Ketika Howard sibuk bertarung melawan Dewa Kematian, Dino dan Richard berjuang mati-matian untuk mengalahkan robot yang setinggi tiga meter. Robot itu berwarna merah pekat dan terbuat dari logam yang keras seperti armor milik pasukan Jupiter.
Rancangan robot tersebut terlihat seperti sebuah tank tempur dan kepalanya berbentuk oval dengan antena di kedua sisi. Di bagian kanan dada robot itu tertulis simbol huruf “A” yang kemungkinan besar berfungsi sebagai kode.
Jika dibandingkan dengan robot yang menyerang Dino pada Festival Havenstar tempo lalu, robot tersebut menunjukkan spesifikasi yang lebih unggul sekaligus canggih. Kemampuannya sangat seimbang dalam hal ofensif dan defensif.
Yang paling membuat mereka waspada adalah robot itu mampu mengeluarkan energi bintang. Entah bagaimana mekanismenya, pola serangan robot itu mirip seorang Reactor yang melepaskan energi untuk menyerang lawan.
Selama pertarungan berlangsung, Dino yang memasuki wujud T-Rex belum mampu memberikan serangan yang fatal ke arah robot itu, padahal dia sudah mengerahkan seluruh tenaganya. Gaya bertarungnya pun menjadi semakin agresif.
Richard juga merasakan keluhan yang sama dengan Dino. Pedangnya hanya mampu menggores sisi terluar tubuh robot itu. Dia khawatir pedang itu menjadi tumpul bahkan patah apabila pertarungan itu diteruskan lama-lama.
Saat Dino dan Richard sibuk bertarung, Humbert yang tidak tahu apa-apa soal pertempuran hanya bisa bersembunyi di balik dinding terminal bandara. Dia menghubungi ayahnya untuk mengirimkan bala bantuan secepatnya.
“Richard, seranglah dari arah depan! Aku akan menghajarnya habis-habisan dengan T-Rex Revolution,” teriak Dino sembari mempersiapkan serangan berikutnya. Dia ingin menggunakan Richard sebagai umpan untuk mengalihkan fokus robot tersebut.
Sesuai arahan Dino, Richard langsung mengeluarkan tusukan maut Thrusting Arrows ke arah robot dengan sangat cepat. Robot itu menggunakan kedua tangannya untuk memblokir serangan Richard.
Saat fokus robot itu tertuju pada Richard, Dino menyelinap diam-diam dari arah belakang. Kemudian, dia langsung mengunci pergerakan tubuh robot itu dan berniat menggigitnya dengan taring dinosaurusnya.
Namun, robot itu memberontak seketika dengan tenaga yang sangat brutal. Posisi Dino menjadi goyah hingga dia dipentalkan dengan mudah oleh robot itu. Tubuhnya terpelanting dengan sangat keras.
Saat tubuh Dino berada di udara, robot itu mengeluarkan serangkaian tembakan meriam energi dari tangan kirinya. Meskipun Dino mampu menahan tembakan itu, kedua tangannya mengalami luka bakar yang cukup serius.
Robot itu berencana untuk mengeluarkan serangan lanjutan ke arah Dino. Akan tetapi, Richard menahannya dengan sangat cekatan. Dia ayunkan pedangnya secara vertikal dari bawah ke atas.
“Dino, apa kau baik-baik saja?” teriak Richard untuk memastikan keadaan anak itu.
“Aku tidak akan terbunuh hanya gara-gara serangan barusan,” balas Dino dengan nada yang kesal. Dia terlihat beranjak dari posisinya dan kembali memasang kuda-kuda untuk menyerang robot tersebut.
Dino mengarahkan cakar-cakarnya dengan sangat brutal. Dia juga memperkuat serangannya dengan energi bintang sehingga dampak kerusakan yang dihasilkan bisa lebih parah. Efek serangan itu membuat robot itu jadi terlihat lebih waspada.
Tanpa diduga, robot itu membuka mulutnya yang menyimpan mesin penembak rahasia. Sebuah tembakan energi berkecepatan penuh hendak dilepaskan ke Dino yang sedang terkejut.
“Menghindarlah, Bodoh!” teriak Richard dari kejauhan. Teriakan itu mengembalikan kesadaran Dino yang sempat hilang selama sepersekian detik.
Sialnya, Dino tidak menghindari serangan secara sempurna. Tembakan energi robot itu berhasil menembus tubuh T-Rex Dino yang terkenal sangat keras, tepatnya di sekitar jantungnya. Dia terlihat mengeluarkan darah hingga tubuhnya tersungkur ke tanah.
Ketika Richard terlalu fokus kepada Dino, robot itu tanpa diduga menyadari kehadiran Humbert yang tidak jauh dari lokasinya. Secara otomatis, robot itu langsung mengarahkan serangannya ke arah putra Pak Presiden.
