Epilog
Taburan bintang yang kerlap-kerlip dan bulan purnama yang bersinar terang membuat malam ini jadi tambah bersahabat. Malam ini, Howard ingin menciptakan kenangan yang indah bersama dengan Margareth.
“Jadi, kita mau ke mana malam ini?” tanya Margareth yang telah berdandan cantik dengan dress merahnya yang merona seperti sekuntum bunga mawar. Gadis itu telah berdandan semaksimal mungkin agar dia bisa membuat Howard terkesan.
“Jika kuberitahu sekarang, bukan kejutan lagi namanya,” jawab Howard dengan senyuman lebar. Dia menuntun Margareth dengan hati-hati ke arah jok belakang motornya. Tak lama kemudian, mereka pun langsung melengang dengan cepat di jalanan.
Pertama-tama, Howard mengajak gadis itu untuk menonton sebuah pertunjukan opera yang diselingi oleh musik orkestra. Pertunjukan tersebut terlihat sangat berkelas hingga Margareth sampai tidak bisa berkata-kata.
Setelah itu, mereka berdua menikmati makan malam di sebuah restoran mewah. Sembari menikmati menu yang disajikan pelayan, mereka berbincang-bincang hangat hingga keduanya terlihat seperti pasangan yang serasi.
Setelah merenungi perkataan William, Howard akhirnya sadar bahwa dia harus merelakan kepergian Rose dan membuka hatinya untuk cinta yang baru. Kata hatinya berkata bahwa gadis yang bersamanya saat ini adalah pilihan yang tepat untuk memulai lembaran baru dalam hidupnya.
Sebagai penutup kencan mereka pada malam itu, Howard mengajak Margareth untuk menuju ke area puncak. Di sana, mereka bisa melihat kerlap-kerlip lampu perkotaan sembari berbicara dari hati ke hati secara leluasa.
"Aku tidak pernah menduga bahwa kau bisa menjadi cowok yang seromantis ini," ucap Margareth sembari menatap Howard lekat-lekat. "Dari awal, aku memang pria yang romantis. Hanya saja, aku belum sempat memperlihatkan hal tersebut kepadamu."
"Lalu, apa yang membuatmu berubah pikiran? Bukankah kau masih terpaku dengan masa lalumu bersama gadis bernama Rose?"
"Perkataanmu mungkin benar. Sampai kapanpun, aku memang tidak akan pernah bisa melupakan Rose. Akan tetapi, aku sadar satu hal bahwa hidup masih terus berlanjut. Aku harus memulai lembaran baru dan melepas bayang-bayang masa lalu yang menghantuiku."
Margareth tersenyum mendengar perkataan barusan. Dia merasa lega karena Howard sudah bisa move on. "Jadi, apa tujuanmu saat ini?"
Howard termenung sejenak sebelum dia menjawab pertanyaan tersebut. Dia belum memikirkan tujuan baru setelah dia mengalahkan Dewa Kematian. Namun, dia sangat yakin akan satu hal.
"Untuk saat ini, aku akan terus berlatih agar aku bisa tumbuh menjadi lebih kuat karena musuh masih mengintai di luar sana. Kita tidak boleh lengah sedikitpun. Aku tidak ingin kehilangan lagi hal-hal yang berharga bagiku."
"Ngomong-ngomong, apakah kau tergabung dalam misi penyelamatan Natalie?" ucap Margareth. Entah mengapa, gadis itu tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraan menjadi serius.
"Dari mana kau tahu informasi tersebut?" Howard merespons pertanyaan itu dengan ekspresi terkejut karena dia belum bercerita kepada siapapun tentang misi itu. "James yang memberitahuku."
"Maaf, aku tidak berniat menyembunyikannya darimu. Seperti yang kau bilang barusan, aku beserta James dan Patrick akan pergi ke Republik Victorian dalam dua hari lagi jika semuanya berjalan tanpa kendala."
Margareth tiba-tiba terdiam tanpa suara. Dia sebenarnya ingin mencegah mereka pergi karena dia takut ada hal yang buruk terjadi. Akan tetapi, dia tidak bisa berbuat banyak karena hal itu sudah menjadi kesepakatan Doctor dan mereka.
"Margareth …"
Lamunan gadis itu seketika buyar. Tanpa dia sangka-sangka, Howard mencium bibirnya dengan lembut. Ciuman mereka berlangsung selama beberapa menit sampai akhirnya ciuman itu terhenti dengan sendirinya.
Margareth tidak mampu berkata-kata lagi. Rasa terkejut dan bahagia bercampur aduk. Rasanya, dia ingin menghentikan waktu agar dia bisa merasakan momen itu untuk selamanya.
"Margareth, aku janji akan melindungi James dan kembali dari misi itu dengan selamat," ucap Howard dengan penuh keyakinan. Margareth tersenyum. Lalu, dia memeluk tubuh Howard dengan erat sembari berbisik.
“Aku percaya padamu."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Haunted Ghost
AksiThe Spirit of Fallen Star Part 3 Hantu dari masa lalu mulai memberikan teror bagi publik dan mengancam stabilitas perdamaian yang diciptakan oleh Hexagon. Dia adalah pembunuh yang dicari-cari oleh Howard selama ini. Hexagon membentuk sebuah tim khu...