SOS

0 0 0
                                    

Ketika seluruh teman-temannya sibuk bertarung melawan para robot, Blue Leviathan mendapatkan misi khusus dari Don Giantino. Dia harus melindungi Presiden Morgen Holt beserta orang-orang penting yang diincar oleh Dewa Kematian, termasuk William yang masih terbaring koma. 

Mereka semua berlindung di sebuah ruangan bawah tanah yang dilengkapi dengan sistem penjagaan yang sangat ketat. Don Giantino mewanti-wanti kepada Blue agar dia tidak mengendurkan penjagaannya sama sekali.

Menurut perkiraan Don Giantino, Dewa Kematian masih hidup di suatu tempat. Dia sedang bergerak secara diam-diam dan mengambil kesempatan di balik kekacauan tersebut untuk menghabisi nyawa targetnya.

Dalam menjalankan misinya, Blue ditemani oleh para tentara yang ikut mengawal keamanan ruangan tersebut. Mereka selalu memantau situasi dan memberi laporan kepada Blue apabila ada sesuatu yang mencurigakan.

Akan tetapi, Blue tiba-tiba merasakan ada yang janggal karena komunikasinya dengan para tentara terputus secara tiba-tiba. Tidak lama setelah itu, dia mendengar suara langkah kaki seseorang yang berjalan melewati lorong. Langkah itu mendekat ke arahnya secara perlahan-lahan.

Jantung Blue berdegup dengan sangat kencang saat dia melihat kehadiran sosok yang tidak dia harapkan untuk datang. Dia langsung memasang kuda-kuda karena musuh sudah berdiri di hadapannya dengan sabit merahnya yang bercampur darah.

Dalam satu kali pandangan, Blue bisa menyimpulkan bahwa pembunuh itu baru saja menghabisi seluruh tentara yang berjaga di pintu masuk. “Ternyata masih ada tikus bodoh yang menjaga tempat ini,” ucap Dewa Kematian dengan suara yang dingin tanpa emosi. 

“Jangan meremehkanku, Brengsek! Aku akan menghabisimu di tempat ini sekarang juga,” balas Blue dengan tinju yang mengepal kuat-kuat. Dia perlahan memancarkan energi bintang dari tubuhnya hingga tubuhnya mengalami transformasi secara perlahan-lahan.

Dalam hitungan detik, Blue sudah berada dalam wujud manusia ikan paus pembunuh. Dia langsung mengambil langkah pertama dan memulai pertempuran tersebut tanpa basa-basi. Serangkaian tinju bertenaga dihantamkan oleh Blue tanpa rasa ampun.

Dewa Kematian menghindari setiap serangan Blue dengan langkah yang sangat cepat dan akurat. Sembari menghindar, dia berusaha mengayunkan sabit tajamnya kuat-kuat untuk menyerang balik.   

Blue terus memukul mundur Dewa Kematian dan menjauhkannya dari ruangan perlindungan para target. Namun, alur pertarungan tersebut tidak semudah yang dia pikirkan. Dewa Kematian terlalu kuat untuk dia hadapi seorang diri.

 “Mengapa wajahmu panik seperti itu? Apa kau takut dengan kekuatanku?” tanya Dewa Kematian tanpa menurunkan tempo serangannya ke arah Blue. 

Pria itu tidak banyak merespons dan hanya menggerutu kesal. Walaupun dia bersusah payah melancarkan serangan-serangan terbaiknya, dia belum bisa memberikan serangan yang fatal ke arah musuh.

Sebaliknya, Dewa Kematian malah semakin beringas dalam memainkan senjatanya. Saat Blue mengendurkan pertahananannya untuk sesaat, tubuhnya tanpa sadar terkena tebasan sabit tajam Dewa Kematian yang melesat cepat seperti peluru.

Baru kali ini, Blue berhadapan secara langsung dengan musuh yang level kekuatannya berada di atasnya. Satu-satunya cara yang sempat terpikirkan oleh Blue hanyalah bertahan dan mengulur waktu semaksimal mungkin. 

Blue telah mengirimkan pesan SOS kepada seluruh rekan-rekannya agar mereka mengirimkan bantuan. Dia sempat pesimis karena tidak ada satupun yang merespons panggilan Blue.

Namun, harapan itu bangkit kembali ketika Blue mendengar suara seorang pria dari alat komunikasinya. “Di mana posisimu saat ini?” ucap pria itu dari seberang sana. “Ruang perlindungan bawah tanah di dekat persimpangan titik barat dan titik utara Centurion,” jawab Blue dengan cepat.

The Haunted GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang