36. Tolong mama kei, dokter.

433 85 15
                                    

Mala tampak kesal karena sedari tadi raden belum kembali, kemana ia membawa kekasihnya itu? Apa ia tenga membujuk kekasihnya itu agar tak marah lagi? Ah entah lah rasanya ia ingin menghilang saja dimuka bumi ini.

"Mama.." Mala menunduk kala mendengar panggilan dari putri kecilnya, keisya.

"Kenapa kei?" Ucapnya dengan mengusap pucuk kepala putrinya

"Papa kemana ma? Kok lama banget sih, kei capek berdiri terus." Ujar kei, si gadis kecil.

Yah, saat ini mala dan putrinya tenga menunggu raden diluar mall, andai saja mala membawa uang mungkin ia tak akan menunggu kedatangan pria itu untuk menjemputnya namun sayang seribu sayang ia tak membawa uang sepeser 'pun, menunggu raden 'pun rasanya tak mungkin lagi karena sebentar lagi akan pergantian waktu, siang menjadi malam

"Maaf'in mama ya kei? Gimana kalo kita jalan aja dulu siapa tau nanti ketemu papa kei dijalan." Tutur mala

Gadis kecil itu mengangguk sembari menggandeng tangan mala. "Ayo ma, kei gapapa jalan kaki yang penting sama mama." Jawab keisya membuat mala tersenyum

Kedua melangkah 'kan kaki menyelusuri jalan, sebentar lagi hari akan gelap karena saat ini sudah pukul lima sore membuat mala dan sang putri mempercepat langkahnya.

"AWAS.." Terdengar suara dari arah belakang mereka membuat keduanya berpaling kebelakang dan melihat sebuah mobil melaju kencang dan tidak terkendali menuju mereka.

"KEI AWAS.." Mala mendorong tubuh mungil putrinya sedangkan tubuhnya sendiri saat ini sudah terpental jauh akibat mobil tersebut

Brak

"MAMA.." Pekik keisya histeris kala melihat tubuh mamanya terpental, karena sorongan mamanya kaki gadis itu sedikit terluka tapi lebih terluka hatinya yang melihat keadaan memiluhkan mamanya.

Mobil itu menabrak mala kecang hingga hingga sang empuh terpental jauh, napas mala terengah-engah dengan kepalanya mengeluarkan darah begitu 'pun dengan bagian tubuhnya yang lain.

Mobil itu menabrak mala kecang hingga hingga sang empuh terpental jauh, napas mala terengah-engah dengan kepalanya mengeluarkan darah begitu 'pun dengan bagian tubuhnya yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mama!" Kei menghampiri mamanya dengan banjir air mata, tubuh gadis kecil itu bergetar hebat.

Keadaan saat ini sangat sepi dan sunyi, mereka bukan berada dikeramaian hingga tak ada satu 'pun orang menolong mereka bahkan seseorang yang menabrak mereka tadi 'pun tak sadarkan diri di dalam mobilnya

"Ja-jangan nangis kei, ma-ma baik-baik aja." Ucap mala terbata-bata, rasanya napasnya tercekat

"Hiks.. mama terluka, ada darah banyak keluar dari tubuh mama hiks.." ucap sang gadis kecil dengan isak tangisnya

Mala mengangkat tangannya dengan susah paya, membelai wajah putri kecilnya yang penuh ketakutan itu. "An-anak mama ku-at, ja-jangan nangis kei, ter-senyum ya-ng ma-manis ma-ma mau lihat."

Gadis kecil itu mengusap matanya yang terus mengeluarkan air mata, ia mulai tersenyum walau diiringi dengan jatuhnya air mata. "Kei tersenyum mama, tapi mama jangan tinggalin kei hiks.. biar senyum kei gak hilang." Ucap sang gadis kecil dengan isak tangisnya.

Mala Dan DunianyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang