Saat melihat tubuh Dewa Kematian, Howard jadi teringat dengan robot X-1 buatan Dr. Neuron. Desain dan rancangan tubuh pembunuh itu sangat persis. Hanya saja, tubuh robot itu berwarna hitam kemerahan.
Howard tidak mempunyai waktu untuk terheran-heran karena Dewa Kematian bersiap untuk menghabisi nyawanya. Dengan kedua sabitnya, pembunuh itu langsung melancarkan tebasan-tebasan yang jauh lebih sulit diprediksi.
Dewa Kematian melakukan berbagai manuver dengan menggerakkan kedua kakinya. Dia mengkombinasikan berbagai pola serangan, mulai dari tebasan melingkar, tebasan ganda secara vertikal, dan tebasan acak secara bertubi-tubi.
Ketika Dewa Kematian sibuk menyerang Howard, Inspector dari arah belakang berusaha menyerang pembunuh itu dengan tongkatnya. Dia mengeluarkan serangan Pillar Whale dengan tusukan lurus berkecepatan penuh.
Dewa Kematian yang menyadari serangan tersebut langsung mengayunkan sabit di tangan kirinya untuk menangkis teknik Inspector. Dia lalu membalikkan tubuhnya dengan cepat dan mengayunkan sabit di tangan kanannya ke arah Dewa Kematian.
Inspector tampak kesulitan menahan serangan acak nan cepat yang dikeluarkan oleh Dewa Kematian. Melihat hal tersebut, Howard langsung berinisiatif untuk membantunya. Dia melancarkan tebasan Diagonal Cutter ke arah pembunuh tersebut.
Meskipun Dewa Kematian diserang dari dua sisi, dia tidak gentar sama sekali. Dia mampu memainkan kedua sabitnya dengan sangat terampil layaknya seorang maestro yang berpengalaman.
Di tengah pertarungan yang sengit itu, Howard lengah sesaat hingga gerakannya jadi tidak teratur. “Brengsek, mengapa lukaku kambuh di saat yang tidak tepat?” ucapnya kesal. Efek serum penghilang rasa sakit yang dia minum beberapa saat yang lalu sepertinya sudah hampir habis.
Inspector yang menyadari hal itu berusaha untuk mengambil alih pertarungan. Dia menerima setiap serangan yang dikeluarkan Dewa Kematian. Dengan cara itu, dia memberi sedikit jeda kepada Howard agar anak itu bisa mengembalikan fokusnya.
“Di mana kesombonganmu tadi, Bocah?” ucap Dewa Kematian ketika dia menyadari ada yang janggal pada diri Howard. Dia merasa bahwa gerakan anak itu tidak setangkas beberapa menit yang lalu.
“Diamlah, Brengsek! Aku sedang memikirkan strategi untuk menghabisimu,” jawab Howard yang mencoba menutupi kelemahannya. Setelah dia kembali fokus, dia menata ulang kuda-kudanya untuk menyerang pembunuh itu.
Howard mengayunkan pedang energinya dengan beringas. Selain itu, dia menggunakan sedikit tipuan agar pembunuh itu lengah. Saat dia menemukan celah pada pertahanan pembunuh itu, dia langsung mengayunkan teknik Diagonal Cutter ke arah pembunuh tersebut.
Namun, Howard sangat terkejut karena serangannya meleset pada detik-detik terakhir.
“Kau terlihat sangat menyedihkan, Bocah. Apa kau pikir aku akan terjebak dalam trik murahanmu itu? Aku hanya berpura-pura lengah dan mengikuti alur permainanmu,” ucap Dewa Kematian yang tengah berusaha mengayunkan sabitnya ke kepala Howard secara langsung.
Melihat hal tersebut, Inspector tidak tinggal diam begitu saja. Dia mengambil langkah cepat untuk menyelamatkan Howard. “Jangan sampai melupakanku, Tengkorak Brengsek!” ucapnya sembari menghantamkan tongkatnya ke pembunuh itu.
“Sialan! Berani-beraninya kau mengganggu aksiku barusan!” Dewa Kematian tampaknya sangat kesal. Dia refleks menusukkan ujung kedua sabitnya ke arah Inspector untuk meluapkan kekesalannya.
Sembari menghindar, Inspector berusaha untuk mengeluarkan serangan balik dengan teknik Pillar Break. Dia mengayunkan tongkatnya secara horizontal dan menghantamkannya ke tubuh Dewa Kematian dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Haunted Ghost
ActionThe Spirit of Fallen Star Part 3 Hantu dari masa lalu mulai memberikan teror bagi publik dan mengancam stabilitas perdamaian yang diciptakan oleh Hexagon. Dia adalah pembunuh yang dicari-cari oleh Howard selama ini. Hexagon membentuk sebuah tim khu...