“Target telah terkunci. Alpha Robo sedang menuju ke sana,” ucap robot itu dengan suara mesin yang dingin dan tanpa emosi. Sepertinya, ia baru saja menerima perintah khusus dari Dewa Kematian.
Kedua tangan robot itu terlihat sedang mengisi ulang energi dalam jumlah besar. Energi itu akan diubah menjadi sebuah tembakan masif yang bisa menghabisi nyawa seseorang dalam seketika.
“Tunggu dulu, Robot Brengsek!” teriak Richard dengan nada yang mulai terdengar putus asa. Dia mencoba mengganggu fokus robot itu dengan tebasan pedangnya. Sayangnya, robot itu tidak goyah sama sekali usai menerima serangan Richard.
Tak lama kemudian, robot itu menembakkan dua meriam energi berkecepatan tinggi ke arah targetnya. Humbert menyadari bahwa posisinya sedang berada bahaya, tetapi kakinya tidak bisa digerakkan.
Pada detik-detik terakhir, Dino tanpa diduga bangkit dari posisinya dengan cara memaksakan diri. Dia berlari secepat mungkin untuk melindungi Humbert dengan segenap jiwa dan raganya.
Dino menggunakan tubuhnya sebagai tameng untuk memblokir kedua meriam energi Alpha Robo. Saat meriam itu terkena kontak fisik dengan tubuhnya, meriam itu langsung menghasilkan ledakan yang sangat masif.
Ledakan itu membuat kulit Dino terbakar hingga dia kehilangan kesadaran dirinya. Dia langsung terjatuh dan tergeletak ke atas tanah dan kembali ke wujud manusianya secara otomatis.
Richard merasa sangat frustasi melihat Dino dihabisi tepat di depan kedua matanya. Belum lagi, dia menyadari bahwa Howard juga sedang berada dalam posisi yang terancam. Dia tampak kewalahan melawan si Dewa Kematian.
Pada saat ini, Richard benar-benar berada dalam posisi yang tidak diuntungkan. Dia dihadapkan pada dua opsi yang sulit untuk diputuskan, yaitu menolong Howard atau Humbert yang juga diincar oleh Alpha Robo.
Dengan berat hati, Richard memilih opsi yang kedua. Dia lebih mementingkan misi yang telah dipercayakan kepada mereka bertiga. Jika Howard atau Dino berada dalam posisinya, mereka berdua mungkin akan melakukan hal yang sama.
Richard langsung mengangkat pedangnya dan menghentikan Alpha Robo yang semakin dekat ke lokasi Humbert. Dia mengerahkan seluruh kekuatannya sehingga serangannya menjadi semakin agresif.
“Lawanmu adalah aku, Robot Brengsek!” ucap Richard dengan lantang. Dia mengeluarkan jurus terbaiknya untuk menghancurkan robot itu, mulai dari Flash Arrow, Death Trap Arrows, hingga Double Speed Flash Arrow.
Serangkaian serangan Richard mampu meninggalkan sayatan pada tubuh logam Alpha Robo. Namun, robot itu sepertinya masih menyimpan tenaga yang besar. Kekuatannya belum menurun sejak tadi.
“Humbert! Sebaiknya kau segera lari dari tempat ini. Pergilah ke tempat yang aman! Aku akan menahan robot ini sebisa mungkin!” teriak Richard dengan suara yang serak. Tanpa banyak berkata-kata, Humbert pun memaksakan diri untuk menjauhi medan pertempuran itu.
Setelah melihat putra Pak Presiden pergi, Richard bisa bernapas sedikit lega. Dia kembali memfokuskan pandangannya ke arah Alpha Robo sembari memikirkan cara terbaik untuk keluar dari situasi tersebut.
Entah mengapa, Alpha Robo jadi terlihat sangat aneh. Mata robot itu menyala sangat terang. Selang beberapa detik, tubuhnya memunculkan berbagai persenjataan berat, seperti bazooka, senapan mesin, dan roket yang terletak di beberapa titik.
“Alpha Robo: Hunter Mode Activation,” ucap robot itu dengan nada datar tapi menakutkan.
Richard langsung tercengang melihat pemandangan tersebut. Kedua kakinya gemetaran dan pertahanannya pun lekas goyah. Menurutnya, robot itu kini terlihat seperti mesin pembunuh yang sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Haunted Ghost
ActionThe Spirit of Fallen Star Part 3 Hantu dari masa lalu mulai memberikan teror bagi publik dan mengancam stabilitas perdamaian yang diciptakan oleh Hexagon. Dia adalah pembunuh yang dicari-cari oleh Howard selama ini. Hexagon membentuk sebuah tim khu...