi Dr. Neuron, Dewa Kematian bukanlah orang asing atau musuh baru, melainkan hantu dari masa lalu yang bangkit dari kematian. Tanpa menunggu waktu lama, dia langsung melaporkan kabar tersebut kepada Don Giantino.

***

Di sebuah ruangan yang tidak begitu besar, Dr. Neuron terlibat pembicaraan yang sangat serius dengan Don Giantino. Gurat wajah mereka tampak tegang karena mereka menyadari adanya ancaman yang sangat berbahaya.

 “Dr. Hershel Cooper? Tidak mungkin. Bagaimana ceritanya dia masih hidup?” ujar Don Giantino dengan rasa tidak percaya. Seingatnya, pria tersebut telah mati akibat ledakan besar di laboratoriumnya sepuluh tahun yang lalu.

“Aku tidak tahu secara pasti. Namun, semua bukti yang ada pada saat ini memang mengarah kepada orang itu. Dia sepertinya berniat menghabisi seluruh pihak yang bertanggung jawab atas pemberhentian proyek BRAIN,” balas Dr. Neuron.

“Aku sebenarnya lebih mengkhawatirkan hubungan antara Cooper dengan Winter. Jika mereka berdua bekerja sama, bukan hal yang tidak mungkin jika mereka ingin membawa malapetaka bagi dunia ini,” jawab Don Giantino dengan nada yang terdengar panik.

“Kau benar. Aku menyarankan agar kita segera membentuk tim khusus yang memburu Dr. Cooper. Kita sepertinya membutuhkan bantuan dari tim intelijen negara untuk menemukan lokasinya pada saat ini.”

“Baiklah. Aku akan menghubungi seluruh pemimpin Hexagon untuk mengirimkan perwakilan mereka. Kira-kira, kita butuh berapa orang dalam tim tersebut?” tanya Don Giantino memastikan.

“Aku membutuhkan kira-kira sepuluh orang dalam tim tersebut. Aku mempercayakan pembentukan tim tersebut kepadamu karena aku masih ada urusan lain,” sahut Dr. Neuron dengan mantap. Lalu, dia pergi meninggalkan ruangan itu.

***

Pasca pertempuran melawan Dewa Kematian di Bandara Steinburg, Howard, Dino, dan Richard kini dirawat di salah satu rumah sakit di Centurion. Di antara ketiganya, keadaan Dino yang paling parah. Dia masih terbaring koma di ruang ICU.

Luka bakar yang dihasilkan oleh serangan Alpha Robo lebih serius dari yang mereka duga. Kulit Dino mengelupas hingga kemerahan. Dia membutuhkan perawatan yang intensif selama beberapa bulan agar dia bisa pulih dengan total.

Howard saat ini berdiri di sebuah balkon kamar rumah sakit sembari menatap langit. Bekas tebasan sabit Dewa Kematian kemarin telah dijahit oleh dokter, tetapi luka dan rasa perihnya masih sering kambuh apabila Howard terlalu banyak bergerak.

Entah mengapa, Howard merasa kesal dengan dirinya karena dia dikalahkan dengan mudah oleh pembunuh misterius itu. Dia berpikir bahwa seluruh usaha dan latihannya selama ini hanyalah sia-sia saja.

Di tengah kekesalannya, Doctor menyeruak masuk dari balik pintu. Dia terlihat membawa sebuah kantung plastik yang berisi roti dan beberapa cemilan ringan yang ditujukan untuk Howard.   

“Bagaimana kabarmu, Bocah?” tanya Doctor sembari meletakkan kantung plastik itu di atas meja yang ada di dekat ranjang Howard. 

“Sangat buruk, Doc. Aku kesal karena aku terlalu lemah,” jawab Howard sembari mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat. Doctor hanya tertawa melihat reaksi Howard yang seperti itu.

“Jadi, apa kau sudah melihat kekuatan Dewa Kematian?” tanya Doctor memastikan. Howard tertunduk lesu untuk sesaat sebelum dia membuka suara dan bercerita tentang pertarungannya lima hari yang lalu.

Doctor menyimak cerita Howard dengan seksama. Dia bisa mengerti perasaan anak itu karena dia pernah mengalami momen yang serupa ketika dia tidak berkutik di hadapan musuh yang lebih kuat darinya.

“Aku memang pria yang menyedihkan. Dengan kondisiku yang sekarang, aku tidak akan bisa mengalahkan dia dan menuntaskan dendamku selama ini,” ucap Howard di penghujung ceritanya.

“Aku hanya ingin memberitahumu satu hal penting. Kekalahan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan seorang manusia. Kau bisa menyadari kelemahanmu agar kau bisa bangkit dan tumbuh menjadi lebih kuat dari sebelumnya,” ucap Doctor dengan niat menyemangati Howard.

“Kau benar, Doc. Sepertinya, aku harus bertambah lebih kuat lagi dalam waktu singkat ini,” balas Howard. Jika dibandingkan beberapa saat yang lalu, dia kin terlihat sedikit lebih bersemangat.

“Ehm, ada satu lagi yang ingin aku sampaikan. Aku menerima pesan dari Don Giantino bahwa Hexagon telah mengungkap teka-teki dari Dewa Kematian. Mereka sedang membuat tim khusus yang dipimpin Dr. Neuron untuk memburu pembunuh tersebut,” ucap Doctor dengan tegas.

“Jadi, kau ingin merekomendasikanku untuk bergabung?” 

“Aku sebenarnya ingin mengajukan Mick atau 45. Namun, kau pasti akan marah besar dengan keputusanku. Karena itulah, aku ingin meminta pendapatmu terlebih dahulu,” balas Doctor sembari tertawa kecil. Dari tatapan Howard, pria bertopeng itu bisa langsung mengerti bahwa anak itu memang ingin bergabung dengan tim tersebut. 

“Biarkan aku ikut bertarung bersama Dr. Neuron, Doc. Aku tidak peduli dengan kondisiku saat ini,” ucap Howard dengan penuh keyakinan. Dia ingin segera membalas kekalahannya secepat mungkin.

“Sesuai dugaanku. Jika kau memang ingin pergi, aku memberimu dua syarat yang harus kau patuhi. Pertama, kau harus menuruti setiap perintah Dr. Neuron. Kedua, kau tidak boleh memaksakan diri dan berbuat nekat,” ucap Doctor dengan nada yang serius. Dia kemudian memberikan kotak khusus yang berisi tiga buah serum. 

“Apa ini, Doc?” tanya Howard dengan rasa penasaran.

“Aku tahu bahwa lukamu masih belum sembuh secara total. Serum itu mirip seperti anestesi yang menghilangkan rasa sakit pada tubuhmu selama lima jam. Kau harus menggunakannya secara bijak. Jika efek serum itu habis, rasa sakit pada lukamu akan terasa lebih pedih dari sebelumnya.”

“Terima kasih, Doc. Kau memang selalu bisa kuandalkan. Ehm … jadi, kapan tim khusus tersebut melakukan penyerangan?”  

“Aku belum tahu secacra pasti. Aku menyarankan agar kau beristirahat dengan maksimal sembari menunggu kabar lebih lanjut. Jangan sampai lukamu kambuh sebelum kau bertarung!” Doctor mengakhiri kalimatnya dengan sebuah peringatan yang sangat tegas. 

The Haunted GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang